Thursday, May 24, 2018


                                                                 Sumber Gambar: fayymauntie123.blogspot.co.id



Perkembangan tektonik selama tersier di indonesia bagian barat merupakan pencerminan dari interaksi antara lempeng india-australia yang bergerak keutara dengan lempeng asia. Selama jaman tersier gerak lempeng tersebut telah mengalami perubahan baik arah maupu kecepatannya.

Pada dasarnya tektonik tersier dari asia timur adalah cerminan dari pada terjadinya ekstrusi secara periodik dari fragmen benua.
Membukannya laut cina selatan berhenti pada jaman miosen bawah TAPPONIER beranggapan bahwa terhentinya pemekaran laut cina selatan ada hubungannya dengan pergeseran mekanisme ekstrusi benua asia kearah utara. Dengan demikian ekstrusi tahap kedua benua asia dimulai dan berlangsung antara 10-20 juta tahun.

DAVIES (1984) berpendapat bahwa lempeng mikro sunda memulai rotasinya kearah berlawanan dengan jarum jam pada oligosen akhir sebagai akibat dari regangan dan pemekaran kerak yang terjadi di cekungan thai dan malaya.

1.         pulau sumatera
Jalur subduksi yang masih aktif di sebelah barat laut andaman dan disebelah barat laut sumatera dapat dikenal dari adanya jalur benioff dibawah pulau sumatera yang membentang dari kep. Andaman nikobar di utara kep. Mentawai di selatan.
Dan pola setra ragam tektonik dipengaruhi oleh besarnya sudut interaksi serta keceptan dari konvergensi lempengnya grak tersebut telah menghasilkan bentuk gabungan subduksi dan sesar mendatar dektral yang mantap tetapi bervariasi.


A.        Jalur subduksi tersier

Pulau nias merupakan pulau yang treletak pada jalur pemisah palung  yang terdiri dari melange yang lebih muad dan kurang mengalami deformasi satuan melange dipulau ini ddikenal sebagai kompleks oyo terdiri dari batu lanau dan batu pasir, dan konglomerat yang seluruhnya memperhatikan endapan turbidin.

B.        Cekungan muka busur

Rangkaian pulau yang berada di sebelah barat sumatera yang dikenal sebagai busur non vulkanik merupakan titik keseimbangan antara pengangkatan yang disebabkan oleh pergeseran akresi jalur subduksi dan gejala penurunan yang.
Jalur penurunan yang berada pada lereng di sebelah timur jalur pemisah merupakan bagian dari sistem palun busur yang dinamakan cekunga muka busur.
Adanya jalur melange paliogen di bawah cekungan muka busur dapat diamati di pulau banyak. Pulau yang letaknya agak jauh dari palung dari pada pulau nias ini dan berada di sebelah barat dari jalur sesar utama terdiri dari melange yang terletak dibawah lapisan sedimen berumur oligosen akhir – awal miosen.
a. tektonik cekungan muka busur tersier sumatera.

Perkembang tektonik dan bentuk struktur yang terdapat d cekungan yang terletak di sebelah barat pulau sumatera dan berada diantara jalur pemisah palung dan daratan sumatera ini sangat ditentukan oleh:
     1.      Besarnya sudut pertemuanantara lempeng india-australia dan lempeng sunda di sebelah barat sumatera.
       2.      Kecepatan daripada gerak lempeng samudera india-australia.

b. cekungan muka busur

bentuk cekungan muka busur di sebelah barat pulau sumatera ini oleh DICKINSON dan SEELY (1979) dinamaka konstrukted basin dimana endapannya menutup masip busur kearah darat sedangkan kearah laut terdiri dari bahan dari hasil akresi.
Busur magmatik dan cekungan belakang busur memotong hampir sepanjang pulau sumatera dari sumatera utara sampai ke sumatera selatan adalah sesar mendatar dextral yang dikenal sebagai sesar semongko, sesar besar sumatera, dan jalur sesar sumatera.
Sesar mendatar ini terbentuk akibat dari sifat interaksi lempeng hindia australia dengan lmepeng mikro sunda yang menyerong.


C. tatanan geologi umum tersier

1. stratigrafi
cekungan tersier menempati bagian sebelah timur pulau sumatera seluruhnya terdiri dari

a. cekungan sumatera utara.
Mempunyai bentuk segitiga yang membuka keutara dibatasi oleh tinggian asahan. Pengendapan eosen sampai oligosen bagian barat dicirikan oleh sedimen klastis kasar yang tidak mengalami deformasi.
   Ã˜  Oligosen akhir hingga miosen awal, pengendapan cekungan ini adalah konglomerat alas dan endapan graben dengan fasies paralis dan darat
   Ã˜  Miosen awal sampai miosen tengah, dicirikan oleh adanya ketidak selarasan yang dapat diamati di cekungan sumatera utara formasi belumal diendapkan sebagai hasil erosi dari sedimen
  Ø  Miosen akhir hingga sekarang, dicirikan oleh pendangkalan dari fm. Baong serta dimulainya pengendapan klastik kasar dati fm. Keutapang yang kemudian di susun oleh endapan yang melimpah dari sedimen yang sangat kasar dari lingkungan darat sampai transisi.

b. cekungan sumatera tengah
dipisahkan oleh tinggian asahan dari cekungan sumatera selatan di sebelah tenggara dasar cekungan ini diperkirakan terdiri dari kerak benua yang tipis terdapat pula ciri-ciri bahwa kegiatan magma sampai sekarang masih berlangsung.
Batuan berumur paliogen terdiri dari endapan darat terutama terdiri dari lempung merah dan hijau dan serpih karbon serta batu pasir berbutir sedang sampai halus.

c. kekungan sumatera selatan
membentang dari tinggian asahan di barat laut sampai ke tinggian lampung terletak di bagian paling selatan pulau.
Penendapan dalam cekungan ini di awali dengan endapan darat pada jaman eosen sampai oligosen awal dengan di wakili oleh pasir kasar, kerakal, dan tufa.
Batuan ini sekarang tersimpan dalam bentuk amblesan atau graben sebagai formasi lahat.

2. struktur geologi.

a. sumatera utara
menurut davies ada kecendrungan bahwa cekungan sumatera utara suatu saat pernah menjadi satu dengan cekungan aceh barat dan sumatera barat. Dimana telah terpisah oleh pegunungan barisan cekungan ini terdiri dari sub cekungan yang dipisah oleh tinggian setempat.
Pada saat permulaan rotasi, sumatera mulai bergerak menjauhi semenanjung malaya cekungan sumatera utara saat itu berkembang dalam lingkungan tektonik regangan. Rentetan sesar mendatar dextral dengan loncatan kekiri dan kekanan terbentuk di daerah jalur regangan ini. Sesar mendatar loncatan kekanan kemudian terbentuk cekungan yang dikenal sebaga pull apart basin asedangkan hort berkembang pada sesar mendatar dengan loncatan kekiri
Menurut daveis selama periode tersebut lempeng india australia menghampiri pantai sebelah barat sumatera dengan arah N 200 E sedangkan pulau sumatera saat itu pada kedudukan arah berubah dari N1800E menjadi N1600E.
Sejak akhir miosen tengah data paleomagnet juga menunjukan lempeng india australia mendekati lempeng mikro sunda dengan arah tetap N2000E karena lempeng mikro sunda telah berputar berlawanan jarum jam sehingga telah merubah kedudukannya dari N1600E menjadi N1350E maka sudut interaksinya dengan lempeng inda australia sekarang menjadi 400 menjadi hampir 850.
Sebagai akubat kedudukan tersebut maka terjadi rezim tegasan kompresi yang bekerja di sumatera sejak akhir miosen.
Gerak rotasi dari lempeng sunda sejak akhir miosen tengah menempatkan sumatera pada posisi tegasan kompresi selama pilosen maka sumatera utara akan menimbulkan:
      1.      Tegasan kompresi yang berarah N200E sebagai akibat dari kompresi lempeng.
      2.      Tegasan kompresi yang berarah antara N1700E dan N1600E yang disebabkan karena gerak yang terjadi dilaut andaman.
Akibat perubahan arah di sertai dengan pengaktifan kembali sesartua dibawah lingkungan dua tegasan utama diatas maka pola tektonik sumatera utara menjadi amat kompleks.

b. sumatera tengah
subduksi disumatera tengah menimbulkan bentuk sell konveksi mantel bumi dan diapir yang menyebabkan terjadinya rezim regangan pada bagian kerak diatas dengan suatu gejala pemekaran dibelakang busur.
Pada dasarnya tatanan geologi sumatera utara didominasi oleh gejala tektonik yang amat jelas yakni bususr magma dan sistem sesar sumatera.
Keduanya merupakan gejala tektonik utama yang bersifat regional membujur sepanjang 1650km dari aceh sampai keteluk semangko di ujung selatan pulau sumatera pergeseran tersebut diperkirakan mencapai 25km.

1. struktur cekungan ombilin
Secara struktur dapat disamakan dengan ridge basin di california luas permukaannya kurang lebih 25x60km memanjang dengan arah paralel dengan struktur utama sumatera disebelah timur dibatasi oleh sesar takung dimana batuan pratersier menindih lapisan tersier.

2. susunan tratigrafi
Cekungan pull apart umumnya memiliki ciri:
      1.      Proses pengendapan yang tinggi
      2.      Pola asimetri dari urutan sedimen dan faseis
      3.      Bentuk pengendapan menunjukan batas dengan sesar pada bagian tepi cekungan

Sifat pengendapan seperti itu dijumpai juga dicekungan ombilin.
EUBANK dan CHAIDAR MAKKI (1986) menyebutkan adanya suatu tipe lipatan yang khas di temui di daerah sumatera tengah yaitu sunda fold.
Di pat dibedakan adanya 2 sesar yang menonjol yaitu yang arahnya utara selatan dan yang arahnya barat laut  tenggara, kedua pola sesar ini aktif sepanjang tersier.

b. sumatera selatan
cekungan ini dikenal sebagai cekungan yang kaya minyak bumi dan terdiri dari dua sub cekungan yaitu sub cekungan palembang dan sub cekungan jambi.
Pola perkembangan tektoniknya sangat dipengaruhi oleh sesar mendatar dextral.
perlipatan yang melibatkan semua batuan tersier di cekungan sumatera selatan memperlihatkan arah yang hampir sama yaitu barat laut tenggara kurang lebih tegak lurus pada tegasan sumatera  yang berarah timur laut barat daya. Pola sesar ini juga sangant berperan sebagai kontrol dalam sebaran dan bentuk dari pada cekungan dan sub cekungan di sumatera selatan

D. perkembangan tektonik tersier

1. eosen awal dan oligosen awal
Pada jaman eosen gerak lempeng india australia mencapai 18 cm/thn
Dengan arah utara sedangkan menjelang oligosen berkurang hingga mencapai hanya 3cm/thn dan disamping itu terjadi perubahan pada arah gerak beberapa derajat ketimur maka sesar mendatar dektral yang mulai terbentuka kan menimbulkan pola rekahan sepanjang sesar
Pola rekahan inilah yang kemudian merupakan awal pola dari pada pembentukan cekungan di bagian timur sumatera.

2. oligosen akhir sampai miosen awal
Terjadi gerak rotasi yang pertama dari lempeng mikro sunda sebesar 200 kearah yang berlawanan dengan gerak jarum jam disertai dengan pemisahan sumatera dan semenanjung malaya.

3. miosen tengah
Rotasi lempeng sunda terhenti yang disusun oleh pengangkatan regional dalam periode ini terjadi pengaktifan kembali dari sesar dan penurunan cekungan semakin cepat.

4. miosen atas sampai sekarang
Rotasi kedua dimulai kearah yang belawanan jarum jam yang diacu oleh pembukaan laut andaman padasaat itu interaksi lempeng sunda dengan hindia australia meningkat hampir 650 yang mengakibatnkan tegasan kompresi. Keadaan demikian pengangkatan bukit barisan.

(Sumber Tulisan : Buku Struktur Geologi Indonesia)


Wednesday, May 23, 2018




BAB 3 TEKTONIK DARATAN SUNDA


Sumber Gambar : http://suarageologi.blogspot.co.id



TEKTONIK DARATAN SUNDA

Pengertian dan definisi Daripada daratan sunda secara fisiografis, yang dimaksud dengan daratan sunda, adalah paparan sunda (sunda shelf) beserta daratan-daratan yang berada di sekitarnya, yaitu:
Semenanjunhg Malaya
Pesisir Timur sumatra
Pulau-pulau timah Indonesia, termasuk riau dan lingga
Kalimantan Barat dan Serawak Barat

Perkembangan tektonik dari daratan sunda dapat diungkapkan dengan cara mempelajari tatanan geologi dari pulau-pulau yang dianggap sebagai bagian daro daratan sunda tadi atau sekarang “LEMPENG MIKRO SUNDA”.
Geologi dan geofisik dari daerah ini telah banyak diberikan oleh BEN AV RAHAM & EMERY (1973). Disebelah timur semenanjung Malaysia, pantai ini terdiri dari batuan metasedimen ynag berumur kapur dan lebih tua lagi yang diterobos oleh batuan granit dan ditutupi oleh selaput tipis sedimen Kwarter(300M).
Kepulauan anambas, terdiri dari batuan granit dan gabro pra granot, andesit dan diabas dan batuan sedimen klastis yang termalihkan.
Dengan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan regional BEN AVRAHAM & UYEDA (1973), berkesimpulan bahwa jalur subduksi itu menyusup ke utara.


3.1       GEOLOGI PULAU BANGKA

Pulau bangka umumnya merupakan daerah yang hampir rata (bentuk peneplain), sedangkan bukit-bukit yang menonjol umumnya merupakan batuan beku yang ditembusi oleh urat-urat dan retas kwarsa.
Jenis-jenis batuan yang terdapat diantaranya:
Metasedimen
Terdiri dari campuran batuan sedimen dan malihan. Batuan metasedimennya didominasi oleh sekis, filit dan serpih hitam. Selain itu meskipun dalam jumlah yang sedikit dan merupakan bentuk-bentuk lensa dijumpai juga serpentinit dan batu gamping, rijang
Batuan Granit
Merupakan bagian dari granit kiabat yang berumur 217 juta tahun berdasarkan metoda Sr. Rb.


3.2 KONSEP-KONSEP EKTONIK MENGENAI PERKEMBANGAN DARATAN SUNDA

3.2.1    Konsep Tektonik Pertumbuhan Jalur Subduksi

Katili (1974) menjelaskan sejarah perkembangan tektonik dari indonesia berdasarkan model tektonik lempeng , dengan cara mengenal kembali lokasi-lokasi daripada jalur-jalur subduksi dan daerah-daerah yang mempunyai kegiatan magma kalkalin. Busur kepulauan Indonesia dilihatnya sebagai hasil interaksi antara tiga unsur kerak, yakni lempeng samudra hindia, australia, pasifik, dan lempeng eurasia.

Batas lempeng pada saat ini untuk indonesia bagian barat adalah suatu Palung dan sesar mendatar di sebelah barat sumatra, tetapi di selatan P.Jawa merupakan jenis palung (katili 1972). Jaluur subduksi Tersier muncul diatas permukaan atau mendekati permukaan di barat P.Sumatra (daerah kepulauan mentawai), dan berupa punggungan bawah laut di selatan pulau Jawa.
Dengan demikian didasarkan kepada konsep tektonik lempeng Katili menjelaskan sejarah perkembangan tektonik dari indonesia barat atau sekarANG Lempeng Sunda itu sebagai berikut:

Pada zaman Perm, suatu jalur Subduksi yang menyusup kearah timur laut kebawah benua Asia terdapat di sumatra bagian barat. Gejala tektonik ini menghasilkan volkanisma berkomposisi andesitis dan intrusi-intrusi granit di sumatra. Granit pluton di sumatra yang berumur 247 dan 276 hanya dijumpai selama batuan dasar dari pada cekungan tersier, didapat dari pemboran eksplorasi minyak.

Pada saat yang sama juga diduga terdapat suatu jalur prnyusupan lempeng yang miring kearah barat daya suatu jalur penyusupan lempeng yang miring kearah barat daya dan terletak di kalimantan barat dan malaysia barat. Sebagai bukti adanya jalur subduksi itu. Penyerta daripada gejala subduksi adalah batuan Andesit, basaltis, dangranit yang dijumpai di malaysia barat dan kalimantan barat, sebagai produk dari pada busur magmanya.

Pada zaman Trias, jura, jalur subduksinya bergeser ke arah Samudra Hindia. Jalur BENIOFFnya miring ke arah kontinen dan diperkirakan letaknya lebih dangkal. Suatu jalur penyusupan lainnya yang mirig kearah yang berlawanan yang juga terjadi pada saat yang sama, mungkin berkembang di sepanjang Jalur Lupar di serawak (Hutchison, 1973) yang sekaligus menunjukkan adanya migrasi daripada jalur penyusupan lempeng ke Timur laut ke arah Laut Cina.

3.2.2    Konsep Tektonik Penyatuan dan Pemisahan

Lempeng –Lempeng Mikro
Dengan semakin banyaknya data dan konsep baru maka sekarag ini banyak yang beranggapan bahwa Daratan Sunda itu bukan merupakan suatu kesatuan, tetapi terdiri dari suatu komplek yang berupa pola MOSAIK dari beberapa LEMPENG MIKRO yang saling bergerak satu terhadap lainnya

3.2.3    Pengertian Lempeng Mikro (Pulunggono dan Cameron)

Lempeng mikro didefinisikan sebagai bagian yang terpisah dari lempeng –lempeng utama yakni suatu mintakat (terrain) yang secara regional bersifat homogen yang dipisah-pisahkan oleh sesar-sesar besar yang memotong hingga dasar litosfer.
Mereka itu mempunyai:
      1)      Sejarah perkembangan yang berbeda hingga setelah mereka disatukan melalui jalur-jalur Sulture
      2)      Sejarah perkembangan yang sama. Sampai mereka terpisah melalui gejala RIFTING
     3)    Secara umum mempunyai sejarah perkembangan yang berbeda selama mengalami perpisahan       yang singkat.

Sekarang ini semakin banyak indikasi dan bukti –bukti bahwasannya paling tidak sebagian lempeng mikro yang membangun daratan sunda itu berasal dari GONDWANA, akibat serentetan pemisahan-pemisahan dan mungkin jugs melalui gerak sesar transform

3.2.4    Lempeng Mikro Mergui
Ciri-ciri geologi (Cameron 1980) berdasarkan pemetaan geologi yang dilakukan di sumatra utara. Berhasil mengenal adanya beberapa koponen yang membentuk kompponen Blok Malaya barat, dimana yang terbesar diantaranya Lempeng Mikro benua Mergui.

3.2.5    Batuan Premokarbon Tapanuli Group
Terdiri dari 3 saluran batuan dimana paling menyolok adalah formasi masi bahorok yangterdiri dari PEBBLY mudstone. Cameron dkk(1980)
      a.       Formasi Bahorok
Formasi ini terdiri dari breksi konglomerat yang tidak berlapis dan lazim disebut PEBBLY mudstone.
Sifat komponennya:
Sebangular hingga membulat, dengan garis tengah yang khas adalah antara 1 M hingga 5 Cm, tetapi ada juga yang 75 cm. Juga menunjukkan bahwa sumbernya adalah benua, yang adanya urat-urat kwarsa, argili dan batu pasir dengan sedikit sekali gamoing, sekismika dan geneis.  
     b.      Formasi Keluet
Terdiri dari urat-uratan yang tebal terutama batu pasir kwarsa dan batu lempung dan batu lanau.
     c.       Formasi Alas
Formasi ini menutupi formasi keluet dan terutama terdiri dari batuan yang sama juga, tetapi dengan jumlah batu gamping yang lebih banyak lagi
3.3       KORELASI REGIONAL
Terdapat kesamaan litologi antara Formasi Bahorok dan Kluet dengan Kelompok Phuket di Thailand Selatan dan Formasi singa dan Kubang pasu di perilis dan P. Lengkawi
Agaknya kecil sekali untuk diragukan bahwa sumatra Timur dan Tengah. Thailand selatan dan Malaysia barat laut termasuk dalam satu lempeng litodfir, paling tidak Karbon Akhir, yang disini disebit sebagai LEMPENG MERGUI.
3.4       KESIMPULAN
Pada saat diendapkannya formasi alas, chuping danRat Beri, lempeng MERGUI mungkin telah terpisah dari Gondwana dan bergeser ke utara ke arah lintang subtropis.
      A.    Batuan Perm Kelompok Peusangan
Cameron membagi menjada 2 satuan batuan, yaitu:
1.      Asosiasi batuan gunung api yang berumur Perm
2.      Satuan batu gamping terumbu 
       B.     Kelompok Satuan Batuan Mutus
Kelompok natuan ini untuk pertama kalinya dikenal dan dikemukakan oleh EUBANK dan MAKKI (1981), dari Cekungan Sumatra tengah berdasarkan data bawah permukaan (pemboran).satuan batuan ini merupakan pemisah dengan arah u. Barat laut. S.tenggara, antara Lempeng Mikro Mergui di sebelah barat dengan Lempeng Mikro Malaka desebelah timurnya. Satuan ini terdiri dari batuan dengan ciri-ciri Formasi Kualu dengan argilit, serpihan merah, basalt, dan di barat tufa. Disamping itu juga hadir sekis, serisit, khlorit. Umur daripada satuan batuan ini ditafsirkan trias, yang didasarkan kepada K.AR yakni 222 Ma pada tufa dari lapangan Diri, dan juga ada kesamaan dengan formasi Kuala (PULUNGGO dan CAMERON 1984)
      C.     Pembentukan Satuan Mutus
Dengan menganggap Komplek Mutus ini sebagai produk daripada Back Arc rifting dan Volkanisma. Penyimpangan dari segi geologi disini, adalah bahwa dengan demikian, maka harus ada sesar-sesar mendatar yang memotong jalur ini, yang terjadi sebelum maupun sesudah terjadinya penyatuan.

3.4.1    Lempeng Mikro Malaka
Data yang berkaitan dengan lempeng ini di sumatra uumnya sangat sedikit diketahui, karena hampir seluruhnya dijumpai di bawah permukaan. Urut-urut batuan sebelum terjadinya penyatuan dengan lempeng MERGUI adalah:
Didominasi oleh kwarsit, batu sabak, dan filit oleh EUBANK dan MAKKI (1981) dinamakan QUARTZITE TERRAIN, dan oleh PULUNGGONO “QUARTZITE PHYLLITE TERRAIN”.
Mengingat batuan yang terbentuk setelah penyatuan itu tidak mengalami metamorfisma, maka urutan-urutan batuan tersebut tidak mungkin lebih muda dari trias.
3.4.2    Granit Yang Menyertai Proses Tumbukan
Suatu jalur yang dikenal sebagai granit pembawa timah, dapat diikuti mulai dari Malayan Main Range Granites sampai ke antara P. Kundur dan Kepulauan Belitung di selatan.
3.4.3    Garis Raub-Bentong
Garis yang dimulai dari bagian tengah malaysia barat ini, merupakan batas antara Lempeng Mikro Malaya Timur dan Lempeng Mikro Malaka. Garis batas ini dapat diikuti le Indonesia dan letak nya antara Kundur dan kepulauan Karimun melalui bagian tengah P. Singkep. Batas tersebut dapat dikenali dengan adanya Mata gabro, dan sekis hornblende yang tergabung dalam kompleks Merak.
       A.    Mintakat Woyla
Dibagian utara sumatra mintakat ini dapat dibagi men jadi:
1)      Asosiasi batuan busur mintakat ini terumbu dan turbidit
2)      Satuan batuan ofiolit yang terpisah pisah
Kumpulan batu tersebut juga dijumpai di bagian selatan garis khatulistiwa yakni di pegunungan Qumai (PULUNGGONO1983)
Umur yang pasti dari kelompok WOYLA ini belum diketahui. Dibeberapa tempat ditemukan jenis-jenis fauna yang tidak khas yang berumur jura Akhir.

Tuesday, May 22, 2018


                                           Sumber Gambar : http://zonageologi16.blogspot.co.id



BAB I
PENDAHULUAN
I. PENDAHULAUN
      Untuk memahami pola serta perkembangan  tektonik di  Indonesia dengan menerapkan ko kepulauan indonesia dianggap sebagai nsep ektonik Global yaitu berdasarkan konsep “Tektonik Lempeng”. Kepulauan indoesia merupakan daerah pertenuan 3 lempeng besar (Mega Platos) yakni:
ü  Lempeng Hindia Australia yang bergeser dari utara
ü  Lempeng pasifik yang bergeser dari barat
ü  Dan lempeng Asia Tenggara atau Sunda yang bergerak relatif keselatan.
      Geologi stuktur indonesia pada dasarnya adalah usaha untuk mengenak pola stuktur dari kepulauan indonesia, dan mencoba untuk nenganalisa sejarah pembentukannya yang dilandasi oleh teori tektonik lempeng .

I.I        FISIOGRAFI
Indonesia mempunyai tatanan geologi yang rumit, hal ini disebabkan karena Indonesia terletek diantara 3 pertemuan lempeng besar. Akibat dari gerak lempeng yang rumit maka sifat wilayah Indonesia dicirikan oleh perubahan terus menerus daripada susunan lempeng, jalur tumbukan,sesar, busur-busur yang bergeser. Faktor inlah yang menyebabkan wilayah Indonesia rawan gempa dan vulkanisme yang kuat.
 Karena fisiografi juga mencerminkan keadaan geologi dan struktur, maka dapat ditafsirkan bahwa perkembangan tektonik antara Indonesia barat memiliki tatanan tektonik yang lebih sederhana sedangkan Indonesia timur mempunyai tatanan tektonik yang lebeih rumit.

1.2       KEGEMPAAN
 Indonesia tergolong salah satu wilayah yang seismik aktif dimuka bumi. Dengan pusat gempa 8,0 terletek di daerah pertemuan lempeng. Gempa besar dan kecil  di Indonesia banyak tejadi Jawa-Banda dan sesar mendatar di Irian Jaya dan Maluku.

I.3        KEGUNUNG APIAN
Di Indonesia terdapat kurang lebih 400 gunung api dimna 125 masih aktif. Sebaran gunung apai tersebut membentuk busur yang sejejer dengan palung laut yang juga merupakan tempat dimana lempeng saling bertemu, nenekuk dan menyusup

I.4        GERAK-GEREK PEMBENTUKAN PEGUNUNGAN
 Di Indonesia bagian timur masih dapat diamati gerak-gerak pembentukan pegunungan yang masi berjalan.
Gerak vertikal disertai dengan bentuk busur yang lengkuna tajam di Indonesia bagian timur itu daalah pengaruh daripada gereak lempeng dan kerak benua Australia keutara bertmbukan dengan busur kepulauan banda.

I.5        ANOMALI  GAYA-BERAT NEGATIF
Anomali  gaya-berat negatif melingkar mula dari Utara Pulau Sumatra, Selatan Pulau jawa terus ke Kepulauan Maluku berhimpit dengan busur luar dan palung laut merupakan sifst yang menonjol di Indonesia jalur ini menurut Veining Meinesz disebut jalur Meinezs  (Meinezs Balt). Menurut teori ini bahwa kerak bumi masih mengalami kompresi lateral yang menyebabkanbagian daripada kerak bumi itu melipat kebawah.

BAB 2

PRINSIP-PRINSIP DAN DASAR TEKTONIK LEMPENG

2.         PRINSIP-PRINSIP DAN DASAR TEKTONIK LEMPENG

 Menurut teori ini bagian daripada kulit bumi atau litosfera termasuk juga bagian palung laut palng luar daripada mantel bumi (mantel) terdiri dari lempeng-lempeng yang kaku.
Lempeng-lempeng ini merupakan bongkahan litosfer yang bersifat tegar dan menumpang diatas suatu lapisan bumi yang dalamkeadaan bergerak atau mobila (Astenosfera).

Batas-batas pertemuan lempeng dapat berwujud sebagai:
a)Palung lautan (ocianic trench) dimana kedua lempeng saling bertumbukan (
    konvergensi) dan salah satu lempeng akan menyusup kebawah dengan sudut
    tertentu kebawah lempeng yang satunya. Jalur ini disebut jalur penekukan dan
    penyusupan (subdaction zone).
b)   Punggung tengah samudera (mid oceanic ridge), dimana dua lempeng saling 
    memisahkan diri disertai dengan pembentukan kerak baru.
c)Sesar-sesar (transfrom) yaitu sesar mendatar yang terdapatdilantai-lantai
    samudra, berukuran panjang dimana dua lempeng saling berpapasan.

2.1       MODEL SISTEM TUMBUKAN LEMPENG
            Plate concergent sistem
Tipe-tipe satuan tektonostratigrafi yang lazim digunakan dalam pertemuan lempang yaitu:
1)   Komplek penunjaman dan penyusupan lempeng (jalur subdiksi)
2)   Cekungan muka busur (fore acr basin)
3)   Busur magnatik (vulkanik)
4)   Cekungan belakang busur (back arc basin)
Dengan demikian sistem palung laut secara keseluruhan terdiri dari 4    bagian unsur tektonik  startigrafi yang khusus dan berbeda dengan satu sama lainnya

2.I.I     PALUNG LAUT
Bagian ini merupakan bentuk topografi yang negatif dengan kedalaman sampai 500 m, dimana dasarnya terus menerus begerak selama berlangsungnyagejala penyusupan kebawah dari lempeng samudra.
Gejala-gejala penseseran dan pelenturan yang terjadi pada jalur penyususpan ini akan menghasilkan suatu bentuk struktur yang terdapat batuan Turbidit dan Ofiot. Secara garis besar kelompok batuan yang menjadi menyusun palung laut terdiri dari: lava basalttis , sedimen turbidit-klastika, dan ofiolit.

A. Susunan daripada malange
Malange adalah bonfkah-bongkah atau kepugan-kepungan tektonik yang terdiri dari batuan bersifat asing terhadap sekelilingnya atau massa dasarnya merupakan endapan palung laut.
            Pada dasarnya ada 2 jenis bongkah atau kepungan tektonis:
        Ø  Berasal dari luar palung laut
        Ø  Berasal dari dalam cekungan

2.I.2     CEKUNGAN MUKA BUSUR
Cekungan muka busur (forearc region) adaalh daerah yang berada diantara palung laut dan busur-vulkanik pada suatu sistem paluung busur. Pola sedimentasi dan susunan stratigrafi pada cekungan muka busur ditentukan oleh kedalaman dasar cekungan. Adapun  sedimen yang diendapkan meliputi:
        Ø  Endapan fasies dangkal ( endapan paparan)
        Ø  Turbidit yang diendapkan pada lereng dan didalam cekungan

2.I.3     BUSUR MAGNATIK
Gunung gunun api yang aktif sekarang ini dijumpai pada suatu busur yang terletak diatas jalur Benioff pada bagian tepat diatas kedalaman kurang lebih 100 km.
        Ciri-ciri busur magnatik secara garis besar:
§  Batuan vulkanik yang tergolong kedalam warga batuan dari seri Kalk-alkali
§  Batuan sedimen yang sebagian besar berupa sedimen vulkanis-klastis.
§  Batuan geranitis yang diinstrusikan
       Apabila kegitan magmanya melibatkan sejumlah produksi yang besar sedangkan gejala regangan berjalan lambat maka akan terbentuk suatu busur magnayik seperti di Andes.

2.I.4     CEKUNGAN MUKA BUSUR (Back Arc Basin)
Cekungan muka busur adalah bagian belakng daripada busur magnatik yang berkembang dengan gejala pengendapan sehingga membentuk suatu urutan sedimen yang mempunyai sifat-sifta petrologi. Cekunan dibelakang busur ini dekenal sebagai cekungan muka busur atau foreland  basin (menurut Dickinson 1971)

loading...