Tuesday, May 16, 2017

Fisiologi, Adaptasi, Kehidupan Tumbuhan




Fisiologi, Adaptasi, Kehidupan Tumbuhan

2.1       FISIOLOGI TUMBUHAN                                               

            Fisiologi tumbuhan (Physis =alam, logos = ilmu)
            Tumbuhan hanya dapat di tempat yang kondisinya cukup sesuai baginya, dan jenis-jenis yang berbeda sering kali mempunyai kebutuhan yang sama sekali berbeda. Berarti, bahwa kondisi setempat merupakan faktor-faktor utama dalam membatasi agihan jenis tumbuhan tertentu. Tumbuhan tropika tidak dapat bertahan dibawah kondisi kutub utara, demikian pula tumbuhan air tidak akan mungkin hidup di gurun. Hal itu berlaku pula dalam derajad yang bervariasi unutk cantoh-contoh yang tak dengan sendirinya demikian, sampai kepada contoh-contoh yang seisih demikian kecil, sehingga beda antara keberhasilan dan kegagalan, atau kehidupan yang sungguh dan kematian, terbentur pada perbedaan dalam kondisi setempat yang hamper tak kelihatan. Amat sering ditemukan suatu kelompok faktor yang berinteraksi, yang perbedaannya ekstrim kecil, namun demikian cukup untuk menentukan apakah suatu jenis tumbuhan tertentu dapat tumbuh dengan berhasil dalam suatu situasi yang tersebut.
            Apakah yang sesungguhnya menentukan reaksi suatu tumbuhan terhadap kondisi yang merupakan lingkungan di tempat tumbuhan itu ditemukan. Pada dasarnya hal itu ditentukan oleh kondisi fisiologi umum jenis tumbuhan yang bersangkutan, meskipun keadaan perkembangan individu dan derajad kemampuan beradaptasi terhadap keadaan setempat juga memainkan peranan. Fisiologi tumbuhan terutama menyangkut kerja internal tumbuhan, baik yang bersifat biologi, kimiawi, atau fisik.
            Fisiologi tumbuhan merupakan salah satu cabang biologi yang mempelajari tentang proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh-tumbuhan yang menyebabkan tumbuhan tersebut dapat hidup. Laju proses-proses
metabolisme ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan mikro di sekitar tumbuhan tersebut.
            Dengan mempelajari fisiologi tumbuhan, kita akan lebih dapat memahami bagaimana sinar matahari dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk menghasilkan karbon hidrat dari bahan baku anorganik berupa air dan karbondioksida. Mengapa tumbuhan membutuhkan banyak air, bagaimana biji berkecambah, bagaimana tumbuhan layu jika kekeringan dan berbagai macam gejala lainnya yang ditampakkan oleh tumbuhanj.
            Pada dasarnya gejala di tampakkan oleh tumbuhan dapat di terang berdasarkan prinsip-prinsip kimia dan fisika, beberapa proses metabolisme tubuh dapat dijelaskan secara rinci tentang prinsip-prinsip kimia dan fisika yang terlibat di mana penjelasan ini telah dapat diterima oleh para ahli fisiologi tumbuhan dengan tampa keraguan.
Bagian ilmu tumbuhan yang mempelajari fungsi tiap-tiap bagian tubuh dalam kehidupannya adalah fisiologi. Fisiologi tumbuhan, misalnya sistem pengangkutan pada tumbuhan. Tumbuhan tingkat tinggi memiliki sistem pengangkutan.
Sistem pengangkutan tersebut berfungsi mengatur air dan garam mineral dari akar sampai ke seluruh tubuh, terutama daun. Pengangkutan hasil proses fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan. Pengangkutan tersebut dilakukan jaringan pengangkut berikut ini.
·       Xilem atau pembuluh kayu berfungsi untuk menyalurkan air dan garam mineral yang diserap akar dari tanah menuju ke batang dan daun.
·       Folem atau jaringan pengangkut fotosintesis yang berfungsi untuk menyalurkan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke bagian tubuh lainnya.
Sistem Pengangkutan Air pada Tumbuhan
Sistem pengangkutan air pada tumbuhan dibagi menjadi dua. Pertama, pengangkutan ekstrafasluker, merupakan pengangkutan yang berlangsung di luar berkas pembuluh angkut. Pengangkutan ini berjalan dari sel ke sel secara horizontal.
Kedua, pengangkutan yang berlangsung di dalam berkas pembuluh angkut. Pengangkutan ini berlangsung di dalam xilem dengan arah akar menuju ke daun. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengangkutan air adalah sebagai berikut.
1. Tekanan akar
Air tanah masuk secara osmosis ke dalam akar. Pergerakan air mengakibatkan adanya tekanan dalam sel yang mendorong air masuk ke dalam pembuluh kayu akar. Selanjutnya, air masuk ke dalam pembuluh kayu batang. Tekanan yang mendorong air naik ke pembuluh akar menuju kayu batang disebut tekanan akar.
2. Sifat kapilaritas pembuluh kayu
Kapilaritas adalah naiknya permukaan air melalui pipa yang sempit. Makin sempit pipa, makin tinggi air itu naik. Kapilaritas disebabkan adanya adhesi, yaitu gaya tarik menarik antar dua zat yang berbeda.
3. Daya isap daun
Daun mengeluarkan air dalam bentuk uap melalui stomata. Akibatnya, cairan pada sel yang terdapat di daun mejadi pekat. Kepekatan cairan sel daun mengakibatkan terjadinya penarikan air dari sel sampai ke pembuluh kayu daun, kemudian pembuluh kayu daun akan menarik air dari pembuluh kayu batang.
Air yang berkurang dari pembuluh batang akan digantikan oleh air pembuluh kayu akar. Proses tersebut mengakibatkan aliran secara terus-menerus dari akar sampai ke daun. Kekuatan penarikan air oleh daun akibat adanya transpirasi disebut daya isap daun.
Pengangkutan Garam Mineral oleh Akar
Selain dalam bentuk larutan, garam mineral bisa masuk ke dalam akar tanpa terlarut dalam air. Pengangkutan garam mineral yang tidak terlarut berarti tidak dapat dilakukan dengan cara osmosis karena konsentrasi garam mineral lebih tinggi dibanding di dalam akar.
Pengangkutan yang berlawanan dengan gradien konsentrasi ini dilakukan dengan cara transfor aktif. Transfor aktif adalah cara pengangkutan yang melawan gradien konsentrasi dengan bantuan energi ATP (Adenosin Tri Posfat) dan protein pembawa.
Pengangkutan Fotosintesis
Hasil fotosintesis di dalam daun menghasilkan zat makanan yang di timbun sementara di dalam daun dalam bentuk amilun. Pada malam hari, proses perubahan dilakukan, yaitu amilum akan diubah menjadi glukosa melalui pernapasan, kemudian diangkut melalui difusi atau osmosis.
Pengangkutan hasil fotosintesis ini dilakuan melalui pembuluh tapis (floem). Kemudian, zat makanan diangkut untuk digunakan di seluruh tubuh atau disimpan dalam organ penyimpanan, seperti pada buah, umbi akar, dan umbi batang.
Sel yang tidak dapat melakukan fotosintesis memerlukan bahan makanan yang dihasilkan daun, terutama pada bagian tumbuhan yang sedang mengalami pertumbuhan, seperti pada ujung batang dan ujung akar.
Bagian Sel pada Tumbuhan
Berikut ini adalah bagian-bagian sel yang ada di dalam tumbuhan. Tumbuhan mempunyai tiga sel utama, yaitu membran plasma, sitoplasma, dan inti sel yang berfungsi di dalam proses fisiologi tumbuhan.
1. Membran plasma
Membran plasma sering juga disebut sebagai selaput sel yang berada di bagian terluar sel yang menyelubungi seluruh permukaan sel. Pada sel tumbuhan, membran plasma tersebut diselubungi lagi oleh dinding sel yang tersusun atas selulosa. Bentuk sel tumbuhan relatif tidak berubah karena adanya dinding sel tersebut.
2. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan kental yang terdapat di dalam sel. Sitoplasma terletak di antara membran sel dan inti sel. Di dalam sitoplasma, terlarut bermacam-macam zat, seperti protein, lamak, karbohidrat, dan garam-garam mineral. Di dalam sitoplasma juga terdapat bagian-bagian yang disebut organel, yang berfungsi menjalankan fungsi sel.
3. Inti Sel
Inti sel disebut juga sebagai nukleus. Inti sel merupakan bagian sel yang berukuran relatif lebih besar dari pada bagian lain dan berbentuk bulat seperti telur. Inti sel merupakan pusat pengendali seluruh kegiatan sel dan juga penentu penurunan sifat induk kepada keturunannya.
Kelompok sel tersebut kemudian membentuk sebuah jaringan. Jadi, jaringan adalah kelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Di dalam tumbuhan, jaringan terbagi menjadi beberapa macam, yaitu jaringan meristem, jaringan pengangkut, jaringan dasar, jaringan pelindung, dan jaringan penyokong atau penguat.
4. Jaringan Meristem
Jaringan meristem ini terdiri dari sel-sel muda yang selalu aktif membelah diri. Dengan adanya jaringan meristem, jumlah sel tumbuhan selalu bertambah banyak. Jaringan meristem terdapat pada ujung batang, ujung akar, dan kambium.
Jaringan meristem berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan karena sifat sel-selnya yang selalu aktif membelah dan membentuk jaringan yang lain.
5. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut pada tumbuhan adalah xilem dan floem. Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar ke daun dan bagian tumbuhan lainnya. Floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
6. Jaringan Dasar
Jaringan dasar atau jaringan perenkim mengisi ruang antara jaringan. Jaringan ini terdapat pada hampir semua bagian tumbuhan, seperti batang, akar, daun, buah, dan biji.
Jaringan perenkim di dalam daun banyak mengandung kloroplas dan merupakan tempat berlangsungnya fotosintesis. Jaringan tersebut adalah jaringan pagar dan bunga karang.
7. Jaringan Pelindung
Jaringan pelindung atau epidermis berfungsi untuk melindungi permukaan tumbuhan. Sesuai dengan fungsinya, jaringan epidermis tersusun atas sel-sel yang rapat dan menutupi seluruh permukaan bagian tumbuhan. Selain itu, di atas epidermis terdapat lapisan kutikula yang berfungsi membatasi penguapan.
8. Jaringan Penyokong
Jaringan penyokong atau penguat berfungsi menyokong dan menegakkan tumbuhan. Jaringan penyokong ini di antaranya adalah kolenkim dan sklerenkim. Kolenkim dapat ditemukan pada batang yang masih muda dan tangkai daun. Adapun sklerenkim terdapat pada tulang daun, batang dewasa, dan biji, yang mempunyai dinding sel yang tebal dan berlapis-lapis.
Di dalam tumbuhan, semua fungsi jaringan tersebut tidak mampu melaksanakan semua fungsi secara sendiri-sendiri, sehingga dibutuhkan alat bantu yang lain. Organ adalah alat tubuh yang bekerja sama dengan beberapa jaringan dalam menjalankan suatu fungsi tertentu di dalam tubuh.
Tumbuhan memiliki tiga organ tubuh yang utama. Organ tubuh pada tumbuhan itu adalah akar, batang, dan daun. Masing-masing organ tersebut mempunyai peranannya masing-masing di dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
Organ pada tumbuhan hanya dapat dijumpai pada tumbuhan berpembuluh. Pada tumbuhan tak berpembuluh, tidak dapat dijumpai organ, seperti pada lumut tidak mempunya akar, daun, dan batang. Hal tersebut dikarenakan tumbuhan tak berpembuluh belum memiliki organ akar, batang, dan daun sejati yang dapat dibedakan.
Pada tumbuhan berpembuluh, ketiga organ tersebut membentuk sistem organ transportasi dan sistem-sistem lainnya. Oleh karena itu, sistem pada tumbuhan hanya tersusun atas ketiga organ tersebut, tapi beberapa ahli menyebutkan bahwa tumbuhan tidak mempunyai sistem organ.
Klasifikasi dan bagian tumbuhan tersebut dapat dipelajari dengan mudah apabila disertai dengan praktek langsung, sehingga kita dapat mengetahui tumbuhan apa yang termasuk ke dalam tumbuhan berpembuluh dan tak berpembuluh.


            2.1.1    Susunan Fisiologi
            Kemampuan yang disebut ‘’adaptasi’’ itu mencakup klimatisasi eksternal. Bila tidak diwariskan, sifat itu tampaknya yang paling baik adalah untuk dianggap sebagai modifikasi suatu sifat-sifat yang sementara saja. Nilai yang sungguh bagi tumbuhan dapat dilihat dari contoh-contoh yang begitu ‘’dengan sendirinya’’ seperti batang yang tinggi pada pohon-pohon hutan untuk mencapai cahaya, atau akr-akar yang panjang pada tumbuhan gurun untuk mencari air.
            Air adalah esensial untuk kehidupan dan pertumbuhan tumbuhan, yang merupakan penyusun tubuhnya dan diperlukan untuk banyak proses-proses kehidupan. Dengan demikian, ketersediaan air merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam lingkungan tumbuhan. Di mana tidak ada air, tumbuhan tidak dapat bertahanterlalu lama dalam keadaan aktif, meskipun biji dapat bertahan bertahun-tahun dalam keadaan ‘’kering tulang’’, biji itu memerlukan air bila harus tumbuh. Antara keadaan langka air dalam lingkungan gurun dan air yang melimpah ruah dalam kondisi akuatik, yang merupakan keadaan ekstrem, sehingga hanya tumbuhan yang teradaptasi sesuai keadaan itu saja yang dapat bertahan, terhadap berbagai tingkat ketersediaan air, yang jenis-jenis tumbuhan tertentu telah terbiasa dengannya dan sering terbatas pada kondisi itu. Kebutuhan akan air menentukan sebagian besar agihan tumbuhan dipermukaan bumi ini, seperti yang kita lihat bila kita lewat dari tempat yang lama menderita kekeringan menuju ketempat yang basah, yang flora dan vegetasi menunjukkan perubahan-perubahan secara drastik.
            Pengaruh ketersediaan air yang sesungguhnya dapat menjadi rumit oleh keadaan-keadaan seperti suhu dan kelembaban udara, yang mempengaruhi penggunaan air di dalam tumbuh-tumbuhan misalnya melalui pengendalian penyerapan air oleh akar-akar, pengangkutan (perpindahan) dalam batang, atau kehilangan melalui daun, dll. Yang khusus sangat peka terhadap perubahan kadar air dalam udara adalah mulut-mulut daun (stomata) yang mikroskopik, yang merupakan jalan keluarnya sebagian uap air dan pertukaran gas-gas lain antara jaringan dalam tumbuhan tinggi dengan udara bebas.
            Suhu merupakan faktor paling penting lainnya dalam lingkungan tumbuhan. Tumbuhan tertentu merupakan suhu dengan kisaran tertentu pula untuk proses kehidupanya dan perkembangan yang normal, dan suhu yang berbeda-beda yang karakteristikuntuk iklim yang berbeda dan persyaratan demikina sangat besar pengaruhnya terhadap agihan geografik tumbuhan.Tumbuhan mempunyai suhu optimal yang pada suhu itu tumbuhan hidup paling baik, dan di atas serta di bawahnya suatu kisaran sampai suhu maksimum dan minimum, yang di luar itu tumbuhan tidak dapat tumbuh normal dan bahkan dapat mati.
            Fungsi-fungsi fisiologi seperti fotosintesis dan respirasi (pernafasan) yang pada tumbuhan tinggi berjalan terus pada suhu di bawah titik beku, sedangkan beberapa jenis bakteri dan cendawan mampu tumbuh pada suhu serendah 16°F (-8.89°C). di Rusia, bahkan dinyatakan, bahwa ganggang Flagellata diamati berenang-renang dalam tetes air asin yang didinginkan artificial sampai -15°C. di lain pihak, bila kebanyakan tubuh tumbuhan telah mati oleh panas yang yang lebih rendah daripada suhu air mendidih pada permukaan laut (100°C). spora beberapa jenis bakteri hanya terpacu untuk tumbuh dengan direbus demikian (meskipun tentu saja perkecambahan yang sebenarnya baru berlangsung sesudahnya, pada suhu yang lebih rendah).
Di banyak tempat di bumi yang dengan jelas mempunyai musim yang berubah-ubah, salah yang penting bagi tumbuhan di situ adalah untuk mengatasi masa yang tidak menguntungkan biasanya kedinginan atau kekeringan. Untuk kepentingan itu telah dicurahkan sebagian besar dari pada yang barangkali dapat disebut dengan ‘’kelihaian’’ evalusioner dan juga banyak ‘’upaya’’ fisiologik, misalnya dalam menimbun makana untuk masa yang tidak cocok dan untuk perkembangan berikutnya. Di antara cara yang paling berhasil yang diterapkan adalah perilaku tahunan, dengan menghindari masa yang merugikan melalui pembentukan biji atau buah yang resisten, dan sementara itu induknya mati. Berbagai jenis gulma yang umum, seperti misalnya ‘’gulma ayam’’ (stellaria spp) dan ‘’dompet gembala domba’’ (capsella hursa-pastoris) menerapkan metode itu, demikian pula tumbuhan ephemeral yang kecil-kecil yang berbunga demikian indah setelah turun hujan di daerah-daerah gurun yang tidak begitu eksrem.
Demikian pula dengan setiap tanggapan pertumbuhan yang dilibatkan, merupakan aktivitas (atau inkativitas) fisiologi, dan dapat pula diartikan sebagai adaptasi terhadap keadaan lingkungan. Pada kemampuan tumbuhan itulah bergantung kisaran agihan geografi tumbuhan itu.
Untuk mempertahankan kehadirannya (di bumi ini) tumbuhan harus mengadakan reproduksi, dan setiap kondisi yang mencegah hal itu pada tumbuhan yang ada dalam suatu wilayah tertentu akan menghindarkan wilayah itu dari agihan normal tumbuhan tadi (yaitu, bila tidak ada imigrasi yang persisten). Banyak keadaan-keadaan iklim, tumbuh-tumbuhan tertentu, dan dengan demikian membatasi daerah geografik yang mereka tempati. Beberapa jenis tumbuahan mengelakkan hal itu dengan melepaskan sebagian tubuhnya untuk reproduksi secara vegetasi atau dengan membentuk organ-organ khusus untuk tujuan yang sama.
Pengaruh cahaya iklim terhadap proses reproduksi tumbuhan member contoh lain tentang pembatasan agihan tumbuhan. Hal ini ternyata merupakan salah satu sebab mengapa banyak jenis tumbuhan dari belahan bumi selatan tidak dapat menghasilkan bunga dibelahan bumi utara, dan ‘’vice versa’’ demikian pula yang dari utara bila dipindahkan keselatan.

2.1.2    Pembatasan Ekologik
Bidang fisiologi tanpa disadari meluas kebidang ekologi, yang oleh karna itu ekologi untuk sebagian dapat dipandang sebagai penerapan fisiologi untuk kondisi lapangan. Tuntutan ekologi untuk tumbuhan yang berlainan sangat jauh berbeda-beda, dan seperti yang telah kita lihat, pada umumnya membatasi agihan geografik-nya. Sesungguhnya pembatasan ini tertuju terhadap daerah-daerah dimana habitat (tempat hidup) yang tepat dengan kondisi yang sesuai dapat ditemukan, dan dalam daerah-daerah yang demikian itu pembatasan tentu saja tertuju kepada habitat-habitat itu sendiri. Akibatnya, tumbuhan didalam alam terbatas tidak hanya pada daerah dengan iklim tertentu, tapi lebih tepat pada habitat khusus dalam daerah itu, yang pembatas terakhirnya adalah faktor-faktor ekologi. Dalam hal seperti oasis di tengah gurun atau pulau-pulau ditengah samudera, pembatasan ini mungkin bersifat ekstrem.
Masalah modifikasi oleh berbagai kondisi atau adaptasi terhadap berbagai kondisi akan dibahas dalam agihan berikut. Disini harus kita sebut sebagai kompetisi fisik murni antara tumbuhan untuk memperoleh persyaratan hidup dapat membatasi habitat atau kisaran hunian suatu jenis atau bahkan suatu ‘’starain’’ , terlepas dari adanya antaginisme khusus. Khususnya kondisi akar untuk mendapatkan air dan kondisi dalam udara untuk mendapatkan cahaya ternyata benarbenar merupakan perjuangan untuk eksistensi di mana individu yang lemah akan mati. Pada umumnya dapat dikatakan, semakin dekat persyaratan ekologi yang ditentukan oleh dua jenis tumbuhan, semakain tajamlah kondisi antara kedua jenis tumbuhan itu ; dalam pertandingan yang seimbang demikian itu, keuntungan sedikit saja bagi salah satu pesaing dapat mengguncang keseimbangan ke arah yang menguntungkan si pesaing.

2.2       ADAPTASI TUMBUHAN
            Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk:
  • memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).
  • mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
  • mempertahankan hidup dari musuh alaminya.
  • bereproduksi.
  • merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.
Berikut ini adalah contoh adaptasi dari tumbuhan:
a.      Contoh adaptasi Fisiologi pada Tumbuhan :
• Bau yang khas pada bunga dapat mengundang datangnya serangga untuk membantu penyerbukan. Bunga jenis ini menghasilkan madu atau nectar, dan serbuk sarinya mudah melekat.
• Bunga Bromelia Merah dan beberapa jenis Anggrek mampu menarik perhatian serangga penghisap madu, terutama lebah. Bunga ini menghasilkan aroma yang dapat menarik serangga untuk mendekatinya. Aroma bunga merupakan sinyal bagi serangga untuk menentukan bunga yang memiliki kandungan nektar. Secara tidak sengaja, saat serangga menghisap nektar bunga, banyak serbuk sari yang menempel di tubuhnya. Kemudian, ketika mengunjungi bunga lain, serbuk sari akan jatuh pada kepala putik. Saat itulah penyerbukan terjadi.
• Semak azela di Jepang, Ilalang, Pohon Akasia, dan dapat mengeluarkan zat yang bersifat racun bagi hewan herbivora. Oleh karena itu, hewan herbivora jadi enggan untuk mendekat, apalagi memakannya. Namun, ternyata zat racun itu juga berdampak pada terhambatnya pertumbuhan, bahkan kematian pada tumbuhan lain yang ada di sekitarnya. Pohon Mahoni juga menghasilkan zat racun. Tujuan Pohon Mahoni mengeluarkan zat racun adalah untuk mengurangi persaingan dengan tumbuhan lain dalam hal memperoleh Nutrisi dari dalam tanah. Selain itu, dengan tersedianya ruang yang cukup, Pohon Mahoni akan tumbuh lebih cepat dan baik.
Adaptasi fisiologi ada yang bersifat reversibel atau dapat kembali kekondisi awal. Contohnya, jika seseorang yang biasa hidup di daerah pantai berpindah ke daerah pegunungan yang tinggi. Maka akan terjadi perubahan fisiologi, yaitu meningkatnya jumlah butuir-butir sel darah merah (eritrosit). Namun, jika orang tersebut kembali ke dataran, maka secara perlahan jumlah eritrosit akan turun atau normal seperti semula.
b.      Adaptasi morfologi pada Tumbuhan
berdasarkan tempat hidupnya  , tumbuhan dibedakan sebagai berikut:
  1. Xeroflt , yaitu tumbuhan yang menyesuaikan firi dengan lingkungannya yang kering , contohnya kaktus.cara adaptasi Xeroflt . antara lain mempunyai daun berukuran kecil atau bahkan tidak berdaun (mengalami modifikasi menjadi duri).batang dilapisi lapisan lilin yang tebal , dan berakar panjang sehingga berjangkauan sangat luas


      2.  Hidrofit yaitu tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan berair contoh teratai cara    adaptasi hidroit antara lain berdaun lebar dan tipis serta mempunyai banyak stomata



c.       Adaptasi Tingkah Laku Pada Tumbuhan
Pengertiana adaptasi Tingkah Laku: Adaptasi tingkah laku merupakan tingkah laku makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar tetap bertahanhidup.
Contoh Adaptasi Tingkah Laku Tumbuhan Tehadap Lingkungan:
-          Pohon jati akan menggugurkan daunnya pada musim kemarau untuk        mengurangipenguapan.
-          Pada musim kemarau tumbuhan berakar rimpang seperti jahe akan melakukan estivasi dengan cara mematikan sebagian tubuhnya yang tumbuh dipermukaan untuk mengurangi penguapan Tanaman jahe melakukan estivasi pada musim kemarau.

Adaptasi Struktural Pada Bagian-bagian Vegetatif

            Hubungan air-tumbuhan sering melibatkan sifat-sifat adaptasi yang menyolok, khususnya sifat-sifat yang dapat membantu untuk mengatasi masa kekurangann air, misalnya dengan meningkatkan absorbs air atau mengurangi kehilangan air, atau dengan penimbunan untuk menghadapi waktu bila air dibutuhkan. Contoh-contoh dapat dilihat pada akar-akar yang dalam pada tumbuhan gurun atau setengah gurun, yang memungkinkan pengambilan cadangan dibawah tanah, dan pada rumput-rumput yang teranyam rapat di daerah-daerah setengah kering, yang membantu menahan air bila ada dari sumber-sumber dalam udara (misalnya embun). Berikut contoh tanaman gurun seperti kaktus.
Bagian tumbuhan yang ada di dalam udara pada suatu kisaran jenis yang luas telah mengalami modifikasi untuk mengurangi kehilangan air, sering sampai jumlah yang sangat kecil pada masa-masa kekurangan air. Hal ini dapat dilakuakan misalanya dengan menyembunyikan stomata dalam lekukan-lekukan atau di antara massa rambut-rambut, dengan secara umum mengurangi bidang penguapan, atau menutupi permukaan dengan lapisan lilin atau rambut-rambut dst. Termasuk sisa-sisa permukaan yang masih ada. Menyimpan air secara ekstensif dalam batang-batang khusus atau badan-badan lain yang dimodifikasi menjadi tempat-tempat penimbunan air.

Tumbuhan Hakea

Tumbuhan Hakea memperlihatkan beberapa contoh sifat-sifat yang membantu tumbuhan daerah darat untuk mengawetkan atau memperoleh air; seperti daun-daun yang dimodifikasi menjadi duri-duri untuk fotosintesis dan tempat penyimpan air. Banyak tumbuhan air mempunyai jaringan-jaringan khusus atau cara-cara pertumbuhan yang memungkinkan tumbuhan itu mengapung atau bila tidak meningkatkan aerasi. Seperti yang terjadi pada tumbuhan eceng gondok dan teratai.

Tumbuhan enceng gondok dan teratai
            Suatu hal yang juga bersifat nyata adalah yang memungkinkan tumbuhan hidup dalam beberapa keadaan, yang bila sifat itu tidak ada tumbuhan tidak akan mungkin ada, adalah terjadinya modifikasi organ-organ untuk memanjat, membelit, merayap, dan menjalar.
Modifikasi lebih lanjut yang ternyata memainkan peran serupa dalam geografi tumbuhan mencakup pula pembentukan organ untuk menangkap serangga untuk melengkapi suplai makanan, juga para bentukan organ pemnyimpanan makan guna mengatasi musim dingin yang merugikan. Contoh tumbuhan pemakan daging (karnivora) dan penyimpan makanan dalam organ-organ yang khusus dibawah tanah ditunjukkan pada gambar , dalam kategori terakhir itu termasuk Jahe dan Bawang dan banyak tumbuhan berumbi lapis dan tumbuhan lain yang organ-organ dibawah tanah itu disamping sebagai penyimpanan makanan juga berfungsi sebagai alat-alat perkembangbiakan.
Pelepasan uap air dari bagian tumbuhan yang terdapat dalam udara membantu untuk mempertahankan suhu jangan sampai menjadi terlalu tinggi, dan banyak yang selanjutnya terlindung dari cahaya matahari oleh karena struktur dan lapisan penutupnya, sehingga ‘’luka bakar’’ dan kerusakan lain dapat dihindarkan, bahkan di gurun yang amat panas dan terik sekalipun. Perubahan structural yang membatasi atau mempercepat laju kehilangan air pada umumnya adalah bersifat herediter dan oleh sebab itu karakteristik untuk bangsa itu, atau dipoeroleh suatu individu tumbuhan atau bagiannya sebagai tanggapan terhadap keadaan yang khusus yang merupakan tempat tumbuhnya.

1.3       KLASIFIKASI MENURUT BENTUK KEHIDUPAN
‘’Bentuk kehidupan’’ atau ‘’bentuk pertumbuhan’’ suatu tumbuhan adalah bentuk yang dihasilkan oleh tubuh vegetatif sebagai akibat segala proses kehidupan, termasuk proses-proses yang dipengaruhi oelh lingkungan selama kehidupan tumbuhan dan tidak diwariskan. Meskipun bentuk kehidupan tumbuhan merupakan salah satu ciri tumbuhan yang paling menarik perhatian, namun sifatnya agak berubah –ubah. Dengan demikian individu-individu dalam satu jenis kadang-kadang dapat tergolong dalam bentuk kehidupan yang bertalian, misalnya bila tumbuhan dipiara dalam lingkungan yang berbeda.
Kategori-kategori utama sebagai berikut ;
1.      Fanerofita (tumbuhan tinggi dalam udara). Tumbuhan menahun, kebanyakan pohon atau semak, dengan kuncup-kuncup pembaharuan pada tunas-tunas sekurang-kurangnya pada ketinggian 25 cm (kira-kira 10 inci) diatas permukaan tanah, dan oleh karena itu terdadah pada cuaca yang tidak menguntungkan. Fenerofita terdapat khusus melimpah-limpah di daerah tropika dan subtropika yang lembab, di mana golongan tumbuhan ini cenderung merajainya dalam jumlah jenis maupun dalam jumlah individu . di tempat lain jumlah jenis biasanya lebih sedikit, meskipun mungkin jumlah individunya besar dan dominasinya sangat mengagumkan. Contoh seperti gambar di bawah ini :
2.      Kamaefita (tumbuhan permukaan). Terna perennial dan beberapa semak kecil dengan kuncup-kuncup pembaharuan diantara permukaan tanah dengan ketinggian 25 cm, oleh sebab itu biasanya hanya dapat memperoleh perlindungan yang dapat diberikan oleh tumbuhan itu sendiri atau oleh salju, dan berdasar sifat itu terdapat melimpah-limpah di daerah sekitar Kutub Utara dan di daerah alpin.
3.      Hemikriptofita (tumbuhan setengah di bawah tanah). Tumbuhan ini mempunyai tunas-tunas yang perenial dan kuncup-kuncup pada ketinggian permukaan tanah atau dalam lapisan permukaan tanah, dan oleh karenanya terlindungi oleh habitatnya. Tumbuhan demikian itu terutama banyak terdapat di daerah-daerah alpin yang tinggi dan daerah Kutub Utara, tetapi juga melimpah-limpah di daerah iklim sedang. Contoh dari tumbuhan Hemikriptofita
4.      Hidrofita (tumbuhan air). Golongan ini mencakup semua tumbuhan yang hidup di air baik yang ‘’bersauh’’ (berakar dalam lumpur, dasar air) atau tidak, di samping tipe mikroskopik yang mengapung bebas dan yang berenang-renang yang merupakan dasar atama pembentukan kategori tersendiri yang disebut ‘’plankton’’. Golongan hidrofita cenderung melintas memotong golongan lainya, dan dengan itu sering ditiadakan dari ‘’spektrum biologi’’. Contoh yang paling sering ditemui adalah eceng gondok yang mengapung di atas air untuk meningkatkan aerasi.
5.      Terofita (tumbuhan anual). Tumbuhan yang menyelesaikan daur hidupnya, dari perkecambahan sampai terbentuknya biji yang masak, dalam waktu masa pertumbuhan vegetative yang terbatas, dan mempertahan diri selama kala yang tidak menguntungkan dalam bnetuk biji., spora, atau badan-badan untuk reproduksi yang khusus (biasanya bersifat resisten). Timbuhan ini terutama melimpah-limpah didaerah gurun yang kala buruk disitu sangat keras dan panjang, tetapi secara luas di daerah Kutub Utara tidak terdapat, di mana musim pertumbuhan demikian pendek atau panasnya tidak mencukupi untuk memungkinkan tumbuhan itu menyelesaikan perkembangannya sebelum musim dingin tiba kembali.
6.      Geofita (tumbuhan tanah)tumbuhan ini mempunyai organ-organ untuk melewati kala buruk (seperti umbi lapis, umbi, atau rimpangan) yang terbenam di dalam tanah dan oleh karna itu dalam musim-musim yang tidak menguntungkan tidak terdadah. Tumbuhan ini cenderung merupakan tumbuhan yang paling umum di daerah iklim sedang, tetapi juga dalam jumlah yang cukup besar dapat mempertahankan diri di luar daerah iklim sedang, baik kearah utara.

BAB 3 PENUTUP
3.1        Kesimpulan
Reaksi suatu tumbuhan terhadap kondisi yang merupakan lingkungan di tempat tumbuhan itu ditemukan. Pada dasarnya hal itu ditentukan oleh kondisi fisiologi umum jenis tumbuhan yang bersangkutan, meskipun keadaan perkembangan individu dan derajad kemampuan beradaptasi terhadap keadaan setempat juga memainkan peranan. Fisiologi tumbuhan terutama menyangkut kerja internal tumbuhan, baik yang bersifat biologi, kimiawi, atau fisik.
 Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk: memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan), mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas, mempertahankan hidup dari musuh alaminya, bereproduksi, merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.
‘’Bentuk kehidupan’’ atau ‘’bentuk pertumbuhan’’ suatu tumbuhan adalah bentuk yang dihasilkan oleh tubuh vegetatif sebagai akibat segala proses kehidupan, termasuk proses-proses yang dipengaruhi oelh lingkungan selama kehidupan tumbuhan dan tidak diwariskan.
3.2       Saran
Untuk menambah wawasan tentang geografi tumbuhan, diharapkan dapat menggali informasi dari berbagai sumber. Dan agar kita dapat menyerap sebuah ilmu dengan baik, kita harus selalu sadar terhadap kekuasaan sang Pencipta Alam semesta, dan selalu menumbuhkan rasa syukur agar ilmu yang kita timba selalu dilimpakhan keberkahan. Aamiin Ya Rabbal Alamin.



DAFTAR PUSTAKA










No comments:

Post a Comment

loading...