Saturday, April 28, 2018


                              Sumber gambar : http://ilmunyageografi.blogspot.co.id/

1.       Istilah geografi pertama kali diperkenalkan oleh ...
a.       Bernadus veranus
b.      Anaximandros
c.       Erasthotenes
d.      Claudius ptolemeus
e.      Alferd wegener

2.       Geografi adalah suatu penyajian dengan peta dari sebagian permukaan bumi. Kalimat di atas merupakan pendapat dari ...
a.       Huntington
b.      Claudius ptolomeus
c.       Karl rither
d.      Erastotenes
e.      Alferd wegener

3.       Yang merupakan tokoh geografi beraliran fisis determinis, kecuali ...
a.       Cladius ptolomeus
b.      Friederich ratzel
c.       Darwin
d.      Hunting ton
e.      Karl Rither

4.       Geografi merupakan suatu studi tentang persamaan dan perbedaan geosfer. Oleh karena itu geosfer merupakan ...
a.       Objek fungsional geografi
b.      Objek regional geografi
c.       Objek material geografi
d.      Objek formal geografi
e.      Objek lingkungan geografi

5.       Geografi adalah suatu studi tentang variasi keruangan permukaan bumi. Definisi ini diberikan oleh ...
a.       John W.Alexander
b.      Haggett
c.       La Blache
d.      Lamboy
e.      Ratzel

6.       Yang mendapat julukan bapak geografi sosial modern adalah ...
a.       Ferdinand Von Richoffen
b.      Richard hartshorme
c.       John W Alexander
d.      Paul Vidal De La Blanche
e.      Cladius ptolomeus

7.       Pada awalnya geografi hanya bersifat cerita tentang kesan-kesan perjalanan dari berbagai penjuru bumi, tanpa memperhatikan ketetapan letak muka bumi dan karakteristiknya. Tulisan semajam ini dikenal dengan nama ...
a.       Kronologi
b.      Korografi
c.       Korologi
d.      Logografi
e.      Biografi

8.       Yang merupakan objek formal geografi adalah ...
a.       Region
b.      Geosfer
c.       Biosfer
d.      Antroposfer
e.      Atmosfer

9.       Fenomena atmosfer, hidrosfer, litosfer, dan biosfer dipelaajari dalam...
a.       Geografi sosial
b.      Geografi umum
c.       Geografi region
d.      Geografi manusia
e.      Geografi fifis

10.   Rhoad Murphey mengemukakan 3 pokok ruang lingkup studi geografi. Dari ketiga pokok tersebut yang merupakan studi paling komprehensif dan terintegrasi adalah ...
a.       Persebaran dan hubungan manusia di permukaan bumi
b.      Kerangka regional dan analisis wilayah
c.       Interaksi masyarakat dengan lingkungan fisik
d.      Hubungan fenomena keruangan
e.      Persebaran keruangan di muka bumi

KUNCI JAWABAN:

1.       C                     2. B                         3. A                        4. C                         5. A
6.   D                      7.  D                       8. A                        9. E                         10. C

Soal Perkembangan Ilmu Geografi Lengkap Dengan Kunci Jawaban Bagian 2 dapat dilihat DI SINI






ETNISITAS VS NASIONALISME

Sisi negatif nasionalisme dalam Hans Peter (2005) terdapat empat bagian yaitu:
Pertama, dengan adanya rasa nasionalisme beberapa kelompok rela memperebutkan sesuatu atas nama tanah air, dan terkadang rasa nasionalisme juga memunculkan rasa cinta secara berlebihan (Chauvinisme). Sebagai contoh seorang Adolf Hitler mantan ketua partai Nazi, yang menganggap bahwa hanya negara dan bangsanya yang paling unggul jika dibandingkan dengan negara dan bangsa lainnya. Kedua, sekalipun nasionalisme tidak menggunakan konfrontasi militer, namun nasionalisme bisa menjadi hambatan bagi sebuah negara dalam menjalin kerjasama dengan negara lain. Ketiga, rasa nasionalisme yang berlebihan juga akan merusak hubungan antara politik dan ekonomi suatu negara. Oleh karenanya, nasionalisme bisa mendorong adanya sebuah kerusakan negara sehingga mampu menggoyahkan stabilitas hubungan aspek ekonomi dan politik yang berkelanjutan. Keempat, jika nasionalisme tumbuh dalam sebuah negara yang dipimpin oleh pemerintahan yang diktator, maka bisa mendorong rakyatnya melakukan pemberontakan atau nationalism movement. Ketidaksamaan pendapat atau mungkin perbedaan ideologi ditambah dengan besarnya rasa nasionalisme bisa menyebabkan suatu masyarakat memilih untuk lepas dari kedauatan  dan ikatan sebuah negara.
Nasionalisme memiliki banyak dampak positif, namun jika disalahartikan dapat justru dapat berdampak negatif, seperti yang telah dipaparkan di atas. Nasionalisme yang berlebih, terlalu menyanjung agungkan etnisnya sendiri sehingga merendahkan dan ingin menyingkirkan etnis yang lain, itu merupakan sikap nasionalisme yang tidak pada tatanannya. Dalam sejarah pernah tercatat Nasionalisme yang bertentangan dengan Etnisitas, yang pada akhirnya berakhir pada pemberontakan dan juga penindasan terhadap etnis tertentu.  Benito Mussolini dan Adolf Hilter, merupakan kedua tokoh yang begitu mengagungkan bangsa sendiri, Abdolf hilter begitu membenci orang yahudi, dan ia ingin mengusir etnis yahudi yang ada di jerman.

Nasionalisme memang dapat berdampak positif maupun negatif. Positif ketika nasionalisme mampu membawa warga negara dalam sebuah integrasi atau persatuan, dan akan negatif jika nasionalisme membuat warga negara menjadi idealis dan menganggap rendah warga negara lain yang akan berakhir pada disintegrasi.

Saat ini sebagian besar konflik yang tengah berkembang di Indonesia adalah etnisitas yang seringkali membawa serta atribut agama. Ada suatu etnik yang yang mayoritas memeluk agama tertentu sehingga konflik etnis seolah-olah menjadi konflik agama juga, Saat ini  penyebab utamanya adalah diakibatkan oleh perasaan-perasaan etnisitas dan nasionalisme yang sering kali diawali oleh marginalisasi, baik marginalisasi secara politik atau ekonomise. Seperti halnya yang terjadi di Ambon, sebagai contoh konflik etnis-etnis yang ada di Indonesia merefleksikan hal ini di mana konflik etnis dibalut dengan isu agama. Sebagai akibatnya, konflik tidak lagi melibatkan dua atau lebih etnik, tetapi juga menyulut sentimen agama.
Konflik etnik menurut winarno (2014) disebabkan oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut:
Pertama, munculnya etnosentrisme. Konsep etnosentrisme seringkali dipakai secara bersama-sama dengan rasisme. Definisi konsep ini mewakili sebuah pengertian bahwa setiap kelompok etnik atau ras mempunyai semangat kelompoknyalah yang paling superior jika dibandingkan dengan kelompok lain, sehingga muncul sebuah sentimen anggapan etnik lain lebih rendah ketimbang etniknya sendiri. Kedua, keabsahan teritorial. Khususnya bagi kelompok etnik “pendatang” yang mendiami wilayah bangsa lain. Kelompok etnik “asli” bisa melakukan tindakan pembersihan (ethnic cleansing) bagi etnik “pendatang” karena ingin agar wilayah bangsa mereka hanya ditempati oleh keturunan asli bangsa tersebut. Hal ini nyata terjadi seperti yang dialami oleh orang-orang Hungaria di Rumania, Tamil di Sri Langka, dan juga apa yang terjadi dengan orang kulit putih di Afrika Selatan. Ketiga, adanya streotipe negatif yang muncul terhadap salah satu atau beberapa etnik tertentu yang diwariskan secara turun temurun sehingga menciptakan citra atau image dari etnik tersebut selalu buruk. Sebagai contoh, seperti apa yang terjadi dengan keturunan etnik China dan keturunan asli di Tangerang. Etnik China mengganggap masyarakat keturunan asli Tangerang sebagai orang yang pemalas, bodoh dan tidak bisa menggunakan kesempatan baik yang datang, sementara itu keturunan etnik China dianggap sebagai golongan yang mau untungnya sendiri tanpa melihat halal atau haram. Keempat, adanya deskriminasi yang terjadi terhadap kelompok etnik tertentu sehingga menimbulkan prasangka ketidakadilan, sebagai contohnya seperti deskriminasi yang terjadi dalam jajaran pemerintahan, organisasi, pendidikan dan lain sebagainya. Kelima, adanya ancaman yang muncul dari etnik lain sehingga memicu terjadinya konflik. Keenam, adanya kesenjangan sosial yang terjadi antaretnik, sangat rentan terjadi pada negara dengan multi-etnik. Ketujuh, adanya provokasi dari pihak lain, sepertiadanya pihak yang diuntungkan sehingga sangat mudah melakukan propaganda untuk mendapatkan keuntungan. Kedelapan, banyaknya negara yang belum memiliki ketentuan hukum yang pasti dan memadai dalam melindungi hak-hak kelompok etnikyang minoritas. Bahkan negara-negara yang sudah memiliki ketentuan hukum tersebut, pada tahapan pelaksanaannya (enforcement) juga masih mengalami berbagai hambatan dan kendala sehingga konflik tetap terjadi.

ETNISITAS DAN NASIONALISME

Nasionalisme pada hakikatnya tidak bisa dipisahkan dari konsep etnik. Nasionalisme yang mengusung tema nation atau bangsa, sehingga pada suatu bangsa tidak dapat lepas dari anggota masyarakat yang majemuk dan yang beretnik. Secara garis besar, etnik memiliki sebuah pengertian yaitu sebagai suatu komunitas manusia yang memiliki nama, dan yang tinggal di satu tanah air, yang dibangun berdasarkan persamaan nasip, memiliki unsur-unsur budaya yang sama, dan yang dibangun serta dijaga dengan rasa solidaritas dalam ikatan komunitas.

Suatu bangsa biasanya memiliki banyak etnik, termasuk juga bangsa Indonesia
.Sangat jarang bahkan hampir tidak ada bangsa yang hanya memiliki satu kesatuan etnik saja. Contohnya saja Bangsa jepang, yang begitu terkenal dengan suku ainu, sehingga orang lain akan menganggap bahwa bangsa Jepang hanya memiliki suku yang homogen, padahal lebih dari itu, bangsa jepang juga emiliki etnis yang beragam.

Etnisitas dan Nasionalisme penting untuk bersatu jika menginginkan negara yang makmur dan maju
Nasionalisme memiliki beberapa bentuk-bentuk menurut  Retno Listyarti (2007 :28) antara lain :    
1. Nasionalisme kewarganegaraan (nasionalisme sipil) adalah nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari partisipasi aktif rakyatnya. Keanggotaan suatu bangsa bersifat sukarela. Bentuk nasionalisme ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahan tulisannya.
2   2.    Nasionalisme etnis atau etnonasionalisme adalah dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Keanggotaan suatu bangsa bersifat turun-temurun.
     3. Nasionalisme romatik adalah bentuk nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik sebagai suatu yang alamiah dan merupakan eksprresi dari bansa atau ras. Nasionalisme romantik menitik beratkan pada budaya etnis yang sesuai dengan idealisme romantik
    4. Nasionalisme budaya adalah nasionalisme dimana negara meperoeh kebenaran politik dari budaya bersama dan tidak bersifat turun-temurun seperti warna kulit
   5. Nasionalisme kenegaraan adalah merupakan variasi nasionalisme kewarganegaraan yang sering dikombinasikan dengan nasionalisme etnis . Dalam nasionaalisme kenegaraan bangsa adalah suatu komonitas yang memberikan kontribusi terhadap pemeliharaan dan kekuatan negara. 6
   6.  Nasionalisme agama adalah nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama.
Dilihat dari pemaparan Retno Listyarti yang telah dijabarkan di atas etnisitas dan Nasionalisme merupakan kedua hal yang tidak dapat dipisahkan, budaya asal atau etnis sebuah masyarakat merupakan politik yang penting bagi berdirinya suatu negara dan  Keanggotaan suatu bangsa bersifat turun-temurun.

ETNISITAS WITH NASIONALISME

Pada hakikatnya nasionalisme di era globalisasi sekarang ini mengalami pergeseran makna seiring dengan perkembangan zaman. Nasionalisme yang muncul saat ini lebih menekankan pada bagaimana paham nasionalisme mampu menghadapi perubahan-perubahan global yang terjadi akibat proses globalisasi berlangsung sangat cepat dan terjadi dalam skala yang luas dan mendalam.
Faktor penyebab munculnya nasionalisme di era globalisasi menurut Budi Winarno (2014) bisa dikelompokkan menjadi dua bagian, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Pertama, faktor internal meliputi: (a) munculnya rasa saling memiliki sebagai bagian dari suatu bangsa; (b) kebanggaan terhadap sejarah kejayaan di masa lampau; (c) adanya keberagaman yang memunculkan semangat untuk membentuk identitas bersama. Kedua, faktor eksternal meliputi: (a) adanya imperialisme ekonomi dari negara-negara maju, khususnya negara Barat terhadap negara-negara dunia ketiga melalui liberalisasi dan privatisasi; (b) adanya ancaman dari pihak luar, berupa masalah terotorial seperti kasus Ambalat, permasalahan HAM, pelecehan yang dilakukan negara lain (seperti pemaksaan ideologi, pelecehan kedaulatan, klaim budaya dan bahasa); (c) munculnya keinginan untuk melindungi kebudayaan lokal terhadap pengaruh modernisasi
Berdasarkan pemaparan di atas, bahwa nasionalisme itu sangat penting untuk melindungi etnisitas bangsa di era globalisasi saat ini, karena banyaknya gempuran dari luar yang dapat mengikis nilai-nilai bangsa.

Nasionalisme with etnisitas di Indonesia dapat disatukan dalam Bhineka tunggal ika. Bhinneka Tunggal Ika merupakan representasi dari kesatuan geobudaya, dalam artian keanekaragaman agama, ideologis, suku-bangsa dan bahasa, dan, apalagi, geografis di Indonesia, yang terbentang sangat luas dan berpulau-pulau. Oleh sebab itu, Indonesia dikenal sebagai Negara kepulauan, yang terdiri dari 17.200 pulau, 300 etnis mayoritas dan minoritas yang kemudian berdampak pada keanekaragaman bahasa dari etnis-etnis yang terbesar dalam untaian pulau-pulau (Rahman, 2010).

Keberagaman Indonesia merupakan entitas yang menyatu dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika sehingga akan tumbuh jiwa yang nasionalis di seluruh masyarakat Indonesia, keberadaan multietnis bukan penghalang untuk menjadi Negara yang solid, kuat, dan selalu bersatu. Nasionalisme dengan etnisitas juga harus dibungkus dengan kesatuan dalam masyarakat yang madani, beranekaragam tetapi dapat hidup berdampingan dengan damai antara satu sama lain.

Dalam tulisan Parsudi Suparlan, yang berjudul Bhinneka Tunggal Ika: Keanekaragaman Suku Bangsa atau Kebudayaa?, yang disampaikan dalam Seminar “Menuju Indinesia Baru; Dari Masyarakat Majemuk ke Masyarakat Multicultural, yang diadakan oleh Perhimpunan Indonesia Baru dan Asosiasi Antropologi Indonesia, di Yogyakarta, 16 Agustus 2001. Ia menyatakan bahwa penekanan corak masyarakat majemuk atau Bhinneka Tunggal Ika Indonesia didasarkan pada kesukubangsaan yang mengacu pada kelompok-kelompok atau masyarakat-masyarakat sububangsa dengan masing-masing. Konsepsi tersebut menunjukkan bahwa Indonesia yang terdiri dari keanekaragaman sukubangsa membuat Bhinneka Tunggal Ika menjadi pondasi untuk mempersatukan semua hal tersebut.


ETNISITAS BERHUBUNGAN DENGAN NASIONALISME

Etnisitas berhubungan dengan nasionalisme, hubungan tersebut dapat menjadi hubungan yang positif namun juga dapat pula menjadi negatif. Pada mulanya unsur-unsur pokok nasionalisme itu terdiri atas persamaan- persamaan misalnya persamaan suku bangsa, daerah tempat tinggal, persamaan darah (keturunan), kepercayaan agama, bahasa dan kebudayaan. Nasionalisme pada sekelompok orang juga akan muncul ketika suatu kelompok suku yang hidup di suatu wilayah tertentu dan masih bersifat primordial berhadapan dengan kelompok-kelompok manusia yang berasal dari luar wilayah kehidupan mereka. dengan begitu rasa solidaritas dan nasionalisme sesama anggota kelompok akan semakin kuat meski mereka berasal dari etnis yang berbeda., dan itu merupakan sebagai dampak positif dari Nasionalisme. Nasionalisme pada satu sisi menjadi positif yaitu sebagai pemersatu, dan menjadi kekuatan progresif untuk para penganutnya untuk mempertahankan kelompok mereka dari berbagai ancaman dari luar. Tapi disisi lain, nasionalisme juga dapat berdampak negatif, karena dapat menjadi batasan antara kelompok manusia, seperti yang pernah kita saksikan, misalnya nasionalisme jepang dan nasionalisme Amerika Serikat dapat menjadikan kedua negara tersebut berperang dalam perang asia timur raya.

Dalam Anderson 1999 menjelaskan bahwa bagaimana nasionalisme terbangun berdasarkan kesadaran yang terbangun dari sejumlah kaum yang kemudian bersatu. Atas dasar nasionalisme tersebut mereka membentuk entitas politik yang tidak terbayangkan sebelumnya. Masing-masing kaum yang pada awalnya tidak saling mengenal atau tidak punya keterkaitan historis maupun kultural dengan yang lainnya, membentuk sebuah ikatan politis yang bersifat terbatas dan mengikat, namun mengukuhkan kedaulatannya sebagai sebuah bangsa.

Etnisitas berhubungan dengan nasionalisme, hal tersebut dapat kita saksikan dalam sejarah bangsa Indonesia. Kesadaran kebangsaan Indonesia justru berawal dari gerakan-gerakan etnonasionalime di nusantara yang memiliki keinginan untuk bersama, dan memiliki satu cita-cita dan tujuan yang sama, sehingga antar etnis bersatu dan membentuk satu rasa nasionalisme dalam bingkai negara Indonesia.
Di sini Anderson mempersepsikan nasionalisme sebagai wujud hasil budaya dari sebuah komunitas, untuk memahaminya harus dilihat bagaimana rasa kebersamaan dalam bingkai nasionalisme dapat muncul secara historis. Nasionalisme muncul sebagai hasil akulturasi berbagai kekuatan historis beberapa kaum, lalu diikat dengan sebuah ideologi kesadaran masing-masing kaum bahwa akan adanya sebuah rasa kepentingan bersama, dan akhirnya dibentuk suatu tatanan politis sebagai simbol persatuan sebuah komunitas baru tersebut. Kemudian semua kaum dalam bangsa itu hidup sebuah bayangan tentang kebersamaan mereka.

Konteks nasionalisme Indonesia tidak berjalan sesuai dengan kehendak ideal dari nasionalisme itu sendiri. Dalam meredam hal tersebut, seharusnya rakyat diberikan perangkat hak untuk mengembangkan kebudayaan dan identitasnya, dengan penekanan pada penghargaan yang tinggi atas budaya dan identitas yang berbeda dengannya. Sehingga pemberian hak itu tidak disertai dengan munculnya primordialitas baru. Dalam kondisi inilah nasionalisme rawan menimbulkan perpecahan yang pada gilirannya meninggalkan cita-citanya untuk bersatu (Hamzah, 2011)

  


DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Benedict, 1999, Komunitas-Komunitas Imaginer: Renungan tentang Asal-usul dan Penyebaran Nasionalisme, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar & Insist Press), halaman v
Demokrasi dan Kesejahteraan, Jakarta: Hastra Mitra-Institute for Global Justice, hal. 4
Hamzah, Fahri, 2011, Negara, Pasar dan Rakyat: Pencarian Makna, Relevansi dan Tujuan, (Jakarta: Faham Indonesia), halaman 93.
Hans Peter Martin dan Harald Schumann, 2005. Jebakan Global: Serangan Terhadap
Rahman, H. Darmawan M, dkk. Makna Bhinneka Tunggal Ika sebagai Perekat Kembali Budaya Ke-Indonesia-an. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. 2010.
Retno Listyarti. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Esis. Jakarta.
Winarno, Budi. 2014. Dinamika Isu-Isu Global Kontemporer. Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service (CAPS)





Thursday, April 19, 2018




Silabus Berkarakter

Mata Pelajaran            :Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester           : VIII/1
Satuan Pendidikan     : SMP/MTs

Kompetensi Inti:       
1.   Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.   Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3.   Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4.   Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori


Kompetensi
Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
1.1  Menghargai karunia Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan waktu dengan segala per-ubahannya

1.2  Menghargai ajaran agama dalam ber-pikir dan berperilaku sebagai penduduk Indonesia dengan mempertimbangkan ke-lembagaan sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam masyarakat


1.3  Menghargai karunia Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan manusia dan lingkungan-nya

1.1                Menunjuk-kan perilaku jujur, gotong royong, bertanggung jawab, toleran, dan percaya diri sebagaima-na ditun-jukkan oleh tokoh-tokoh sejarah pada masa lalu

1.2                Menunjuk-kan perilaku rasa ingin tahu, ter-buka, dan kritis terha-dap perma-salahan sosial sederhana


2.3        Menunjuk-kan perilaku santun, peduli, dan menghargai perbedaan pendapat dalam interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya
Penegertian interaksi sosial.


Kaitan interaksi sosial dengan proses sosial.



Pengaruh interaksi sosial terhadap keselarasan sosial.

-    Pembelajaran KI 1 dan KI 2 dilakukan secara tidak langsung (terinte-grasi) dalam pem-belajaran KI 3 dan KI 4
-  Memahami dan meng-hargai karu-nia Tuhan Yang Maha Esa yang telah men-ciptakan waktu de-ngan segala  perubahan-nya

-  Memahami dan meng-hargai ajaran agama dalam ber-pikir dan berperilaku sebagai pen-duduk Indonesia dengan mempertim-bangkan kelembaga-an sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam masyarakat

-  Memahami dan meng-hargai karu-nia Tuhan Yang Maha Esa yang telah men-ciptakan manusia dan lingkungan-nya

-  Memahami dan menun-jukkan perilaku jujur, gotong royong, bertanggung jawab, toleran, dan percaya diri sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh sejarah pada masa lalu

-  Memahami dan menun-jukkan peri-laku rasa ingin tahu, terbuka, dan kritis terha-dap perma-salahan sosial seder-hana

-  Memahami dan menun-jukkan perilaku san-tun, peduli, dan meng-hargai per-bedaan pen-dapat dalam interaksi sosial de-ngan ling-kungan dan teman sebaya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)


Satuan Pendidikan    : SMPMu Ahmad Dahlan
Mata Pelajaran          : IPS
Kelas/Semester          : VII/Ganjil
Tahun Pelajaran       : 2017/2018
Alokasi Waktu           : 28 JP (14 Pertemuan)

A.    Kompetensi Inti:
1.      Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2.      Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3.      Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4.      Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B.     Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar (KD)
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.2     Menganalisis interaksi sosial dalam ruang dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya dalam nilai dan norma, serta kelembagaan sosial budaya
3.2.1        Menjelaskan pengertian interaksi social.
3.2.2        Mendeskripsikan syarat interaksi social.
3.2.3        Membedakan bentuk-bentuk interaksi social.
3.2.4        Menjelaskan pengaruh interaksi social terhadap pembentukan lembaga social.
3.2.5        Menjelaskan pengertian lembaga social.
3.2.6        Menjelaskan jenis-jenis lembaga social.
3.2.7        Menjelaskan fungsi-fungsi lembaga social.
4.2      Menyajikan hasil analisis tentang interaksi sosial dalam ruang dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial, ekonomi dan budaya dalam nilai dan norma, serta kelembagaan sosial budaya
4.2.1        Membuat laporan tentang bentuk interaksi social di masyarakat.
4.2.2        Membuat laporan tentang hasil telaah mengenai pengaruh interaksi social terhadap pembentukan lembaga social
4.2.3        Menyajikan hasil pengamatan tentang bentuk-bentuk norma dan sanksinya di masyarakat sekitar
4.2.4        Membuat laporan hasil diskusi tentang peran lembaga politik di tanah air.

C
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini di harapkan siswa dapat:
Menjelaskan pengertian interaksi sosial
Menjelaskan syarat-syarat interaksi sosial
Menjelaskan bentuk interaksi social assosiatif
Menjelaskan bentuk interaksi social disosiatif
Menjelaskan pengaruh interaksi social terhadap pembentukan lembaga sosial
Menjelaskan pengertian lembaga sosial
Menjelaskan jenis-jenis lembaga sosial
Menjelaskan fungsi lembaga sosial
Trampil membuat laporan hasil diskusi dalam bentuk laporan lisan dan tertulis
Trampil membuat laporan hasil diskusi dalam bentuk presentasi kelompok

D.    Materi Pembelajaran
1.      Materi pembelajaran regular
Ø  Interaksi Sosial
o   Pengertian dan syarat Interaksi Sosial
o   Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Ø  Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Pembentukan Lembaga sosial
Ø  Lembaga Sosial
o   Pengertian Lembaga Sosial
o   Jenis dan Fungsi Lembaga Sosial

2.      Materi pembelajaran remedial
Ø  Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Pembentukan Lembaga social

3.      Materi pembelajaran pengayaan
Menurut Peter Berger (1978) sosialisasi adalah  proses melalui mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
Sosialisasikanlah bagaimana cara berinteraksi di masyarakat dan lembaga sosial ?

E.
PENDEKATAN DAN MODEL PEMBELAJARAN 



1.
Pendekatan
:
Saintifik

2.
Model Pembelajaran
:
Discovery learning, Problem Based Learning (PBL), Observasi

3.
Sumber Belajar
:
Buku Siswa IPS kelas VII, Buku IPS lain yang relevan, internet, narasumber, lingkungan sekitar, dan sumber lain yang relevan

F.     Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran
Ø  Media :
©  Worksheet atau lembar kerja (siswa)
©  Lembar penilaian
©  Laboratorium komputer sekolah atau warnet
©  Perpustakaan sekolah

Ø  Alat/Bahan :
©  Penggaris, spidol, papan tulis
©  Laptop & infocus
©  Slde presentasi (ppt)

Ø  Sumber Belajar :                                                                                                 
©  Buku Pedoman Guru Mapel IPS Kelas VII
©  Buku Pegangan Siswa Mapel IPS Kelas VII
©  Sumber Internet
©  Lingkungan Sekitar

G.    Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit )
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Guru :
Orientasi
v  mengecek kebersihan kelas dan kerapihan siswa dengan begitu guru menanamkan sikap kerapihan, disiplin dan bersih
v  Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa  untuk  memulai pembelajaran dengan begitu melatih siswa untuk bersikap religius
v  Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai pembelajaran sikap disiplin
  • mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
  • Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya sehingga melatih siswa untuk kerja keras
  • Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
  • Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
  • Apabila materi/tema/ projek ini kerjakan  dengan baik dan sungguh-sungguh, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang:
Ø  Pengertian dan Syarat Interaksi Sosial 
  • Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang  berlangsung
  • Mengajukan pertanyaan, agar dapat melatih siswa untuk kreatif
Pemberian Acuan
  • Memberitahukan  materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
  • Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang  berlangsung
  • Pembagian kelompok belajar
  • Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar  sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

10
menit
Kegiatan Inti
Sintak
Model Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Stimulation

Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topic
Ø  Pengertian dan Syarat Interaksi Sosial  dengan cara :

v  Mengamati
Menayangkan video tentang Interaksi Sosial
v  Peserta didik diminta untuk mengamati penayangan video yang disajikan oleh guru dan juga mengamati tentang interaksi sosial yang ada di lingkungan sekitar sekolah.



Ø  Berdasarkan hasil pengamatan terhadap video dan lingkungan sekitar, peserta didik diminta untuk mendiskusikan tentang hal-hal yang ingin diketahui..

Problem
statemen

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan video yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :

v  Mengajukan pertanyaan tentang :
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Guru mengangkat cerita tentang salah satu siswa di SMPMu Ahmad Dahlan yang menjadi penjual sosis setelah bercerita guru memberikan pertanyaan kepada siswa:
1.    Arun adalah siswa SMPMu Ahmad Dahlan, setiap jam istirahat Arun berjualan sosis dan susu dengan berkeliling ke kelas-kelas. Arun selalu berinteraksi dengan pembelinya dengan sangat sabar dan melayani mereka dengan sepenuh hati. selain itu Arun juga anak yang ramah sehingga ia di kenal guru dan memiliki banyak teman.

Pertanyaan:
Apakah ciri interaksi sosial berdasarkan cerita tentang Arun di atas?
1.      Dilakukan 2 orang atau lebih, seperti yang arun lakukan terhadap pembelinya
2.      Adanya kontak dan komunikasi, contohnya jika ada pembeli arun akan melihat lawan bicaranya dan berkomunikasi dengan ramah tamah

3.      Apa tujuan arun melakukan  melakukan interaksi sosial?

Mencoba
Siswa mempraktekkan untuk melakukan proses terjadinya Interaksi sosial baik interaksi sosial individu dan individu, individu dan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Lalu membuatnya menjadi catatan harian
Interaksi Individu dengan Individu


Interaksi Individu dengan kelompok pada pembelajaran tahfiz


Interaksi kelompok dengan kelompok pada pelajaran olahraga sepak bola
Data
collection

Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
v  Mengamati obyek/kejadian, siswa akan menemukan berbagai macam bentuk interaksi sosial yang ada di sekolahnya, melalui pengamatan dan pengalaman kesehariannya
v  Wawancara dengan nara sumber di sekitar sekolah
v  Mengumpulkan informasi
Ø  Peserta didik diminta mengumpulkan data yang diperoleh dari berbagai sumber tentang berbagai pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya maupun pengamatan yang ada di sekitarnya
v  Membaca sumber lain selain buku teks,
Ø  Peserta didik diminta mengeksplor pengetahuannya dengan membaca buku referensi tentang
·         Pengertian dan Syarat Interaksi Sosial
v  Mengulang
v  Saling tukar informasi tentang  :
Ø    Pengertian dan Syarat Interaksi Sosial
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data
processing

Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara :
v  Mempresentasikan ulang
Siswa diminta mempresentasikan hasil dari pengamatannya
v  Mendiskusikan
Setelah mempresentasikan hasil dari pengamatannya, siswa dari kelompok lain diminta untuk bertanya ataupun memberi pendapat hingga tercipta diskusi yang akan melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat dan melatih siswa untuk bersosialisasi..
v  Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan juga diskusi dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
v  Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai
Ø  Pengertian dan Syarat Interaksi Sosial
Verification

Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :
·         Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan :
Ø  Pengertian dan Syarat Interaksi Sosial
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalizatio

Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
·         Menyimpulkan  tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang
Ø  Pengertian dan Syarat Interaksi Sosial
·         Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
·         Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan  beberapa pertanyaan kepada siswa.
·         Menyelesaikan  uji kompetensi  yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
Mencipta
Siswa diminta untuk dapat menciptakan interaksi sosial yang positif dan harmonis dalam setiap kehidupannya
60
menit
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan)

Kegiatan Penutup
Peserta didik :
  • Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
  • Mengagendakan pekerjaan rumah.
  • Mengagendakan projek yang harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
  • Memeriksa pekerjaan siswa  yang selesai  langsung diperiksa. Peserta didik yang  selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat,  untuk penilaian projek.
  • Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik

10
menit

E. Alat, Media, dan Sumber Belajar

1.   Alat                  :  -
2.   Media              :  -    PowerPoint (Video)
3.   Sumber belajar  :    -  Buku paket
- Buku lain yang relevan
-  Buku Ilmu Pengetahuan Sosial VII
F.   Penilaian
1.   Teknik/jenis     :  kuis, tugas individu/kelompok, unjuk kerja, dan portofolio
2.   Bentuk instrumen        :  pertanyaan lisan, tes tertulis, dan pengamatan sikap
3.   Pedoman penskoran    :






            Penilaian Sikap
No.
Aspek yang Dinilai
Teknik Penilaian
Waktu Penilaian
Instrumen Penilaian
Keterangan
1.
Bersahabat/komunikatif
Pengamatan
Proses
Lembar pengamatan

2.
Disiplin
Pengamatan
Proses
Lembar pengamatan

3.
Kerja keras
Pengamatan
Proses
Lembar pengamatan

4.
Kreatif
Pengamatan
Proses
Lembar pengamatan

5.
Mandiri
Pengamatan
Proses
Lembar pengamatan

4.
Rasa ingin tahu
Pengamatan
Proses
Lembar pengamatan

5.
Teliti
Pengamatan
Proses
Lembar pengamatan

           
Penilaian Hasil
No.
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
Instrumen
1.
Mendeskripsikan Pengertian Interaksi Sosial
Tes tertulis
Uraian
2.    Arun adalah siswa SMPMu Ahmad Dahlan, setiap jam istirahat Arun berjualan sosis dan susu dengan berkeliling ke kelas-kelas. Arun selalu berinteraksi dengan pembelinya dengan sangat sabar dan melayani mereka dengan sepenuh hati. selain itu Arun juga anak yang ramah sehingga ia di kenal guru dan memiliki banyak teman.

Pertanyaan:
1. Apakah ciri interaksi sosial berdasarkan cerita tentang Arun di atas?
Jawab:
-Dilakukan 2 orang atau lebih, seperti yang arun lakukan terhadap pembelinya
-Adanya kontak dan komunikasi, contohnya jika ada pembeli arun akan melihat lawan bicaranya dan berkomunikasi dengan ramah tamah

2.      Apa tujuan arun melakukan  melakukan interaksi sosial?
-Menjalin hubungan bisnis
-Menjalin hubungan persaudaraan

2.
Menjelaskan Ciri dan Tujuan Interaksi Sosial
-              
Tes tertulis
Uraian


loading...