SOAL HOTS DAN PISA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WATERFALL
Berdasarkan gambar di atas, menurut referensi
Pressma bahwa Waterfall Model
dimulai dari analysis, design, code, dan
test.
1.
analysis
Langkah awal yang dilakukan dalam Waterfall
Model yaitu menganalisis terlebih dahulu. Ketika teori gambar di atas
menggambarkan menganalisis untuk membangun software. Maka dalam proses belajar
mengajar di kelas, tahap analisis ini merupakan langkah awal seorang guru untuk
menentukan langkah selanjutnya. Hal yang akan dilakukan oleh guru sudah
seharusnya di awali analisis terlebih dahulu.
Saat ini soal yang biasanya di berikan seorang guru kepada siswanya
adalah soal-soal yang hanya mengharuskan siswa untuk mengingat dan memanggil
ulang informasi yang telah di sampaikan seorang guru, sehingga siswa tidak
mampu menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata. Siswa selama ini belum
terbiasa untuk menganalisis, merefleksi, memberi argumen, menerapkan konsep pada
situasi berbeda, menyusun, menciptakan, dan selama ini siswa belum dilatih
untuk memiliki kemampuan berfikir tingkat tinggi. Kemampuan berfikir tingkat
tinggi bukanlah kemampuan untuk mengingat atau mengulang. Dengan demikian
dibutuhkan soal HOTS yang memacu siswa untuk berfikir tingkat tinggi, yang akan
membekali siswa untuk dapat hidup di abad 21 yang penuh dengan persaingan.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk
memecahkan masalah (problem solving), keterampilan berpikir kritis (critical
thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kemampuan berargumen
(reasoning), dan kemampuan mengambil keputusan (decision making).Kemampuan
berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu kompetensi penting dalam dunia
modern, sehingga wajib dimiliki oleh setiap peserta didik.
Soal-soal HOTS merupakan asesmen yang berbasis situasi nyata dalam
kehidupan sehari-hari, dimana peserta didik diharapkan dapat menerapkan
konsep-konsep pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan masalah. Permasalahan
kontekstual yang dihadapi oleh masyarakat dunia saat ini terkait dengan
lingkungan hidup, kesehatan, kebumian dan ruang angkasa, serta pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam pengertian
tersebut termasuk pula bagaimana keterampilan peserta didik untuk menghubungkan
(relate), menginterpretasikan (interprete), menerapkan (apply)
dan mengintegrasikan (integrate) ilmu pengetahuan dalam pembelajaran di
kelas untuk menyelesaikan permasalahan dalam konteks nyata.
2.
Design
Setelah guru tahap pertama sudah dilakukan guru
dengan baik, maka selanjutnya ialah design. Dalam hal ini guru akan membuat
desain soal yang berdasarkan analisis yang sudah dilakukan sebelumnya.
Dalam membuat soal Hots diperlukan untuk
mendesainnya terlebih dahulu
Langkah-langkah Menyusun Soal HOTS
1)
Menganalisa KD yang dapat dibuatkan soal HOTS
KD : Menyajikan hasil pe-ngamatan tentang
hasil-hasil kebudaya-an dan pikiran ma- syarakat Indonesia pada masa Praaksara, masa Hindu-Buddha, dan masa
Islam dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, dan politik yang masih hidup
dalam ma-syarakat sekarang.
2)
Menyusun Kisi-Kisi Soal
No.
|
Kompetensi
Dasar
|
Materi
|
Stimulus
|
Indikator Soal
|
Rumusan
Soal
|
No Soal
|
1
|
Menyajikan hasil pe-ngamatan tentang hasil-hasil kebudaya-an dan
pikiran ma-syarakat Indonesia pada masa
Praaksara, masa Hindu-Buddha, dan masa Islam dalam aspek geografis,
ekonomi, budaya, dan politik yang masih hidup dalam ma-syarakat sekarang.
|
- Posisi suatu negara dan kaitannya
dengan Iklim
|
-
Teks
|
-
Menganalisis keter-kaitan
antara letak astronomis dan geografis dengan musim dan hu-bungan dengan
negara lain
|
Ø Menyebutkan
waktu kedatangan musim semi dan dingin
|
1
|
3) Menulis
butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal. Butir-butir pertanyaan ditulis
agar sesuai dengan kaidah penulisan butir soal.
1. Heni merupakan mahasiswi Universitas Lampung yang berencana mengadakan field
trip ke beberapan negara di dunia, yaitu pada field trip ke-1 kunjungan akan
dilakukan ke beberapa negara di eropa (Prancis, jerman, itali), dan pada field
trip ke-2 kunjungan akan dilakukan ke beberapa negara bagian di australia (new
south wales dan victoria). Field trip tersebut akan diadakan di tahun 2018.
Pada field trip ke-1 mahasiswa akan di berangkatkan pada saat negara tujuan
sedang berlangsung musim semi, dan pada
field trip ke-2 mahasiswa akan diberangkatkan pada saat negara tujuan sedang
berlangsung musim dingin. Kapankah waktu yang tepat untuk keberangkatan field
trip ke-1 dan field trip ke-2?
Alasan: Untuk menjawab
soal di atas anak setidaknya harus punya kemampuan memahami konsep:
1. revolusi bumi
2. gerak semu tahunan
matahari
3. posisi Negara-negara
di dunia
4) Membuat
kunci jawaban
Jawabannya adalah Fiel
trip ke-1 berangkat pada 21 maret 2018. Field trip ke-2 berangkat pada 21 Juni
2018
3.
Coding
Setelah guru membuat desain pembelajaran,
langkah selanjutnya ialah coding. Hal ini memang lebih tepatnya dilakukan dalam
membangun software tetapi penulis mencoba menganalisis bahwa coding ini ialah
penandaan untuk hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru setelah tahap
desain. Seorang guru harus lebih memahami bahwa setelah mendesain model soal
HOTS bukan berarti tugasnya selesai. Tetapi harus memperhatikan bahwa model
soal HOTS yang sudah dibuat sudah tepat dan kemudian dapat diterapkan dalam
pembelajaran, sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum. Ketika belum,
maka hal yang dilakukan oleh guru yaitu penandaan atau coding pada hal yang
belum sesuai tersebut. Sehingga hal yang tidak sesuai tersebut dapat
diperbaiki.
4.
Test
Langkah terakhir berdasarkan referensi Pressma
(1997), yaitu test. Hal ini dilakukan untuk mengukur apakah tahap-tahap sebelum
berjalan secara efektif atau belum. Tes merupakan alat untuk mengukur
keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran yang sudah dilakukan. Tahap ini
merupakan tahap untuk mengetahui keberhasilan dari tahap-tahap sebelumnya. Test
dalam tahap ini adalah test dengan menggunakan model HOTS
Soal HOTS:
Heni merupakan
mahasiswi Universitas Lampung yang berencana mengadakan field trip ke beberapan
negara di dunia, yaitu pada field trip ke-1 kunjungan akan dilakukan ke
beberapa negara di eropa (Prancis, jerman, itali), dan pada field trip ke-2
kunjungan akan dilakukan ke beberapa negara bagian di australia (new south
wales dan victoria). Field trip tersebut akan diadakan di tahun 2018. Pada
field trip ke-1 mahasiswa akan di berangkatkan pada saat negara tujuan
sedang berlangsung musim semi, dan pada
field trip ke-2 mahasiswa akan diberangkatkan pada saat negara tujuan sedang
berlangsung musim dingin. Kapankah waktu yang tepat untuk keberangkatan field
trip ke-1 dan field trip ke-2?
SOAL PISA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WATERFALL
Berdasarkan gambar di atas, menurut referensi
Pressma bahwa Waterfall Model
dimulai dari analysis, design, code, dan
test.
1. analysis
Langkah awal yang dilakukan dalam Waterfall
Model yaitu menganalisis terlebih dahulu. Ketika teori gambar di atas
menggambarkan menganalisis untuk membangun software. Maka dalam proses belajar
mengajar di kelas, tahap analisis ini merupakan langkah awal seorang guru untuk
menentukan langkah selanjutnya. Hal yang akan dilakukan oleh guru sudah
seharusnya di awali analisis terlebih dahulu.
Saat ini soal yang biasanya di berikan seorang guru kepada siswanya
adalah soal-soal yang hanya mengharuskan siswa untuk mengingat dan memanggil
ulang informasi yang telah di sampaikan seorang guru, sehingga siswa tidak
mampu menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata. Siswa selama ini belum
mampu memecahkan masalah non-routine atau level tinggi, kemampuan berfikir tingkat tinggi bukanlah
kemampuan untuk mengingat atau mengulang seperti yang biasanya terdapat pada
soal-soal yang selama ini diberikan guru. Oleh sebab itu sistem evaluasi di
Indonesia masih tergolong menggunakan soal yang berlevel rendah, sehingga siswa
tidak mampu memecahkan masalahnya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa terbiasa memperoleh dan menggunakan pengetahuan IPS formal di kelas.
Dalam proses belajar mengajar, pada umumnya guru biasanya memberikan materi
formal, tanpa mengetahui apa kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari?. Berbeda
halnya dengan soal PISA yang diawali dengan permasalahan sehari-hari,
kemudian dari permasalahan tersebut siswa diminta untuk berfikir dengan bebas
menggunakan berbagai cara untuk menyelesaikannya, belajar memberikan alasan,
belajar membuat kesimpulan, dan belajar menggeneralisasi formula atau membuat
rumus umum dari permasalahan yang diberikan.
Dengan demikian, guru sebagai fasilitator
siswa akan menyesuaikan pengajarannya di kelas untuk membelajarkan materi
IPSnya berbasis proses penyelesaian PISA seperti melibatkan proses
berpikir tingkat tinggi seperti bernalar, berargumen, berkomunikasi, dan
menggunakan strategi pemecahan masalah.
2.
Design
Setelah guru tahap pertama sudah dilakukan guru
dengan baik, maka selanjutnya ialah design. Dalam hal ini guru akan membuat
desain soal yang berdasarkan analisis yang sudah dilakukan sebelumnya.
Dalam proses pengembangannya, soal model PISA bisa dibuat melalui
proses: (1) mengidentifikasi profil soal PISA yang telah dirilis sehingga bisa
diketahui pola susunannya; (2) menemukan konteks sehari-hari yang relevan; (3)
menyusun materi soal ; (4) membuat rubrik penyelesaian; (5) memberikan
perangkat soal kepada pakar soal PISA untuk diuji kevalidan soalnya; (6) mengujicobakan soal ke kelompok
kecil untuk mengetahui kelemahan susunan soal ditinjau dari bahasanya; (7)
merevisi soal berdasarkan masukan dari pakar dan siswa; dan terakhir (8)
menggunakannya dalam proses pembelajaran pada materi yang berkaitan dengan
soal. Langkah-langkah di atas penulis tulis berdasarkan pengalaman pribadi
dengan mengadaptasi proses pengembangan bahan ajar dari Formative
Evaluation
3.
Coding
Setelah guru membuat desain pembelajaran,
langkah selanjutnya ialah coding. Hal ini memang lebih tepatnya dilakukan dalam
membangun software tetapi penulis mencoba menganalisis bahwa coding ini ialah
penandaan untuk hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru setelah tahap
desain. Seorang guru harus lebih memahami bahwa setelah mendesain model soal
PISA bukan berarti tugasnya selesai. Tetapi harus memperhatikan bahwa model
soal PISA yang sudah dibuat sudah tepat dan kemudian dapat diterapkan dalam
pembelajaran, sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum. Ketika belum,
maka hal yang dilakukan oleh guru yaitu penandaan atau coding pada hal yang
belum sesuai tersebut. Sehingga hal yang tidak sesuai tersebut dapat
diperbaiki.
5.
Test
Langkah terakhir berdasarkan referensi Pressma
(1997), yaitu test. Hal ini dilakukan untuk mengukur apakah tahap-tahap sebelum
berjalan secara efektif atau belum. Tes merupakan alat untuk mengukur
keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran yang sudah dilakukan. Tahap ini
merupakan tahap untuk mengetahui keberhasilan dari tahap-tahap sebelumnya.
No.
|
Kompetensi
Dasar
|
Materi
|
Stimulus
|
Indikator
Soal
|
Rumusan
Soal
|
No_Soal
|
1
|
Memahami Pengaruh keunggulan lokasi bagi kehidupan
masyarakat Indonesia
|
Angin Lokal
|
-
Gambar/Teks
|
-
Mengamati gambar-gambar tentang angin darat dan angin laut
|
Ø Waktu
terjadinya angin darat dan angin laut
|
1
|
SOAL PISA:
Seorang nelayan dapat memanfaatkan angin darat
dan angin laut untuk berlayar mencari ikan. Pak Imron merupakan seorang nelayang
yang baru pertama kali melaut, sehingga ia belum dapat memperkirakan waktu
keberangkatan yang tepat untuk berlayar. Kapankah waktu keberangkatan yang
tepat bagi pak Imron untuk berlayar?
Jawab: Keberangkatan yang tepat untuk pak Imron
berlayar yaitu pada malam hari sekitar 21.00
WIB. Angin Darat dan Angin Laut juga biasa
dimanfaatkan oleh para nelayan untuk berlayar, mencari ikan di laut. Pada malam
hari, para nelayan berlayar menggunakan perahu - peragunya didorong angin darat
ke tengah laut. Pada siang hari, nelayan kembali ke daratan dengan memanfaatkan
angin laut.
No comments:
Post a Comment