Fisiologi, Adaptasi, Kehidupan Tumbuhan
2.1 FISIOLOGI
TUMBUHAN
Fisiologi tumbuhan (Physis =alam, logos = ilmu)
Tumbuhan hanya dapat di tempat yang kondisinya cukup
sesuai baginya, dan jenis-jenis yang berbeda sering kali mempunyai kebutuhan
yang sama sekali berbeda. Berarti, bahwa kondisi setempat merupakan
faktor-faktor utama dalam membatasi agihan jenis tumbuhan tertentu. Tumbuhan
tropika tidak dapat bertahan dibawah kondisi kutub utara, demikian pula
tumbuhan air tidak akan mungkin hidup di gurun. Hal itu berlaku pula dalam derajad yang
bervariasi unutk cantoh-contoh yang tak dengan sendirinya demikian, sampai
kepada contoh-contoh yang seisih demikian kecil, sehingga beda antara
keberhasilan dan kegagalan, atau kehidupan yang sungguh dan kematian, terbentur
pada perbedaan dalam kondisi setempat yang hamper tak kelihatan. Amat sering
ditemukan suatu kelompok faktor yang berinteraksi, yang perbedaannya ekstrim
kecil, namun demikian cukup untuk menentukan apakah suatu jenis tumbuhan
tertentu dapat tumbuh dengan berhasil dalam suatu situasi yang tersebut.
Apakah yang sesungguhnya menentukan reaksi suatu
tumbuhan terhadap kondisi yang merupakan lingkungan di tempat tumbuhan itu
ditemukan. Pada dasarnya hal itu ditentukan oleh kondisi fisiologi umum jenis
tumbuhan yang bersangkutan, meskipun keadaan perkembangan individu dan derajad
kemampuan beradaptasi terhadap keadaan setempat juga memainkan peranan.
Fisiologi tumbuhan terutama menyangkut kerja internal tumbuhan, baik yang
bersifat biologi, kimiawi, atau fisik.
Fisiologi tumbuhan merupakan salah satu cabang
biologi yang mempelajari tentang proses metabolisme yang terjadi di dalam
tubuh-tumbuhan yang menyebabkan tumbuhan tersebut dapat hidup. Laju
proses-proses
metabolisme ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan mikro di sekitar tumbuhan tersebut.
metabolisme ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan mikro di sekitar tumbuhan tersebut.
Dengan
mempelajari fisiologi tumbuhan, kita akan lebih dapat memahami bagaimana sinar
matahari dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk menghasilkan karbon hidrat dari bahan
baku anorganik berupa air dan karbondioksida. Mengapa tumbuhan membutuhkan
banyak air, bagaimana biji berkecambah, bagaimana tumbuhan layu jika kekeringan
dan berbagai macam gejala lainnya yang ditampakkan oleh tumbuhanj.
Pada
dasarnya gejala di tampakkan oleh tumbuhan dapat di terang berdasarkan
prinsip-prinsip kimia dan fisika, beberapa proses
metabolisme tubuh dapat dijelaskan secara rinci tentang prinsip-prinsip
kimia dan fisika yang terlibat di mana penjelasan ini telah dapat diterima oleh
para ahli fisiologi tumbuhan dengan tampa keraguan.
Bagian ilmu tumbuhan
yang mempelajari fungsi tiap-tiap bagian tubuh dalam kehidupannya adalah
fisiologi. Fisiologi tumbuhan,
misalnya sistem pengangkutan pada tumbuhan. Tumbuhan tingkat tinggi memiliki
sistem pengangkutan.
Sistem pengangkutan
tersebut berfungsi mengatur air dan garam mineral dari akar sampai ke seluruh
tubuh, terutama daun. Pengangkutan hasil proses fotosintesis dari daun ke
seluruh tubuh tumbuhan. Pengangkutan tersebut dilakukan jaringan pengangkut
berikut ini.
· Xilem atau pembuluh kayu berfungsi untuk menyalurkan
air dan garam mineral yang diserap akar dari tanah menuju ke batang dan daun.
· Folem atau jaringan pengangkut fotosintesis yang
berfungsi untuk menyalurkan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke bagian
tubuh lainnya.
Sistem Pengangkutan Air pada Tumbuhan
Sistem pengangkutan
air pada tumbuhan dibagi menjadi dua. Pertama, pengangkutan ekstrafasluker,
merupakan pengangkutan yang berlangsung di luar berkas pembuluh angkut.
Pengangkutan ini berjalan dari sel ke sel secara horizontal.
Kedua, pengangkutan
yang berlangsung di dalam berkas pembuluh angkut. Pengangkutan ini berlangsung
di dalam xilem dengan arah akar menuju ke daun. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengangkutan air adalah sebagai berikut.
1. Tekanan akar
Air tanah masuk
secara osmosis ke dalam akar. Pergerakan air mengakibatkan adanya tekanan dalam
sel yang mendorong air masuk ke dalam pembuluh kayu akar. Selanjutnya, air
masuk ke dalam pembuluh kayu batang. Tekanan yang mendorong air naik ke
pembuluh akar menuju kayu batang disebut tekanan akar.
2. Sifat kapilaritas pembuluh kayu
Kapilaritas adalah
naiknya permukaan air melalui pipa yang sempit. Makin sempit pipa, makin tinggi
air itu naik. Kapilaritas disebabkan adanya adhesi, yaitu gaya tarik menarik
antar dua zat yang berbeda.
3. Daya isap daun
Daun mengeluarkan air
dalam bentuk uap melalui stomata. Akibatnya, cairan pada sel yang terdapat di
daun mejadi pekat. Kepekatan cairan sel daun mengakibatkan terjadinya penarikan
air dari sel sampai ke pembuluh kayu daun, kemudian pembuluh kayu daun akan
menarik air dari pembuluh kayu batang.
Air yang berkurang
dari pembuluh batang akan digantikan oleh air pembuluh kayu akar. Proses
tersebut mengakibatkan aliran secara terus-menerus dari akar sampai ke daun.
Kekuatan penarikan air oleh daun akibat adanya transpirasi disebut daya isap
daun.
Pengangkutan Garam Mineral oleh Akar
Selain dalam bentuk
larutan, garam mineral bisa masuk ke dalam akar tanpa terlarut dalam air.
Pengangkutan garam mineral yang tidak terlarut berarti tidak dapat dilakukan
dengan cara osmosis karena konsentrasi garam mineral lebih tinggi dibanding di
dalam akar.
Pengangkutan yang
berlawanan dengan gradien konsentrasi ini dilakukan dengan cara transfor aktif.
Transfor aktif adalah cara pengangkutan yang melawan gradien konsentrasi dengan
bantuan energi ATP (Adenosin Tri Posfat) dan protein pembawa.
Pengangkutan Fotosintesis
Hasil fotosintesis di
dalam daun menghasilkan zat makanan yang di timbun sementara di dalam daun
dalam bentuk amilun. Pada malam hari, proses perubahan dilakukan, yaitu amilum
akan diubah menjadi glukosa melalui pernapasan, kemudian diangkut melalui
difusi atau osmosis.
Pengangkutan hasil
fotosintesis ini dilakuan melalui pembuluh tapis (floem). Kemudian, zat makanan
diangkut untuk digunakan di seluruh tubuh atau disimpan dalam organ
penyimpanan, seperti pada buah, umbi akar, dan umbi batang.
Sel yang tidak dapat
melakukan fotosintesis memerlukan bahan makanan yang dihasilkan daun, terutama
pada bagian tumbuhan yang sedang mengalami pertumbuhan, seperti pada ujung
batang dan ujung akar.
Bagian Sel pada Tumbuhan
Berikut ini adalah
bagian-bagian sel yang ada di dalam tumbuhan. Tumbuhan mempunyai tiga sel
utama, yaitu membran plasma, sitoplasma, dan inti sel yang berfungsi di dalam
proses fisiologi tumbuhan.
1. Membran plasma
Membran plasma sering
juga disebut sebagai selaput sel yang berada di bagian terluar sel yang
menyelubungi seluruh permukaan sel. Pada sel tumbuhan, membran plasma tersebut
diselubungi lagi oleh dinding sel yang tersusun atas selulosa. Bentuk sel
tumbuhan relatif tidak berubah karena adanya dinding sel tersebut.
2. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan
cairan kental yang terdapat di dalam sel. Sitoplasma terletak di antara membran
sel dan inti sel. Di dalam sitoplasma, terlarut bermacam-macam zat, seperti
protein, lamak, karbohidrat, dan garam-garam mineral. Di dalam sitoplasma juga
terdapat bagian-bagian yang disebut organel, yang berfungsi menjalankan fungsi
sel.
3. Inti Sel
Inti sel disebut juga
sebagai nukleus. Inti sel merupakan bagian sel yang berukuran relatif lebih
besar dari pada bagian lain dan berbentuk bulat seperti telur. Inti sel
merupakan pusat pengendali seluruh kegiatan sel dan juga penentu penurunan
sifat induk kepada keturunannya.
Kelompok sel tersebut
kemudian membentuk sebuah jaringan. Jadi, jaringan adalah kelompok sel yang
mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Di dalam tumbuhan, jaringan terbagi
menjadi beberapa macam, yaitu jaringan meristem, jaringan pengangkut, jaringan
dasar, jaringan pelindung, dan jaringan penyokong atau penguat.
4. Jaringan Meristem
Jaringan meristem ini
terdiri dari sel-sel muda yang selalu aktif membelah diri. Dengan adanya
jaringan meristem, jumlah sel tumbuhan selalu bertambah banyak. Jaringan
meristem terdapat pada ujung batang, ujung akar, dan kambium.
Jaringan meristem
berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan karena sifat
sel-selnya yang selalu aktif membelah dan membentuk jaringan yang lain.
5. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut
pada tumbuhan adalah xilem dan floem. Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan
garam mineral dari akar ke daun dan bagian tumbuhan lainnya. Floem berfungsi
untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
6. Jaringan Dasar
Jaringan dasar atau
jaringan perenkim mengisi ruang antara jaringan. Jaringan ini terdapat pada
hampir semua bagian tumbuhan, seperti batang, akar, daun, buah, dan biji.
Jaringan perenkim di
dalam daun banyak mengandung kloroplas dan merupakan tempat berlangsungnya
fotosintesis. Jaringan tersebut adalah jaringan pagar dan bunga karang.
7. Jaringan Pelindung
Jaringan pelindung
atau epidermis berfungsi untuk melindungi permukaan tumbuhan. Sesuai dengan
fungsinya, jaringan epidermis tersusun atas sel-sel yang rapat dan menutupi
seluruh permukaan bagian tumbuhan. Selain itu, di atas epidermis terdapat
lapisan kutikula yang berfungsi membatasi penguapan.
8. Jaringan Penyokong
Jaringan penyokong
atau penguat berfungsi menyokong dan menegakkan tumbuhan. Jaringan penyokong
ini di antaranya adalah kolenkim dan sklerenkim. Kolenkim dapat ditemukan pada
batang yang masih muda dan tangkai daun. Adapun sklerenkim terdapat pada tulang
daun, batang dewasa, dan biji, yang mempunyai dinding sel yang tebal dan
berlapis-lapis.
Di dalam tumbuhan,
semua fungsi jaringan tersebut tidak mampu melaksanakan semua fungsi secara
sendiri-sendiri, sehingga dibutuhkan alat bantu yang lain. Organ adalah alat
tubuh yang bekerja sama dengan beberapa jaringan dalam menjalankan suatu fungsi
tertentu di dalam tubuh.
Tumbuhan memiliki
tiga organ tubuh yang utama. Organ tubuh pada tumbuhan itu adalah akar, batang,
dan daun. Masing-masing organ tersebut mempunyai peranannya masing-masing di
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
Organ pada tumbuhan
hanya dapat dijumpai pada tumbuhan berpembuluh. Pada tumbuhan tak berpembuluh,
tidak dapat dijumpai organ, seperti pada lumut tidak mempunya akar, daun, dan
batang. Hal tersebut dikarenakan tumbuhan tak berpembuluh belum memiliki organ
akar, batang, dan daun sejati yang dapat dibedakan.
Pada tumbuhan
berpembuluh, ketiga organ tersebut membentuk sistem organ transportasi dan
sistem-sistem lainnya. Oleh karena itu, sistem pada tumbuhan hanya tersusun
atas ketiga organ tersebut, tapi beberapa ahli menyebutkan bahwa tumbuhan tidak
mempunyai sistem organ.
Klasifikasi dan
bagian tumbuhan tersebut dapat dipelajari dengan mudah apabila disertai dengan
praktek langsung, sehingga kita dapat mengetahui tumbuhan apa yang termasuk ke
dalam tumbuhan berpembuluh dan tak berpembuluh.
2.1.1 Susunan Fisiologi
Kemampuan yang disebut ‘’adaptasi’’ itu mencakup
klimatisasi eksternal. Bila tidak diwariskan, sifat itu tampaknya yang paling
baik adalah untuk dianggap sebagai modifikasi suatu sifat-sifat yang sementara
saja. Nilai yang sungguh bagi tumbuhan dapat dilihat dari contoh-contoh yang
begitu ‘’dengan sendirinya’’ seperti batang yang tinggi pada pohon-pohon hutan
untuk mencapai cahaya, atau akr-akar yang panjang pada tumbuhan gurun untuk
mencari air.
Air adalah esensial untuk kehidupan dan pertumbuhan
tumbuhan, yang merupakan penyusun tubuhnya dan diperlukan untuk banyak
proses-proses kehidupan. Dengan demikian, ketersediaan air merupakan salah satu
faktor yang paling penting dalam lingkungan tumbuhan. Di mana tidak ada air,
tumbuhan tidak dapat bertahanterlalu lama dalam keadaan aktif, meskipun biji
dapat bertahan bertahun-tahun dalam keadaan ‘’kering tulang’’, biji itu
memerlukan air bila harus tumbuh. Antara keadaan langka air dalam lingkungan
gurun dan air yang melimpah ruah dalam kondisi akuatik, yang merupakan keadaan
ekstrem, sehingga hanya tumbuhan yang teradaptasi sesuai keadaan itu saja yang
dapat bertahan, terhadap berbagai tingkat ketersediaan air, yang jenis-jenis
tumbuhan tertentu telah terbiasa dengannya dan sering terbatas pada kondisi
itu. Kebutuhan akan air menentukan sebagian besar agihan tumbuhan dipermukaan
bumi ini, seperti yang kita lihat bila kita lewat dari tempat yang lama
menderita kekeringan menuju ketempat yang basah, yang flora dan vegetasi
menunjukkan perubahan-perubahan secara drastik.
Pengaruh ketersediaan air yang sesungguhnya dapat
menjadi rumit oleh keadaan-keadaan seperti suhu dan kelembaban udara, yang
mempengaruhi penggunaan air di dalam tumbuh-tumbuhan misalnya melalui
pengendalian penyerapan air oleh akar-akar, pengangkutan (perpindahan) dalam
batang, atau kehilangan melalui daun, dll. Yang khusus sangat peka terhadap
perubahan kadar air dalam udara adalah mulut-mulut daun (stomata) yang
mikroskopik, yang merupakan jalan keluarnya sebagian uap air dan pertukaran
gas-gas lain antara jaringan dalam tumbuhan tinggi dengan udara bebas.
Suhu merupakan faktor paling penting lainnya dalam
lingkungan tumbuhan. Tumbuhan tertentu merupakan suhu dengan kisaran tertentu
pula untuk proses kehidupanya dan perkembangan yang normal, dan suhu yang
berbeda-beda yang karakteristikuntuk iklim yang berbeda dan persyaratan
demikina sangat besar pengaruhnya terhadap agihan geografik tumbuhan.Tumbuhan
mempunyai suhu optimal yang pada suhu itu tumbuhan hidup paling baik, dan di
atas serta di bawahnya suatu kisaran sampai suhu maksimum dan minimum, yang di
luar itu tumbuhan tidak dapat tumbuh normal dan bahkan dapat mati.
Fungsi-fungsi fisiologi seperti fotosintesis dan
respirasi (pernafasan) yang pada tumbuhan tinggi berjalan terus pada suhu di
bawah titik beku, sedangkan beberapa jenis bakteri dan cendawan mampu tumbuh
pada suhu serendah 16°F (-8.89°C). di Rusia, bahkan dinyatakan, bahwa ganggang
Flagellata diamati berenang-renang dalam tetes air asin yang didinginkan
artificial sampai -15°C. di lain pihak, bila kebanyakan tubuh tumbuhan telah
mati oleh panas yang yang lebih rendah daripada suhu air mendidih pada
permukaan laut (100°C). spora beberapa jenis bakteri hanya terpacu untuk tumbuh
dengan direbus demikian (meskipun tentu saja perkecambahan yang sebenarnya baru
berlangsung sesudahnya, pada suhu yang lebih rendah).
Di
banyak tempat di bumi yang dengan jelas mempunyai musim yang berubah-ubah,
salah yang penting bagi tumbuhan di situ adalah untuk mengatasi masa yang tidak
menguntungkan biasanya kedinginan atau kekeringan. Untuk kepentingan itu telah
dicurahkan sebagian besar dari pada yang barangkali dapat disebut dengan
‘’kelihaian’’ evalusioner dan juga banyak ‘’upaya’’ fisiologik, misalnya dalam
menimbun makana untuk masa yang tidak cocok dan untuk perkembangan berikutnya. Di antara
cara yang paling berhasil yang diterapkan adalah perilaku tahunan, dengan
menghindari masa yang merugikan melalui pembentukan biji atau buah yang
resisten, dan sementara itu induknya mati. Berbagai jenis gulma yang umum,
seperti misalnya ‘’gulma ayam’’ (stellaria spp) dan ‘’dompet gembala
domba’’ (capsella hursa-pastoris) menerapkan metode itu, demikian pula
tumbuhan ephemeral yang kecil-kecil yang berbunga demikian indah setelah turun
hujan di daerah-daerah gurun yang tidak begitu eksrem.
Demikian pula dengan setiap tanggapan pertumbuhan yang
dilibatkan, merupakan aktivitas (atau inkativitas) fisiologi, dan dapat pula
diartikan sebagai adaptasi terhadap keadaan lingkungan. Pada kemampuan tumbuhan
itulah bergantung kisaran agihan geografi tumbuhan itu.
Untuk mempertahankan kehadirannya (di bumi ini) tumbuhan
harus mengadakan reproduksi, dan setiap kondisi yang mencegah hal itu pada
tumbuhan yang ada dalam suatu wilayah tertentu akan menghindarkan wilayah itu
dari agihan normal tumbuhan tadi (yaitu, bila tidak ada imigrasi yang
persisten). Banyak keadaan-keadaan iklim, tumbuh-tumbuhan tertentu, dan dengan
demikian membatasi daerah geografik yang mereka tempati. Beberapa jenis
tumbuahan mengelakkan hal itu dengan melepaskan sebagian tubuhnya untuk
reproduksi secara vegetasi atau dengan membentuk organ-organ khusus untuk
tujuan yang sama.
Pengaruh cahaya iklim terhadap proses reproduksi tumbuhan
member contoh lain tentang pembatasan agihan tumbuhan. Hal ini ternyata
merupakan salah satu sebab mengapa banyak jenis tumbuhan dari belahan bumi
selatan tidak dapat menghasilkan bunga dibelahan bumi utara, dan ‘’vice versa’’
demikian pula yang dari utara bila dipindahkan keselatan.
2.1.2 Pembatasan Ekologik
Bidang fisiologi tanpa disadari meluas kebidang ekologi,
yang oleh karna itu ekologi untuk sebagian dapat dipandang sebagai penerapan
fisiologi untuk kondisi lapangan. Tuntutan ekologi untuk tumbuhan yang
berlainan sangat jauh berbeda-beda, dan seperti yang telah kita lihat, pada
umumnya membatasi agihan geografik-nya. Sesungguhnya pembatasan ini tertuju
terhadap daerah-daerah dimana habitat (tempat hidup) yang tepat dengan kondisi
yang sesuai dapat ditemukan, dan dalam daerah-daerah yang demikian itu pembatasan
tentu saja tertuju kepada habitat-habitat itu sendiri. Akibatnya, tumbuhan
didalam alam terbatas tidak hanya pada daerah dengan iklim tertentu, tapi lebih
tepat pada habitat khusus dalam daerah itu, yang pembatas terakhirnya adalah
faktor-faktor ekologi. Dalam hal seperti oasis di tengah gurun atau pulau-pulau
ditengah samudera, pembatasan ini mungkin bersifat ekstrem.
Masalah modifikasi oleh berbagai kondisi atau adaptasi
terhadap berbagai kondisi akan dibahas dalam agihan berikut. Disini harus kita
sebut sebagai kompetisi fisik murni antara tumbuhan untuk memperoleh
persyaratan hidup dapat membatasi habitat atau kisaran hunian suatu jenis atau
bahkan suatu ‘’starain’’ , terlepas dari adanya antaginisme khusus. Khususnya
kondisi akar untuk mendapatkan air dan kondisi dalam udara untuk mendapatkan
cahaya ternyata benarbenar merupakan perjuangan untuk eksistensi di mana
individu yang lemah akan mati. Pada umumnya dapat dikatakan, semakin dekat
persyaratan ekologi yang ditentukan oleh dua jenis tumbuhan, semakain tajamlah
kondisi antara kedua jenis tumbuhan itu ; dalam pertandingan yang seimbang
demikian itu, keuntungan sedikit saja bagi salah satu pesaing dapat mengguncang
keseimbangan ke arah yang menguntungkan si pesaing.
2.2 ADAPTASI TUMBUHAN
Adaptasi adalah cara bagaimana organisme
mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang
mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk:
- memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).
- mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
- mempertahankan hidup dari musuh alaminya.
- bereproduksi.
- merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Organisme yang mampu beradaptasi
akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan menghadapi
kepunahan atau kelangkaan jenis.
Berikut ini adalah contoh adaptasi dari tumbuhan:
a.
Contoh adaptasi Fisiologi pada
Tumbuhan :
• Bau yang khas pada bunga dapat mengundang datangnya
serangga untuk membantu penyerbukan. Bunga jenis ini menghasilkan madu atau
nectar, dan serbuk sarinya mudah melekat.
• Bunga Bromelia Merah dan beberapa jenis Anggrek mampu
menarik perhatian serangga penghisap madu, terutama lebah. Bunga ini
menghasilkan aroma yang dapat menarik serangga untuk mendekatinya. Aroma bunga
merupakan sinyal bagi serangga untuk menentukan bunga yang memiliki kandungan
nektar. Secara tidak sengaja, saat serangga menghisap nektar bunga, banyak
serbuk sari yang menempel di tubuhnya. Kemudian, ketika mengunjungi bunga lain,
serbuk sari akan jatuh pada kepala putik. Saat itulah penyerbukan terjadi.
• Semak azela di Jepang, Ilalang, Pohon Akasia, dan dapat
mengeluarkan zat yang bersifat racun bagi hewan herbivora. Oleh karena itu,
hewan herbivora jadi enggan untuk mendekat, apalagi memakannya. Namun, ternyata
zat racun itu juga berdampak pada terhambatnya pertumbuhan, bahkan kematian
pada tumbuhan lain yang ada di sekitarnya. Pohon Mahoni juga menghasilkan zat
racun. Tujuan Pohon Mahoni mengeluarkan zat racun adalah untuk mengurangi
persaingan dengan tumbuhan lain dalam hal memperoleh Nutrisi dari dalam tanah.
Selain itu, dengan tersedianya ruang yang cukup, Pohon Mahoni akan tumbuh lebih
cepat dan baik.
Adaptasi
fisiologi ada yang bersifat reversibel atau dapat kembali kekondisi awal.
Contohnya, jika seseorang yang biasa hidup di daerah pantai berpindah ke daerah
pegunungan yang tinggi. Maka akan terjadi perubahan fisiologi, yaitu
meningkatnya jumlah butuir-butir sel darah merah (eritrosit). Namun, jika orang
tersebut kembali ke dataran, maka secara perlahan jumlah eritrosit akan turun
atau normal seperti semula.
b.
Adaptasi morfologi pada Tumbuhan
berdasarkan tempat hidupnya
, tumbuhan dibedakan sebagai berikut:
- Xeroflt , yaitu tumbuhan yang menyesuaikan firi dengan lingkungannya yang kering , contohnya kaktus.cara adaptasi Xeroflt . antara lain mempunyai daun berukuran kecil atau bahkan tidak berdaun (mengalami modifikasi menjadi duri).batang dilapisi lapisan lilin yang tebal , dan berakar panjang sehingga berjangkauan sangat luas
2. Hidrofit yaitu tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan
lingkungan berair contoh teratai
cara adaptasi hidroit antara lain berdaun lebar dan tipis serta mempunyai banyak stomata
c. Adaptasi
Tingkah Laku Pada Tumbuhan
Pengertiana adaptasi Tingkah Laku: Adaptasi
tingkah laku merupakan tingkah laku makhluk hidup untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya agar tetap bertahanhidup.
Contoh Adaptasi Tingkah Laku Tumbuhan Tehadap Lingkungan:
Contoh Adaptasi Tingkah Laku Tumbuhan Tehadap Lingkungan:
-
Pohon
jati akan menggugurkan daunnya pada musim kemarau untuk mengurangipenguapan.
-
Pada
musim kemarau tumbuhan berakar rimpang seperti jahe akan melakukan estivasi
dengan cara mematikan sebagian tubuhnya yang tumbuh dipermukaan untuk
mengurangi penguapan Tanaman jahe melakukan estivasi pada musim kemarau.
Adaptasi Struktural Pada Bagian-bagian
Vegetatif
Hubungan air-tumbuhan sering melibatkan sifat-sifat adaptasi yang menyolok, khususnya sifat-sifat yang dapat membantu untuk mengatasi masa kekurangann air, misalnya dengan meningkatkan absorbs air atau mengurangi kehilangan air, atau dengan penimbunan untuk menghadapi waktu bila air dibutuhkan. Contoh-contoh dapat dilihat pada akar-akar yang dalam pada tumbuhan gurun atau setengah gurun, yang memungkinkan pengambilan cadangan dibawah tanah, dan pada rumput-rumput yang teranyam rapat di daerah-daerah setengah kering, yang membantu menahan air bila ada dari sumber-sumber dalam udara (misalnya embun). Berikut contoh tanaman gurun seperti kaktus.
Bagian
tumbuhan yang ada di dalam udara pada suatu kisaran jenis yang luas telah
mengalami modifikasi untuk mengurangi kehilangan air, sering sampai jumlah yang
sangat kecil pada masa-masa kekurangan air. Hal ini dapat dilakuakan misalanya
dengan menyembunyikan stomata dalam lekukan-lekukan atau di antara massa
rambut-rambut, dengan secara umum mengurangi bidang penguapan, atau menutupi
permukaan dengan lapisan lilin atau rambut-rambut dst. Termasuk sisa-sisa
permukaan yang masih ada. Menyimpan air secara ekstensif dalam batang-batang khusus
atau badan-badan lain yang dimodifikasi menjadi tempat-tempat penimbunan air.
Tumbuhan
Hakea
Tumbuhan Hakea
memperlihatkan beberapa contoh sifat-sifat yang membantu tumbuhan daerah darat
untuk mengawetkan atau memperoleh air; seperti daun-daun yang dimodifikasi
menjadi duri-duri untuk fotosintesis dan tempat penyimpan air. Banyak tumbuhan
air mempunyai jaringan-jaringan khusus atau cara-cara pertumbuhan yang
memungkinkan tumbuhan itu mengapung atau bila tidak meningkatkan aerasi. Seperti
yang terjadi pada tumbuhan eceng gondok dan teratai.
Tumbuhan enceng gondok dan teratai
Suatu hal yang juga bersifat nyata adalah yang
memungkinkan tumbuhan hidup dalam beberapa keadaan, yang bila sifat itu tidak
ada tumbuhan tidak akan mungkin ada, adalah terjadinya modifikasi organ-organ
untuk memanjat, membelit, merayap, dan menjalar.
Modifikasi
lebih lanjut yang ternyata memainkan peran serupa dalam geografi tumbuhan
mencakup pula pembentukan organ untuk menangkap serangga untuk melengkapi
suplai makanan, juga para bentukan organ pemnyimpanan makan guna mengatasi
musim dingin yang merugikan. Contoh tumbuhan pemakan daging (karnivora) dan
penyimpan makanan dalam organ-organ yang khusus dibawah tanah ditunjukkan pada
gambar , dalam kategori terakhir itu termasuk Jahe dan Bawang dan banyak
tumbuhan berumbi lapis dan tumbuhan lain yang organ-organ dibawah tanah itu
disamping sebagai penyimpanan makanan juga berfungsi sebagai alat-alat
perkembangbiakan.
Pelepasan
uap air dari bagian tumbuhan yang terdapat dalam udara membantu untuk
mempertahankan suhu jangan sampai menjadi terlalu tinggi, dan banyak yang
selanjutnya terlindung dari cahaya matahari oleh karena struktur dan lapisan
penutupnya, sehingga ‘’luka bakar’’ dan kerusakan lain dapat dihindarkan,
bahkan di gurun yang amat panas dan terik sekalipun. Perubahan structural yang
membatasi atau mempercepat laju kehilangan air pada umumnya adalah bersifat
herediter dan oleh sebab itu karakteristik untuk bangsa itu, atau dipoeroleh
suatu individu tumbuhan atau bagiannya sebagai tanggapan terhadap keadaan yang
khusus yang merupakan tempat tumbuhnya.
1.3 KLASIFIKASI
MENURUT BENTUK KEHIDUPAN
‘’Bentuk kehidupan’’ atau
‘’bentuk pertumbuhan’’ suatu tumbuhan adalah bentuk yang dihasilkan oleh tubuh
vegetatif sebagai akibat segala proses kehidupan, termasuk proses-proses yang
dipengaruhi oelh lingkungan selama kehidupan tumbuhan dan tidak diwariskan.
Meskipun bentuk kehidupan tumbuhan merupakan salah satu ciri tumbuhan yang
paling menarik perhatian, namun sifatnya agak berubah –ubah. Dengan
demikian individu-individu dalam satu jenis kadang-kadang dapat tergolong dalam
bentuk kehidupan yang bertalian, misalnya bila tumbuhan dipiara dalam
lingkungan yang berbeda.
Kategori-kategori utama sebagai berikut ;
1.
Fanerofita (tumbuhan tinggi
dalam udara). Tumbuhan menahun, kebanyakan pohon atau semak, dengan
kuncup-kuncup pembaharuan pada tunas-tunas sekurang-kurangnya pada ketinggian
25 cm (kira-kira 10 inci) diatas permukaan tanah, dan oleh karena itu terdadah
pada cuaca yang tidak menguntungkan. Fenerofita terdapat khusus melimpah-limpah
di daerah tropika dan subtropika yang lembab, di mana golongan tumbuhan ini
cenderung merajainya dalam jumlah jenis maupun dalam jumlah individu . di
tempat lain jumlah jenis biasanya lebih sedikit, meskipun mungkin jumlah
individunya besar dan dominasinya sangat mengagumkan. Contoh seperti gambar di bawah ini :
2.
Kamaefita
(tumbuhan permukaan).
Terna perennial dan beberapa semak kecil dengan kuncup-kuncup pembaharuan
diantara permukaan tanah dengan ketinggian 25 cm, oleh sebab itu biasanya hanya
dapat memperoleh perlindungan yang dapat diberikan oleh tumbuhan itu sendiri
atau oleh salju, dan berdasar sifat itu terdapat melimpah-limpah di daerah
sekitar Kutub Utara dan di daerah alpin.
3.
Hemikriptofita (tumbuhan
setengah di bawah tanah). Tumbuhan ini mempunyai tunas-tunas yang perenial dan
kuncup-kuncup pada ketinggian permukaan tanah atau dalam lapisan permukaan
tanah, dan oleh karenanya terlindungi oleh habitatnya. Tumbuhan demikian itu
terutama banyak terdapat di daerah-daerah alpin yang tinggi dan daerah Kutub
Utara, tetapi juga melimpah-limpah di daerah iklim sedang. Contoh dari tumbuhan Hemikriptofita
4.
Hidrofita
(tumbuhan air).
Golongan ini mencakup semua tumbuhan yang hidup di air baik yang ‘’bersauh’’
(berakar dalam lumpur, dasar air) atau tidak, di samping tipe mikroskopik yang
mengapung bebas dan yang berenang-renang yang merupakan dasar atama pembentukan
kategori tersendiri yang disebut ‘’plankton’’. Golongan
hidrofita cenderung melintas memotong golongan lainya, dan dengan itu sering
ditiadakan dari ‘’spektrum biologi’’. Contoh yang paling sering ditemui adalah
eceng gondok yang mengapung di atas air untuk meningkatkan aerasi.
5.
Terofita (tumbuhan anual). Tumbuhan yang
menyelesaikan daur hidupnya, dari perkecambahan sampai terbentuknya biji yang
masak, dalam waktu masa pertumbuhan vegetative yang terbatas, dan mempertahan
diri selama kala yang tidak menguntungkan dalam bnetuk biji., spora, atau
badan-badan untuk reproduksi yang khusus (biasanya bersifat resisten). Timbuhan
ini terutama melimpah-limpah didaerah gurun yang kala buruk disitu sangat keras
dan panjang, tetapi secara luas di daerah Kutub Utara tidak terdapat, di mana
musim pertumbuhan demikian pendek atau panasnya tidak mencukupi untuk memungkinkan
tumbuhan itu menyelesaikan perkembangannya sebelum musim dingin tiba kembali.
6.
Geofita (tumbuhan tanah)tumbuhan ini
mempunyai organ-organ untuk melewati kala buruk (seperti umbi lapis, umbi, atau
rimpangan) yang terbenam di dalam tanah dan oleh karna itu dalam musim-musim
yang tidak menguntungkan tidak terdadah. Tumbuhan ini cenderung merupakan
tumbuhan yang paling umum di daerah iklim sedang, tetapi juga dalam jumlah yang
cukup besar dapat mempertahankan diri di luar daerah iklim sedang, baik kearah
utara.
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Reaksi suatu tumbuhan terhadap kondisi yang
merupakan lingkungan di tempat tumbuhan itu ditemukan. Pada dasarnya hal itu
ditentukan oleh kondisi fisiologi umum jenis tumbuhan yang bersangkutan,
meskipun keadaan perkembangan individu dan derajad kemampuan beradaptasi
terhadap keadaan setempat juga memainkan peranan. Fisiologi tumbuhan terutama
menyangkut kerja internal tumbuhan, baik yang bersifat biologi, kimiawi, atau
fisik.
Adaptasi adalah cara bagaimana organisme
mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang
mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk: memperoleh air, udara dan
nutrisi (makanan), mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur,
cahaya dan panas, mempertahankan hidup dari musuh alaminya, bereproduksi,
merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.
‘’Bentuk
kehidupan’’ atau ‘’bentuk pertumbuhan’’ suatu tumbuhan adalah bentuk yang dihasilkan
oleh tubuh vegetatif sebagai akibat segala proses kehidupan, termasuk
proses-proses yang dipengaruhi oelh lingkungan selama kehidupan tumbuhan dan
tidak diwariskan.
3.2 Saran
Untuk menambah wawasan tentang
geografi tumbuhan, diharapkan dapat menggali informasi dari berbagai sumber. Dan
agar kita dapat menyerap sebuah ilmu dengan baik, kita harus selalu sadar
terhadap kekuasaan sang Pencipta Alam semesta, dan selalu menumbuhkan rasa
syukur agar ilmu yang kita timba selalu dilimpakhan keberkahan. Aamiin Ya
Rabbal Alamin.
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment