Sumber Gambar : hinkingsidewayspodcast.com
2.1.1
Pendapat Evolusi Sebelum Darwin
a. Anaximander (600 - 546 SM)
Merupakan pelopor ajaran
descendensi. Ajarannya menyatakan bahwa kosmos ini mungkin terbentuk dari
kekacauan (chaes). Kehidupan timbul dari zat mati. Makhluk yang tinggi
tingkatannya timbul dari makhluk yang rendah dan sederhana tingkatannya. Sampai
abad 17-18 pendapat ini belum mendapat perhatian sebab pada abad ini pikiran
sarjana masih dikuasai oleh ajaran injil (kitab Generasi - teori penciptaan).
b. Carolus Linneaus (1707 - 1778)
Pencipta sistematik tumbuh - tumbuhan dan binatang. Menurut pendapatnya :
1. Semua tanaman dan binatang yang
hidup sekarang ini dahulu dengan serentak diciptakan di atas bumi oleh satu ciptaan
saja.
2. Mereka menciptakan dalam bentuk
seperti yang tampak sekarang.
3. Tidak pernah ada tanaman dan
binatang yang lain di bumi ini kecuali tanaman dan binatang yang hidup sampai
sekarang.
Keberatan
kita terhadap teori Penciptaan ini ialah adanya fosil - fosil yang menunjukkan adanya tumbuh - tumbuhan dan hewan kuno di abad - abad yang lalu, yang sekarang telah
musnah. Sebagai jawaban dari aliran penciptaan yaitu fosil adalah
percobaan penciptaan dari Tuhan yang tidak berhasil.
c. Cuvier (1723 - 1832)
Ahli
ilmu hewan bangsa Perancis yang mengajukan Palaentologi sebagai ilmu
tersendiri. Pendapatnya, sisa - sisa yang telah membatu itu adalah
sisa dari binatang yang telah mati di jaman dahulu. Setelah ia mempelajari perubahan lapisan bumi ia
mengemukakan teori catalysma, yaitu “tiap periode dari sejarah bumi
itu mungkin selalu berakhir dengan suatu bencana yaitu semacam kiamat yang
diceriterakan dalam Injil. Bencana ini memusnahkan atau hampir melenyapkan semua
makhluk hidup. Sesudah itu Tuhan mungkin menciptakan kembali tumbuhan dan margasatwa baru”.
Perbedaannya
dengan Linneaus adalah Lenneaus mengatakan penciptaan dan kiamat itu
berlangsung satu kali. Sedang menurut Cuvier penciptaan dan kiamat itu
beruluang - ulang. Dari keanehan tersebarnya binatang
di atas bumi Cuvier mengemukakan pula bahwa kemungkinan lenyapnya
binatang-binatang itu tidak di semua tempat. Sehingga mungkin binatang yang
diciptakan pada periode lampau dari suatu daerah tertentu kemudian pindah
menempati daerah baru dari muka bumi ini.
Aristoteles, Lamarck dan John Ray (ahli ilmu hayat
Inggris tahun 1700) mengemukakan bahwa semua binatang itu sebenarnya dapat
dianggap sebagai suku-suku dari suatu deret naik, dimuali dari binatang bersel
satu yang sederhana hingga manusia yang mereka sebut tangga alam atau echollede
la nature. Setelah
Cuvier memeriksa badan dalam dari macam-macam binatang ia tidak sependapat
dengan anggapan tangga dari alam ini, dan membagi dunia binatang menjadi 4
bagian besar yang disebutnya embrachment = cabang.
Yang
menurut istilah modern disebut phyllum. Keempat phyllum ini berdiri
sendiri-sendiri tidak mempunyai hubungan sama sekali, sedang tiap-tiap binatang
mempunyai tempatnya sendiri-sendiri pula dalam salah satu phyllum tadi, yaitu :
1.
Binatang bertulang (Vertebrata)
2.
Articulata (binatang berkuku)
3.
Mollusca (siput - siputan)
4.
Radiata atau Zoophyta (binatang
berkulit keras, cacing parasit dan cumi - cumi).
Pendapat Cuvier itu didukung oleh Carl Ernest Von Baer,
seorang ahli embriologi yaitu ilmu yang mempelajari perubahan bentuk dari suatu
makhluk sejak dari telur sampai menjadi binatang dewasa. Baik Cuvier maupun Von Baer tetap
berpendirian tidak adanya perubahan evolusi berbagai binatang seperti
dikemukakan Linneaus.
Bila
mereka membeda - bedakan binatang bertingkat tinggi dan binatang bertingkat rendah
berbeda karena organisasinya saja antara yang sederhana dan yang sempurna.
Bukan karena adanya hubungan kekeluargaan. Ahli yang juga sependapat dengan
mereka adalah ahli filsafat Jerman yaitu Geethe, Schelling, Oken dan Carus.
Ajaran
mereka sering disebut ajaran tyme atau ajaran morfologi yang
ideal. Mereka percaya akan teori penciptaan yang dilaksanakan dengan sekaligus.
Faktor-faktor waktu dalam kepercayaan mereka tidak memegang peranan penting.
Yang mereka pentingkan bukanlah jadinya tetapi adanya. Teori Cuvier ini
ditentang oleh Lyell bahwa kita tidak perlu beranggapan bahwa di jaman dahulu
telah terjadi kiamat yang berturut-turut sebab tenaga-tenaga geologi yang
sampai sekarang masih bekerja terus seperti erosi, gerakan kulit bumi sendiri,
daya gunung berapi dan lain-lain akan merubah struktur kulit bumi serta lapisan -lapisan dan bekerja terus menerus.
Yang hasilnya baru dapat dilihat setelah diadakan pemeriksaan yang lama sekali.
2.2 Teori Charles Darwin dan Ajarannya
Menurut T.H. Huxley nenek dari Juliana Huxley, Darwin
adalah orang yang pertama yang dapat memberikan bukti yang banyak sekali untuk
membenarkan ajaran Descendensi. Dan banyak bukti itu berasal dari berbagai
cabang Ilmu Hayat, sehingga hipotesanya tak dapat disangkal lagi.
a. Berlainan dengan ajaran sebelumnya yang
mengemukakan sebab musabab yang tidak terang serta agak menyinggung soal gaib,
untuk dapat menerangkan jalannya perubahan jenis binatang, maka Darwin hanya
memberikan keterangan yang rational dengan perubahan tertentu karena kemajuan
ilmu pengetahuan, terutama di lapangan ilmu genetika sampai sekarang masih
memegang peranan penting.
b. Darwin telah mendorong para penyelidik
pengetahuan seluruh dunia bahkan bertahun - tahun setelah dia meninggal dalam
lapangan pekerjaan nya, sehingga menghasilkan keterangan yang lebih banyak
lagi.
c. Pekerjaan Darwin berpengaruh bukan saja
kepada ilmu hayat tapi juga kepada sarjana di luar ilmu hayat.
Ajaran Darwin
1. Teori evolusi dari Lamarch adalah benar. Ia berpendapat
teorinya “seleksi alam” atau natural selection dan ia mendasarkan teorinya itu pada 4
point :
a) Variation
axists within a spasies. I Notice a leter of nes Borum pupils.
b) Over
production of affspring (anak keturunan), is caracteristic of
organisme, misalnya seekor cacing ascain dapat
memprodusir telur seanyak 200.000 tiap hari.
c) The
leers fits of the variants do not survive, nature. A string puppy in a latter
(beranak) has a better choice of nature “selecta”, make more fit, wich
reproduce, mis Astrong puppy in letter (beranak) has a better choice of
reaching mamateinty shan a weah one.
d) Favourable
survival trait (sif of) are in harited lry off spring from their perents (Exp : geberal costitutioneil strengt).
2. Memperjuangkan diri untuk
mempertahankan diri dengan lingkungan nya dapat bertahan terus, sebaliknya yang
kurang dapat menyesuaikan diri akan musnah. Dalam hal ini Darwin mandasarkan
teori Malthus yang dikemukakan di lapangan ekonomi di masyarakat manusia.
3. Semua individu, tumbuh - tumbuhan dan binatang itu pada dasarnya
agak bervariasi, bahwa variasi - variasi yang paling sesuai dengan
lingkungan hidupnya muncul sebagai pemenang dalam strugle for lifenya. Kemudian
variasi - variasi itu diwariskan kepada turunanya. Disamping seleksi alam ada pula
dasar seleksi kelamin yang juga memegang peranan penting. Binatang - binatang betina akan memilih jenis
jantan yang paling kuat, sehingga sifat - sifatnya yang bagus kemudian dapat
diwariskan kepada turunannya.
2.3 Bukti - bukti Ajaran Darwin
Bukti - bukti yang langsung dari ajaran
Darwin tentu tidak mungkin, karena berhubungan dengan proses sejarah masa
lampau. Tetapi ia memberikan pula bukti - bukti tidak langsung berdasarkan
berbagai cabang ilmu pengetahuan, yaitu :
a.
Ilmu
Sistimatik
Yaitu
ilmu yang ingin menggolongkan makhluk hidup ke dalam suatu sistem yang
berikhtiar ringkas mengajukan bahwa jenis binatang sulit sekali dipisah - pisahkan dari jenis yang lain dan dari berbagai varietas
yang diketemukan pada jenis - jenis. Jenis - jenis bisa dipandang sebagai variasi
yang telah konstan, sedang variasi harus dipandang sebagai jenis yang masih
sedang mengalami perkembangan.
b.
Ilmu
Paleontologi
Yaitu
yang mempelajari fosil - fosil. Dari fosil - fosil itu menunjukan bahwa ada
binatang dan tumbuhan yang lain yang dahulu pernah hidup, yang sekarang telah
musnah. Jika binatang yang telah musnah ini di bagikan ke dalam
golongan-golongan makhluk yang sederhana dan yang lebih sempurna tingkatanya,
berdasarkan bentuk badanya, teryata pembagian ini cocok dengan pembagian umur
geologis dari lapisan-lapisan tanah yang mengandung fosil tersebut. Binatang
yang sederhana di tingkatanya selalu terdapat di lapisan -lapisan tanah yang tertua. Adanya
bentuk binatang yang hidup sampai sekarang ini membuktikan adanya keberatan
diantara mereka.
Timbulnya
jenis - jenis baru dari yang lama itupun kebanyakan dengan mudah
direkrontuksikan dengan mempergunakan deretan bentuk antara tersebut. Juga
penurunan manusia dari satu jenis binatang yang lain itupun harus merupakan
suatu konsekuensi dari ajarannya. Bahwa manusia niscaya dahulu mempunyai nenek
moyang yang sama, seperti juga kera, manusia yang masih hidup sampai sekarang
dari golongan gorila dan chimpance.
Akan tetapi tidak ada kera manusia
seekorpun yang hidup sampai sekarang, sisa-sisa fosil manusia dan
sisa-sisa fosil makhluk hidup yang merupakan bentuk antara manusia dan kera
manusia sudah banyak ditemukan, seperti yang ditemukan di Pulau Jawa,
Pitecanthropus Erectus.
c.
Ilmu
Anatomi
Menunjukan
bahwa alat - alat tubuh yang bentuk dan fungsinya berbeda -beda dapat dipandang sebagai
variasi dari suatu rencana dasar yang sama yang terdapat pada nenek
moyang yang sederhana tingkatanya, yang terjadi karena spesialisasi kesatuan
jurusan tertentu. Pada kebanyakan dari binatang itu menemukan alat-alat tubuh
yang rudimetair, yang mempunyai fungsi sama didalam kehidupanya. Umpamanya pada
umbai - umbai cacing (appendic vermiformis) yang terdapat pada unsur
kita, yang sampai sekarang belum diketahui fungsinya. Sudah banyak orang modern
yang hidup tanpa umbai cacing. Adanya umbai cacing tersebut dapat diterangkan
dengan menggunakan teori penurunan, karena pada jenis binatang setengah kera
alat itu masih terdapat sebagai bagian dari usus besar yang lebarnya masih sama
seperti usus besar itu sendiri.
Contoh lain dari alat rudimentair adalah sebuah lipatan
kecil yang terdapat di bagian dalam dari sudut mata (plica semilucarial), yang
dipandang sebagai sisa-sisa dari kelopak mata yang ketiga yang masih tampak
dengan nyata pada beberapa jenis burung, yang berupa sebuah tulang rawan. Dan sisa dari tulang rawan itu masih
sering terdapat pada kera-kera dan manusia, pada orang negro 15% sedangkan pada
orang kulit putih hanya tinggal 1%. Pada ikan laut seperti hiu, ikan paus
pada dagingnya kadang-kadang ditemukan tulang-tulang yang terlepas di dalam
daging, tidak mempunyai hubungan dengan tulang lain, yang merupakan sisa tulang
pinggul atau sisa anggota belakang.
Contoh lain yaitu adanya keadaan yang disebut atavisme
yaitu terdapatnya (kadang-kadang) suatu sifat pada seekor binatang yang
tertentu, yang baginya sendiri tidak biasa, akan tetapi pada binatang lain
adalah biasa. Binatang
yang akhir ini dianggap sebagai nenek moyang dari binatang pertama tadi.
Misalnya seorang bayi yang berekor. Pada orang-orang Jepang perempuan,
kadang-kadang mempunyai sifat keperthale (yang menunjukkan berpayudara lebih
dari biasa) kira-kira 50%.
d.
Ilmu
Embriologi
Yang
mempelajari tentang perkembangan individu mulai dari telur sampai dewasa yang
disebut perkembangan ontogeni, menunjukkan bahwa sel telur yang sudah dibuahi
dan tingkatan pembagian sel yang pertama didalam kandungan dari
bermacam-macam binatang ternyata banyak persamaanya. Sifat - sifat itu persamaanya mulai berbeda
seolah-olah perkembangan embrio berikutnya demikian pula embrio-embrio dari
binatang menyusui dengan manusia dalam tingkatan-tingkatan pertumbuhanya yang
permulaan menunjukkan persamaan-persamaan yang banyak sekali dengan
binatang - binatang dewasa dari ikan, yang historis kita pandang sebagai
binatang berangka pertama.
Pada
embrio itu kita dapat melihat celah - celah insang, jantung yang
hanya mempunyai pembuluh darah (pada tempat nadi badan dan nadi
paru-paru). Dengan cabang yang menuju ke insang. Pada embrio manusia
pertumbuhannya yang lebih lanjut, insang-insang dan pembuluh darah yang menuju
keinsang itupun hilang dan diganti dengan paru-paru. Pada embrio manusia itupun
kita mendapatkan bakal ekor yang nyata sekali.
Pada
berudu, mempunyai ekor dan insang, yang pada tingkatan selanjutnya
hilang, insang diganti dengan paru-paru sedangkan ekor diganti
dengan kaki. Berdasarkan hal tersebut, Haeckel mengemukakan bahwa ontogeni
adalah ulangan dari phylogeny artinya sejarah perkembangan hidup dari individu
merupakan sejarah perkembangan yang pendek dari evolusi binatang yang
disebutnya, merupakan hukum dasar biogenetis.
2.4 Kelemahan Ajaran Darwin
1. Anggapan Darwin mengenai perubahan
binatang bertingkat tinggi yang berasal dari binatang bertingkat rendah
tingkatannya.
Akan tetapi cara - cara perubahanya itu masih gelap.
2. Variasi - variasi secara alami ternyata tidak
dapat diturunkan dan tidak mungkin merupakan dasar dari perubahan - perubahan yang sangat progresif.
Karena berdasarkan ilmu kebakaan variasi itu ada 2 macam yaitu genethype dan
phaenetyhpe ini tidak bakal dan tidak diturunkan dan
biasanya hasil dari pengaruh. Contoh phaenethype ini misalnya
kebiasaan melubangi daun telinga, membungkus kaki, gadis cina disunat, semua
tidak bisa diturunkan. Orang - orang negro yang hidupnya sedarah
dengan kulit putih seperti di Amerika Serikat kulitnya tetap berbeda.
Apakah teori evolusi bertentangan
dengan ajaran agama. Hal ini kita bandingkan dengan ajaran agama itu sendiri,
misalnya :
1. Kejadian Bumi
Bumi dijadikan dalam waktu 6 hari
(Qur’an) dan 7 hari (Injil), dari perkataan ini menunjukkan adanya azas
evolusi. Tuhan berfirman : “Al Furqon 59, Al Taubah 3, Al Araf 54, Al Hud 7”.
Sebab sehari disisi Tuhan sama denga 1000 tahun atau 50.000 tahun bagi kita
sekarang, seperti sabda -Nya pula dalam Al Haji 47 dan Al Ma’arij 4.
2. Persamaan mausia denga
binatang terdapat didalam surat A-An’am 38.
3. Tetapi mengenai kejadian mausia
Tuhan meneragkan di dalam surat Ar Rachman 14.
Bila kita menafsirkan ayat ini bahwa manusia dibuat dari
tanah, secara pikiran evolusi mungkin bisa ditafsirkan, semua
kehidupan termasuk manusia hidup dijadikan dari tanah dan udara. Zat - zat dari tanah, kemudian berupa
makanan sehingga meskipun kita makan daging, tumbuhan, tapi hakikatnya kita makan tanah.
Dan kesimpulan yang kami kemukakan adalah sabagai berikut
:
a. Prinsip evolusi tidak bertentangan
dengan agama, dan adanya prinsip Tuhan atas kehendak dan ciptaan ijin. Jadi adanya evolusi karena adanya
ciptaan Tuhan. Dan adanya fosil itu hasil penciptaan Tuhan. Manusia berbeda
dengan binatang karena Tuhan membuat makhluknya disesuaikan dengan
keadaan lingkungannya.
b. Mengenai kejadian manusia yang
berasal dari sejenis dengan binatang yaitu senenek moyang dengan kera. Saya
belum bisa menerima sebab :
1. Disabdakan
oleh Tuhan, jadikan manusia itu dari tanah seperti tembikar. Bila diingat pembuatan tembikar langsung
dari tanah.
2. Darwin
sendiri belum dapat menyebutkan bagaimana proses terjadinya itu dengan jelas, dan binatang apa itu,
hanya dikirakan saja.
No comments:
Post a Comment