Monday, April 6, 2020

KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BAHASA DI INDONESIA




KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BAHASA DI INDONESIA

Materi Pertemuan 1         : Keragaman Rumah Adat 
Tujuan Pembelajaran        : Mengidentifikasi Keragaman Etnik dan Siswa dapat mengidentifikasi permasalahan dan mencari solusi terkait keragaman etnik di Indonesia

Ø  Siswa Akan Membaca Hand Out Materi Selama 10 Menit
Sebagai negara kepulauan Indonesia memiliki beragam suku bangsa. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, diketahui bahwa Indonesia memiliki 1.128 suku bangsa (Netral News. 2017). Untuk mendapatkan gambaran mengenai sebaran suku bangsa di Indonesia, perhatikan daftar suku bangsa di Indonesia pada tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1.1 Amati nama suku bangsa dan daerah asalnya!
Nama Suku Bangsa
Daerah Asal
Aceh, Gayo, Tamiang, Simeulue
Aceh
Batak Toba , Batak Karo, batak mandailing, nias.
Sumatra Utara
Minangkabau, mentawai
Sumatra Barat
Talang Mamak, Kualam Bonai, Akit
Riau
Komering, Palembeng, Ogan
Sumatera Selatan
Bangka, Belitung, Mendanau, Sumendo
Bangka Belitung
Rajang, Lembak
Bengkulu
Kubu, Kerinci, Bajau
Jambi
Lampung
Lampung
Sunda
Jawa Barat
Betawi
DKI Jakarta
Jawa, Samin, Karimun
Jawa Tengah
Madura, Jawa, Tengger, Osing
Jawa Timur
Dayak, Ngaju
Kalimantan Barat
Bulungan, Tidung
Kalimantan Timur
Lawang, Dusun
Kalimantan Timur
Sasak, Sumbawa, Bima
Nusa Tenggara Barat
Timor, Rote, Flores, Sumba
Nusa Tenggara Timur
Kaali, Kuwali
Sulawesi Tengah
Wolio, Laki, Buton
Sulawesi Tenggara
Sangir, Talaud, Minahasa
Sulawesi Utara
Makasar, Bugis , Toraja
Sulawesi Selatan
Bali
Bali
Ambon, Alifuru
Maluku
Marind, Asmat, Biak
Papua
Sumber : Rizky dan Wisobo (2015)



Sumber : Netral News (2017)

Keragaman suku bangsa merupakan kekayaan tersendiri bagi bangsa Indonesia, namun keragaman tersebut juga harus dapat disikapi dengan bijaksana, toleransi, saling menghormati, serta saling bermusyawarah dan berinteraksi dengan baik. Jika keberagaman tersebut tidak disikapi dengan nilai-nilai kebaikan justru keberagaman tersebut dapat menimbulkan berbagai kecemburuan sosial dan kesalahfahaman akibat tidak adanya hubungan dan komunikasi yang baik antar suku. Indonesia merupakan masyarakat yang memiliki 1340 suku bangsa, dan ini merupakan kekayaan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Biasanya masing masing suku tersebut Text Box: Sumber : Netral News (2017)hidup berkelompok. Sebagai masyarakat Indonesia yang baik sudah seharusnya kita dapat hidup berdampingan dan saling berinteraksi dengan menjunjung nilai toleransi. Namun terkadang keragaman suku bangsa yang menjadi sumber kekayaan bangsa justru dinodai dengan adanya pertikaian antar suku.  Rasa kecemburuan sosial, perbedaan kepentingan, merupakan akar permasalahan yang menyebabkan pertikaian antar suku di Indonesia. Oleh karena itu sebagai generasi penerus, kita semua hendaknya dapat memahami perbedaan, dapat menjalin silahturahmi yang baik tanpa membeda-bedakan suku ataupun agama. Sehingga keragaman suku di Indonesia dapat menjadi kekayaan yang tak ternilai harganya, dengan masyarakatnya yang hidup harmonis. Berikut ini merupakan beberapa contoh pertikaian antar etnik yang pernah terjadi di Indonesia, semoga dapat di ambil pelajaran sehingga hal tersebut tidak terulang lagi.

A.  Beberapa contoh pertikaian antar suku yang terjadi di
Iindonesia

1.  Pertikaian Antar Suku di Lampung
Lampung merupakan daerah tujuan transmigrasi besar-besaran. Masyarakat lampung hanya sedikit namun masyarakat, Bali, Sumatera utara, Padang, Palembang, Bugis hingga keturunan Cina dan Arab banyak yang menetap disana. Selain menjadi kekayaan tersebdiri bagi Provinsi Lampung dengan beragamnya suku yang mendiami Provinsi tersebut, Lampung juga dapat menjadi potensi pertikaian antar suku jika hubungan antar suku tidak terjalin dengan baik. Di lampung pernah terjadi pertikaian antara masyarakat pendatang dan masyarakat setempat. Berikut merupakan sebab-sebab terjadinya pertikaian antar suku di Lampung :

1)    Kecemburuan Sosial
Kecemburuan sosial adalah suatu kondisi dimana munculnya kelas kelas sosial karena adanya perbedaan perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat seperti dari segi politik, ekonomi, sosial, Idiologi, dsb yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Di Provinsi Lampung pernah terjadi pertikaian antara suku Bali dan suku Lampung dipicu oleh rasa kecemburuan sosial. Pada saat mayarakat Bali datang ke lampung karena adanya program transmigrasi, masyarakat bali mempunyai sifat yang ulet dan tekun dalam bekerja. Dalam kurun waktu 51 tahun sejak ditempatkan di lampung, desa yang mereka bangun tergolong maju dengan bangunan megah dilengkapi pura-pura. Berbeda dengan Desa Agom yang dihuni suku Lampung yang memiliki rumah-rumah sederhana dibandingkan dengan bangunan di desa Balinuraga. Adanya kecemburuan sosial Desa Agom terhadap Desa Balinuraga membuat pertikaian kecil menjadi besar,dan pertikaian individu menjadi pertikaian kelompok.

2)   Karena Kebutuhan Ekonomi
Konflik masyarakat Desa Agom dan Desa Balinuraga ini terjadi karena satu sama lain memiliki kebutuhan dan kepentingan dalam satu wilayah yang sama. Contohnya konflik lahan parkir yang terjadi antara etnis bali dan etnis lampung. Etnis lampung memiliki kebutuhan ekonomi dengan menjadi tukang parkir di pasarSidomulyo, tetapi saat diminta uang parkir etnis Bali justru mengejek etnis Lampung dengan membawa hal yang bersifat SARA. Dan hal ini pun menjadi pertikaian di pasar Sidomulyo

3)   Kesalah fahaman
Kesalahfahaman antar suku juga dapat menjadi pemicu benih-benih pertikaian antar suku. Contohnya pertikaian antara suku Bali dan suku Lampung. Penyebab dari pertikaian ini adalah dua gadis desa Agom (Suku Lampung) terjatuh dari motor dan beberapa pemuda dari desa Balinuraga (suku Bali) membantu mereka. Namun warga desa Agom salah paham mereka menganggap warga desa Balinuraga tidak hanya membantu korban melainkan diikuti perbuatan tidak pantas. (Utami, 2010)

Berdasarkan permasalahan yang pernah terjadi antara masyarakat Lampung dan masyarakat Bali, kita dapat mengambil pelajaran, bahwa tidak sepatutnya rasa kecemburuan sosial membawa kita pada rasa tidak suka, seharusnya kita lebih menerapkan sikap terbuka dan menjunjung tinggi nilai kekeluargaan dan tolong menolong dalam masyarakat, sehingga apabila kita melihat orang yang lebih sukses tidak sepatutnya kita bersikap iri. Dan pertikaian itu harus terlebih dahulu diselesaikan dengan komunikasi dan musyawarah, agar kita mengetahui akar permasalahannya, dan agar kita dapat menyelesaikan permasalahan dengan adil.

2.  Pertikaian Antar Suku di Kalimantan Tengah

Secara umum terdapat empat kelompok etnis besar dikalimantan tengah yaitu, Dayak, cina, dan madura. Di propinsi kalimandan tengah pertikaian antara suku asli dan suku pendatang dapat meluas menjadi pertikaian antar suku. Berikut merupakan sebab-sebab terjadinya pertikaian antar suku di Kalimantan Tengah :

1)    Sengketa Tanah
Permasalahan tanah memang seringkali menjadi pemicu pertikaian antara suku asli dan suku pendatang. Pertikaian yang pernah terjadi di Kalimantan Tengah dilatarbelakangi oleh mengeksploitasian jutaan hektar hutan di Kalimantan. Proses marginalisasi orang Dayak dilakukan juga oleh pemerintah. “Pemerintah telah mengubah hutan-hutan dan tanah-tanah adat menjadi daerah transmigrasi, perkebunan, dan penebangan kayu, dengan janji bahwa proyek itu akan menguntungkan mereka. Meskipun begitu, banyak di antara proyekproyek itu justru semakin memperburuk standar hidup mereka” (Tanasaldy, 2007:478). Hal ini pun menjadi pemicu pertikaian antara suku dayak dan suku madura, karena orang-orang madura banyak yang duduk di pemerintahan. Perubahan hutan-hutan dan rumah adat menjadi daerah pemukiman berlaku sejak adanya kebijakan Hak Pengusahaan Hutan (HPH),

2)   Permasalahan Ketimpangan Ekonomi
Suku madura dapat digambarkan sebagai masyarakat yang mandiri, dan berwatak dinamis. Warga madura memiliki sifat gigih dan memiliki etos kerja yang luar biasa, sehingga etnis madura menjadi etnis yang mampu menguasai perekonomian di Kalimantan Tengah. Hal ini mengakibatkan adanya kesenjangan antara masyarakat Madura dan masyarakat Dayak yang merupakan penduduk asli daerah itu. Suku Dayak pun dikabarkan merasa cemburu dengan persaingan yang terus datang dari warga Madura yang semakin agresif. Ditambah lagi, aturan-aturan baru telah memungkinkan warga Madura memperoleh kontrol terhadap banyak industri komersial di provinsi ini seperti perkayuan, pertambangan dan perkebunan, suku Dayak terkesan tertinggal dari masyarakat pendatang terutama suku Madura. Sehingga terkadang menyebabkan pertikaian antara kedua suku tersebut.

3)   Perebutan Sumber Daya Alam
Perebutan sumber daya alam juga kerap menjadi pemicu terjadinya pertikaian antara suku asli dan suku pendatang. Contohnya Pertikaian antara suku Dayak dan suku Madura juga pernah terjadi karena suku Madura yang ikut mengambil emas saat suku Dayak tengah menambang emas, hal tersebut kemudian berlanjut pada pertikaian antar suku. Padahal tidak seharusnya permasalahan tersebut diselesaikan dengan pertikaian, kita dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan musyawarah. Komunikasi serta berusaha untuk menjalin hubungan yang baik antar suku dapat lebih meredam kesalahpahaman, karena selama ini masing-masing suku biasanya hidup berkelompok, sehingga memungkinkan tidak terjalin komunikasi yang terbuka dan tidak terciptanya kekeluargaan yang harmonis satu sama lain. (Prayudi, 2004)

B.  Berikut ini beberapa tindakan yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencegah dan mengatasi pertikaian Antar Etnis di Indonesia:
·         Memegang teguh ajaran agama (Religius), karena setiap agama tidak ada yang mengajarkan kekerasan kepada umatnya. Semua agama mengajarkan nilai-nilai menghargai sesama manusia. Dengan memegang teguh ajaran agama setiap masyarakat pasti tidak akan berbuat kekerasan terhadap orang lain, dan ia akan mematuhi nilai-nilai baik dalam agamanya, dan tidak melakukan hal buruk yang dilarang agama.
·         Semangat nasionalisme cara mengadakan program-program pendidikan yang mencakup ideologi multikultural dan demokrasi.
·         Semangat pluralisme, dengan menanamkan jiwa anti diskriminasi, upaya sosialisasi kebiasaan masing-masing juga perlu dilakukan, selain itu juga mengembangkan sikap terbuka dan saling berinteraksi antar suku, serta saling menghormati dapat mencegah adanya sikap salah padam satu sama lain.
·         Semangat untuk toleransi, saling menghormati antar sesama
·         Tidak mengeksploitasi hal-hal yang dapat menimbulkan konflik sara.
C.  Berikut ini beberapa tindakan yang dapat dilakukan pemerintah untuk mencegah dan mengatasi pertikaian Antar Etnis di Indonesia:
·         Pada tataran sosial politik dan kebudayaan, dapat dilakukan pengembangan kondisi yang kondusif bagi budaya lokal  dengan memberdayakan kembali lembaga-lembaga adat lokal. Dengan begitu rakyat memiliki wadah untuk menyalurkan aspirasinya.
·         Pada tataran ekonomi, sentra-sentra bisnis yang menjadi salah satu pemicu kecemburuan sosial terhadap kaum pendatang. Sebisa mungkin dapat diwujudkan tetap terjaganya perkembangan wilayah sekitar, mewujudkan pemerataan, sehingga tidak terjadi kesenjangan ekonomi antar kelompok suku.
·         Pemerintah harus bijak dalam membuat peraturan, sehingga tidak hanya menguntungkan sebelah pihak, namun juga tetap memperhatikan kepentingan masyarakat (Prayudi, 2004).

Masing-masing suku di Indonesia juga meliliki bahasa yang berbeda-beda, kosa kata, nada bicara masing masing daerah pun berbeda-beda, Indonesia juga memiliki berbagai bahasa daerah, setiap suku biasanya memiliki bahasa daerahnya masing-masing. Terdapat sekitar 652 bahasa daerah di Indonesia dan ini merupakan keragaman budaya Indonesia, namun keberadaannya saat ini mulai tergerus oleh roda zaman.
Selanjutnya, Summer Insitute of Linguistics (SIL) (2008) menyebutkan paling kurang dua belas faktor yang berhubungan dengan kepunahan bahasa, yaitu (1) kecilnya jumlah penutur, (2) usia penutur, (3) digunakan-atau-tidak digunakannya bahasa ibu oleh anak-anak, (4) penggunaan bahasa lain secara reguler dalam latar budaya yang beragam, (5) perasaan identitas etnik dan sikap terhadap bahasanya secara umum, (6) urbanisasi kaum muda, (7) kebijakan pemerintah, (8) penggunaan bahasa dalam pendidikan, (9) intrusi dan eksploitasi ekonomi, (10) keberaksaraan, (11) kebersastraan, dan (12) kedinamisan para penutur membaca dan menulis sastra. Selain itu, ada pula tekanan bahasa dominan dalam suatu wilayah masyarakat multibahasa.
Selain menjadi kekayaan tersendiri bagi bangsa Indonesia, Bahasa juga dapat menimbulkan kesalahpahaman satu sama lain karena kurangnya pemahaman tentang adat kebiasaan dan cara berkomunikasi suku lain.



D.  Berikut Merupakan Penyebab Kesalahfahaman Antar Bahasa:

1)    Tidak Mengerti Arti Bahasa yang Disampaikan
Perbedaan bahasa terkadang juga dapat menimbulkan kendala bagi seseorang yang berbeda suku dalam berinteraksi. Salah satu kesulitan tersebut adalah mereka tidak mengerti bahasa yang disampaikan oleh lawan bicaranya.
Sebagai contoh yang pernah dialami Zulaikha mahasiswi dari bali yang berbicara kepada pedagang pisang goreng yang bersuku madura.
“ Ketika saya hendak membeli pisang goreng di tempat jualan di sekitar kampus. Saya bertanya dengan penjual tersebut “Apakah pisang gorengnya masih ada?”. Penjual tersebut bilang kalau pisang gorengnya “entek”. Akhirnya saya tunggu 20 menit, saya hanya bergeming dalam hati kok pisang gorengnya belum dibungkusin. Lalu teman saya mampir dan bertanya “kenapa kamu masih disini?”, lalu saya menjawab “kata penjualnya pisang gorengnya entek”, kemudian teman saya tertawa. (Juariah, 2012).
Kata “entek” dalam bahasa Madura memiliki arti “sudah habis”, sehingga karena faktor tidak memahami arti bahasa lain dapat menimbulkan kesalahfahaman. Hal ini dapat diatasi dengan kita menanyakan langsung maksud dari perkataan lawan bicara kita apabila tidak mengerti bahasa yang ia ucapkan.

2)    Logat dan Nada Bicara yang Berbeda
Selain itu juga tak jarang terjadi suatu kesalahfahaman dalam berkomunikasi pertama kali, kesalahfahaman berkomunikasi juga dapat terjadi dikarenakan volume suara keduanya, yang memiliki logat yang berbeda. Contohnya mahasiswa dari jawa barat merasa kaget saat pertama berkomunikasi dengan mahasiswa dari Jember dari segi bahasa yang memiliki banyak perbedaan. Contoknya Panji yang merupakan mahasiswa dari Jawa Barat yang belum mengerti bahasa orang Jember. Orang Jember memiliki nada bicara yang keras. Saat panji berbicara dengan teman kosnya yang merupakan orang Jember, Panji mengira dia sedang marah sehingga panji menanggapinya dengan emosi. Ternyata logat bicara Deni memang seperti itu karena dia orang madura. Cara saya berkomunikasi memang seperti ini, karena di daerah saya sudah terbiasa menggunakan bahasa madura dengan logat yang agak sedikit kasar. Tapi pada kenyataannya saya sebenarnya tidak marah, hanya ngobrol biasa. (Juariah, 2012)

3)   Perbedaan Penafsiran Kosakata
Perbedaan penafsiran kosa kata dalam bahasa yang berbeda pun dapat menimbulkan kesalahpahaman, sebagai contoh mahasiswa banyuwangi yang sedang berbicara dengan temannya yang berasal dari madura.
“Waktu itu saya sedang ngobrol dengan teman saya satu kos yang berasal dari madura dia berkata “Sudahlah saya mau pergi aja, marah-marah!” Ia bicara dengan nada keras. Saya langung berdiri dan bilang kepada teman saya. “Siapa yang lagi marah?!” Kemudian dia tertawa dan menjelaskan kepada saya bahwa kata marah yang dia maksud adalah sebuah kata ajakan” (Juariah, 2012).
Kata Marah-marah dalam bahasa Madura merupakan kalimat ajakan, jadi maksud dari mahasiswa Madura adalah mengajak mahasiswa dari banyuwangi untuk pergi sejenak karena suntuk saat mengerjakan tugas kelompok, namun ia berbicara dengan nada yang tinggi, jadi menimbulkan penafsiran yang keliru dari mahasiswa Banyuwangi, karena Mahasiswa Banyuwangi mengira Mahasiswa Madura memilih ingin pergi karna mahasiswa dari Banyuwangi sudah marah-marah.
Menjadi Bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya memang menjadi sebuah keunikan tersendiri, oleh sebab itu keanekaragaman harus diimbangi dengan sikap toleransi yang tinggi, komunikasi yang baik, dan juga persatuan yang harmonis, agar keanegaragaman tersebut tidak menimbulkan perpecahan.  

E.  Berikut Ini Merupakan Cara Berkomunikasi yang Baik Agar Tidak Terjadi Kesalahpahaman dalam berkomunikasi antar suku:
1)    Menjaga perilaku kita agar tetap terbuka dalam berkomunikasi, apabila terdapat permasalahan segera dikomunikasikan.
2)   Apabila terdapat kendala dalam penggunaan bahasa yang beranekaragam, kita dapat menggunakan bahasa Indonesia.
3)   Jangan bercakap-cakap menggunakan bahasa daerah jika ada teman kita yang tidak mengerti maksud dari percakapan tersebut. Karena kita harus menghormati orang lain dalam berkomunikasi.
4)   Berusaha Saling memahami perbedaan karakter dan sifat masing-masing daerah.
5)   Tidak saling melecehkan atau menjelek-jelekkan kebudayaan dari daerah lain.
6)   Saling mendekatkan diri dan mengakrabkan diri tanpa memandang perbedaan suku dan daerah.

Ø  Siswa akan diberi kesempatan untuk memutar video keragaman suku dan konflik suku di indonesia selama 20 menit

Ø  Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi menyatakan pikiran dan gagasan selama 15 menit

 






DAFTAR PUSTAKA
Charlie Supangat .2018. 5 Konflik Rusuh Indonesia yang Bikin Seluruh Warga Takut Keluar Rumah. Tersedia di
https://keepo.me/zodiak/5-konflik-rusuh-di-indonesia-yang-bikin-seluruh-warga-takut-keluar-rumah/ Editor :Charlie Supangat
Juariah, 2012. Miskomunikasi Antarbudaya Mahasiswa Padang di Kabupaten Jember
Netral News. 2017. Di Indonesia ada 1.340 Suku Bangsa dan 300 Kelompok Etnik. Tersedia di: https://www.netralnews.com/news/rsn/read/71459/di.indonesia.ada.1340.suku.bangsa.dan.300.kelompok.etnik
Prayudi. 2004. Akar Masalah Penyebab Konflik Etnis dan Alternatif Penyelesaiannya. Jurnal Ketahanan Nasional, IX (3).
Utami.2010. Resolusi Konflik Antar Etnis Kabupaten Lampung Selatan. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro.
Tanasaldy, Taufiq. 2007. “Politik Identitas Etnis di Kalimantan Barat”. Politik Lokal di Indonesia (editor: Henk Schulte Nordholt dan Gerry van Klinken) dibantu oleh Ireen Karang-Hooggenboom, hlm. 461-490. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia-KITLV.
Berita satu.2019. Pemda Hitung Kerugian Akibat Kerusuhan. Tersedia di : https://www.beritasatu.com/nasional/80553/pemda-hitung-kerugian-akibat-kerusuhan-lampung-selatan
Ismkompas.2019. Bali Nuraga di Lampung. Tersedia di : https://lsmkompas.home.blog/2019/08/05/bali-nuraga-di-lampung/

No comments:

Post a Comment

loading...