SURIAH
Republik Arab Suriah
(bahasa Arab:
الجمهورية العربية
السوريةal-jumhūriyyaħ
al-ʕarabiyyaħ as-sūriyyaħ; bahasa Inggris:
Syria), adalah negara
yang terletak di Timur Tengah,
dengan negara Turki
di sebelah utara, Irak di Timur, Laut Tengah
di barat dan Yordania di selatan. Suriah beribukotaDamaskus.
SEJARAH SURIAH
Suriah
merupakan salah satu pusat peradaban paling tua di muka bumi. Penggalian oleh
para arkeolog pada 1975 di Kota Ebla bagian utara Suriah menunjukkan, sebuah
kerajaan Semit sempat berdiri dan menyebar dari Laut Merah ke Turki dan
Mesopotamia pada 2500-2400SM.
Etnis Suriah diketahui merupakan etnis Semit dengan 90 persen terdiri atas warga Muslim, 74 persen Sunni dan 16 persen terdiri atas kelompok Muslim lainnya termasuk Alawi, Syiah dan Druze. Sementara 10 persen adalah warga Kristen.Pada 1920, sebuah kerajaan Arab dibawah kekuasaan Raja Faysal dari keluarga Hashimiah didirikan di Suriah. Tidak hanya menjadi raja Suriah namun Raja Faysal juga menjadi Raja di Irak. Kekuasaannya di Suriah berakhir seiring dengan kekalahan pasukannya melawan Prancis dalam pertempuran Maysalun.
Etnis Suriah diketahui merupakan etnis Semit dengan 90 persen terdiri atas warga Muslim, 74 persen Sunni dan 16 persen terdiri atas kelompok Muslim lainnya termasuk Alawi, Syiah dan Druze. Sementara 10 persen adalah warga Kristen.Pada 1920, sebuah kerajaan Arab dibawah kekuasaan Raja Faysal dari keluarga Hashimiah didirikan di Suriah. Tidak hanya menjadi raja Suriah namun Raja Faysal juga menjadi Raja di Irak. Kekuasaannya di Suriah berakhir seiring dengan kekalahan pasukannya melawan Prancis dalam pertempuran Maysalun.
Selama
beberapa tahun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meletakkan Suriah di bawah
mandat Prancis sebelum akhirnya Prancis terpuruk pada 1940. Kendali atas Suriah
pun segera diambil Pemerintahan Vichy hingga Pemerintah Inggris dan Prancis
kembali menjajah negara tersebut pada Juli 1941.Demikian ditulis State Sabtu
(18/8/2012)
Namun
penjajahan ini sendiri tidak berlangsung lama karena kelompok nasionalis Suriah
mendesak agar Prancis segera menarik keluar pasukannya dari Suriah pada April
1946. Suriah pun ditinggalkan Prancis dalam kendali pemerintahan republik yang
telah lebih dulu terbentuk ketika Prancis memegang mandat PBB atas negara itu.Kendati
perkembangan ekonomi Suriah berlangsung pesat diikuti dengan deklarasi
kemerdekaan pada 17 April 1946, namun pergolakan politik justru terjadi di
Negara itu pada 1960-an.
Suriah
dan Mesir diketahui sempat bersatu membentuk Republik Persatuan Arab, namun
persatuan ini tidak berhasil sehingga memicu terjadinya kudeta militer pada 28
September 1961. Suriah pun akhirnya memisahkan diri dan bangkit kembali sebagai
Negara Republik Suriah. Kabinet baru pun dibentuk di bawah baying-bayang partai
ba’ath.
Kudeta
militer kembali terjadi pada 13 November 1970 dimana Menteri Pertahanan Suriah
saat itu Hafiz al-Asad menobatkan dirinya sebagai Perdana Menteri. Setelah 30
tahun berkuasa penuh atas Suriah pada 10 Juni 2000 Hafiz al-Assad pun
dilaporkan tutup usia.
Pada masa ini perubahan konstitusi pun terjadi, dimana parlemen menghendaki usia minimun bagi presiden adalah 40-43 tahun. Perubahan ini memungkinkan putra Hafiz al-Assad, Bashar al-Assad untuk terpilih sebagai presiden dimana ia maju mencalonkan diri tanpa pesaing. Bashar al-Assad secara resmi dilantik pada 17 Juli 2000 untuk masa jabatan 7 tahun.
Pada masa ini perubahan konstitusi pun terjadi, dimana parlemen menghendaki usia minimun bagi presiden adalah 40-43 tahun. Perubahan ini memungkinkan putra Hafiz al-Assad, Bashar al-Assad untuk terpilih sebagai presiden dimana ia maju mencalonkan diri tanpa pesaing. Bashar al-Assad secara resmi dilantik pada 17 Juli 2000 untuk masa jabatan 7 tahun.
ADMINISTRASI
Pengungsi
suriah menghadapi masalah administrasi, Konflik
yang terjadi di Suriah telah mengakibatkan ribuan bahkan hingga ratusan ribu
penduduk Suriah mengungsi ke sejumlah negara tetangga seperti Turki, Lebanon,
dan Yordania. Tak sedikit diantara mereka adalah para ibu hamil.
Banyak
orang tua yang menjadi pengungsi menghadapi beberapa tantangan karena mereka
tidak bisa mencatatkan kelahiran anak-anak mereka. Sebagian besar pengungsi
Suriah di Lebanon menolak untuk pergi ke Kedutaan Besar Suriah karena faktor
keamanan,
DEMOGRAFI SURIAH
Penduduk Suriah
menurut sensus tahun 1985 diperkirakan 10.267.000 orang. Pertumbuhan 3,4%,
sehingga diperkirakan penduduk Suriah sekarang sekitar 18.154.092 orang. Di
samping orang Arab, penduduk Suriah juga terdiri dari berbagai ras, seperti
Kurdi, Turki, Armenia dan Druze. Bahasa yang dipahami oleh hampir seluruh orang
Suriah adalah bahasa Arab. Bahasa Kurdi dipergunakan di perbatasan utara,
Armenia di kota-kota, Turki di utara dan Aramaic (bahasa Jesus) di tiga desa,
satunya di Malula, 56 kilometer dari Damaskus. Agama, Islam (86%) dengan
mayoritas Sunni. Agama minoritas terdiri dari Kristen, Druze dan Yahudi.
Meskipun
mungkin hanya 5% dari penduduk Suriah menyebut diri Kristen, sebenarnya hanya
sekelompok kecil saja yang memiliki hubungan yang aktif dan dinamis dengan
Kristus. Sayangnya, banyak sekali yang namanya saja orang-orang “Kristen” (KTP)
dan mempunyai perilaku yang buruk sehingga bukan merupakan saksi Kristus yang
baik. Gambaran Muslim tentang umat Kristen adalah bahwa mereka politheis
(menyembah banyak dewa) yang suka mabuk-mabukan, bermoral rendah, dan pemakan
babi (binatang yang menjijikkan dan haram bagi Muslim). Oleh karena itu, kalau
ada warga mereka yang “masuk Kristen” hal itu dianggap sebagai suatu kompromi,
sesuatu yang sangat memalukan dan dosa besar. Hanya ada sedikit orang Kristen
Suriah yang secara aktif berusaha memberitakan tentang Kristus kepada para
Muslim. Ada yang suka memakai cara “berdebat” tetapi jarang sekali berhasil.
Penduduk
kebanyakan orang hidup di lembah Sungai Efrat dan di sepanjang dataran pantai ,
strip subur antara pegunungan pesisir dan padang pasir . Kepadatan penduduk
secara keseluruhan di Suriah adalah sekitar 99 per km ² ( 258 per mil persegi )
. Menurut Survey Pengungsi Dunia 2008, yang diterbitkan oleh Komite AS untuk
Pengungsi dan Imigran , Suriah host populasi pengungsi dan pencari suaka yang
jumlahnya sekitar 1.852.300 . Sebagian besar penduduk ini dari Irak ( 1.300.000
) , namun populasi yang cukup besar dari mantan Palestina ( 543.400 ) dan
Somalia ( 5.200 ) juga tinggal di negara ini. Lebih dari 7 juta warga Suriah
telah mengungsi , dan lebih dari 2,1 juta warga Suriah melarikan diri dari
negaranya dan menjadi pengungsi sejak pecahnya perang sipil pada Maret 2011.
POLITIK DAN
PEMERINTAHAN
Krisis
politik Suriah yang terjadi antara pihak pemerintah pimpinan Presiden Bashar Al
Assad dengan pihak oposisi dan pemberontak bersenjata telah melibatkan beberapa
negara besar dan berpengaruh seperti Rusia, China dan Iran di satu sisi serta
Amerika Serikat, Saudi Arabia, Turki, Inggris dan Perancis di sisi lain.
Negara-negara tersebut mengambil sikap dan posisi politik yang berbeda terhadap
Suriah sesuai dengan kepentingan politik nasional dan situasi geopolitik internasional
yang dihadapi oleh masing-masing Negara.
China
dan Iran memiliki kecenderungan sikap dan posisi politik pro terhadap rezim
Presiden Bashar Al-Assad maka Saudi Arabia, Turki, Inggris, Perancis dan
Amerika Serikat (AS) cenderung bersikap dan mengambil posisi politik kontra
terhadap rezim ‘status quo’ dan otoriter tersebut.
Hal ini menyebabkan lima negara anggota tetap Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yakni AS, Inggris, Perancis, Rusia dan China, gagal mencapai kesepakatan konstruktif untuk menyelesaikan krisis politik dan kemanusiaan di Suriah. Bahkan Rusia selalu menggunakan hak vetonya untuk menggagalkan usulan draft resolusi DK PBB yang dinilai merugikan kepentingan rezim Assad di Suriah.
Hal ini menyebabkan lima negara anggota tetap Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yakni AS, Inggris, Perancis, Rusia dan China, gagal mencapai kesepakatan konstruktif untuk menyelesaikan krisis politik dan kemanusiaan di Suriah. Bahkan Rusia selalu menggunakan hak vetonya untuk menggagalkan usulan draft resolusi DK PBB yang dinilai merugikan kepentingan rezim Assad di Suriah.
Kegagalan
DK PBB dalam menemukan kata sepakat untuk menyelesaikan krisis Suriah telah
menyebabkan konflik berlarut-larut dan korban jiwa yang terus bertambah di
Suriah. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi manusia (HAM), sebuah organisasi
pengawas HAM, menyatakan bahwa jumlah korban tewas sejak awal pemberontakan,
Maret 2011, berjumlah 110.437 orang meliputi 40.146 orang warga sipil yang
terdiri dari hampir 4.000 orang perempuandan lebih dari 5.800 anak-anak.
Lembaga itu juga merilis laporan mengenai
tewasnya 21.850 orang pejuang pemberontak, 27.654 tentara Suriah, 17.824 milisi
pro rezim Assad dan 171 anggota Hizbullah, Syi’ah.Lebanon, serta 2.726 korban
tewas tanpa identitas (31 Agustus 2013).
Sebagai
salah satu anggota DK PBB Rusia memilih sikap dan posisi politik untuk menjaga
status quo dan stabilitas politik Suriah karena kedua negara memiliki hubungan
historis dan diplomatik yang sangat erat dan lama sejak masa Uni Soviet.
Rusia
konsisten menentang keras intervensi militer asing dalam bentuk apa pun
terhadap Suriah serta giat membangun opini internasional guna mendukung proses
negosiasi dan perundingan damai sebagai satu-satunya solusi untuk mengakhiri
krisis politik dan kemanusiaan di Suriah.
Pemerintah Rusia pun meragukan penggunaan senjata kimia oleh rezim Bashar Al Assad untuk menyerang pihak oposisi dan pemberontak Suriah; bahkan negeri ‘Beruang Merah’ itu justru menuding pihak pemberontaklah yang menggunakan senjata kimia ‘Gas Sarin’ terhadap tentara dan rakyat Suriah guna memancing intervensi militer negara-negara ‘Barat’.
Pemerintah Rusia pun meragukan penggunaan senjata kimia oleh rezim Bashar Al Assad untuk menyerang pihak oposisi dan pemberontak Suriah; bahkan negeri ‘Beruang Merah’ itu justru menuding pihak pemberontaklah yang menggunakan senjata kimia ‘Gas Sarin’ terhadap tentara dan rakyat Suriah guna memancing intervensi militer negara-negara ‘Barat’.
Pemerintah
AS menuduh Pemerintah Iraq di bawah rezim Saddam Husein memiliki Senjata
Pemusnah Massal (Weapon Mass Destruction/WMD) dan menggunakannya untuk
menye-rang kelompok oposisi dan separatis Kurdistan. Meskipun data tersebut
dianggap oleh PBB sebagai data yang salah, namun AS tetap menggunakannya
sebagai alasan pembenar untuk menyerang Irak pada 2003.
Adapun
Pemerintah AS, Inggris, Turki dan Perancis berkeyakinan bahwa senjata kimia
‘Gas Sarin’ telah digunakan oleh Rezim Bashar Al Assad untuk menyerang pihak
oposisi dan pasukan pemberontak anti pemerintah hingga menewaskan ribuan korban
jiwa.
Sejak
tahun 1972 Presiden Suriah, Hafez Al-Assad, telah menandatangani perjanjian
pakta pertahanan keamanan dengan Uni Soviet, bahkan pemerintah Moskow telah
mengirimkan bantuan senjata kepada Suriah senilai 135 juta US$ sepanjang era
itu. Perjanjian ini kemudian diperpanjang selama 20 tahun terakhir melalui
penandatangan pakta kerja sama lanjutan oleh Presiden Suriah, Hafez Al Assad,
dan Sekretaris Jenderal (Sekjend) Uni Soviet, Leonid Brezhnev,pada tahun 1980.
Dengan
demikian Pemerintah Rusia bermaksud mempertahankan aliansi politik
tradisionalnya dengan Suriah sembari mengamankan fasilitas pangkalan militer
luar negeri terakhirnya di Pelabuhan Tartous dengan cara mendukung terwujudnya
status quo dan stabilitas politik Suriah di bawah rezim Presiden Bashar Al
Assad.
Rusia
juga bermaksud menjadi aktor politik internasional yang mampu mengimbangi dan
menandingi peran ‘Polisi Dunia’ yang selama ini diperankan oleh AS, di kawasan
Timur Tengah dengan cara membangun aliansi dan kerja sama strategis dalam
bidang politik, ekonomi dan militer bersama-sama China dan Iran sebagai sekutu
tradisionalnya.
INDUSTRI DAN PERTANIAN SURIAH
Pertanian
menempati posisi penting dalam perekonomian nasional, lima eksportir gandum
dunia Arab. Dengan sebagian besar lahan pertanian irigasi, produksi gandum,
jelai, kapas, anggur, zaitun, buah ara dan pir, plum dan buah-buahan lainnya.
Ekspor kapas dan gandum, dan barley.
Industri
minyak yang merupakan sumber atau nyawa utama bagi perekonomian Suriah,Sebagian
besar sumur minyak Suriah berada di kawasan timur dan utara negara itu. Suriah, basis industri yang lemah, didominasi
oleh ekonomi milik negara, hanya beberapa dekade sejarah industri modern. Ada
industri dibagi menjadi industri ekstraktif, industri pengolahan dan industri
utilitas. Industri ekstraktif minyak, gas alam, fosfat, marmer dan sebagainya.
Industri pengolahan adalah tekstil, makanan, kulit, bahan kimia, semen,
tembakau dan sebagainya. Suriah adalah ladang minyak tubing angkutan laut Irak
Kirkuk Industri minyak Suriah merosot tajam karena perang saudara yang terus
mendera. Media lokal memberitakan bahwa para pemberontak biasa mencuri minyak.
Sekitar 8,5 miliar barel minyak, sekitar 40.000 barel setiap hari, dicuri pada
akhir kuartal ketiga 2013.Kerudian materialnya mencapai USS 19,1 miliar.
Diperkirakana,
lebih dari 20 sumur minyak dibakar dan 128 lainnya dicuri. Direktur jenderal
pembangunan minyak, Ali Abbas mengatakan bahwa produksi minyak berat di Suriah
telah sepenuhnya dihentikan pada bulan ketiga 2013 dan produksi minyak ringan
tidak melebihi 15.000 barel per hari karena serangan berulang terhadap pipa
minyak yang membentang dari Adas Tal di timur laut kota al- Hassakeh hingga ke
kilang Homs di Suriah Tengah.
Produksi
gas juga merosot dari 28 juta meter kubik menjadi 17 juta karena pemberontak
telah sepenuhnya mengendalikan kilang gasa Deir el-Zour dan al-Jibsseh. Kedua
kilang gas tersebut benar-benar berhenti produksi pada Desember 2012, sedangkan
kilang al- Jibsseh beroperasi kembali pada Agustus dengan tidak lebih dari 50 persen
dari kapasitas aslinya.
Sektor
minyak telah menjadi industri pilar ekonomi Suriah sampai krisis domestik
pecah, karena negara itu memproduksi sekitar 380.000 barel minyak dan
mengekspor sekitar 130.000 barel per hari, merupakan 45 persen dari total
ekspor Suriah. Pada 2010 ekspor minyak Suriah diperkirakan mencapai US$ 3
miliar, sementara pada 2013, Suriah diimpor minyak sebesar US$ 1,7 miliar.
TRANSPORTASI DAN EKONOMI SURIAH
Bandara
yang ada di suriah seperti: Damascus
International Airport, Aleppo International Airport,Deir ez-Zor Airport,Kamishly
Airport, Palmyra,AlThaurah,Bassel Al Assad
Airport Ekonomi suriah
bertumpu pada sektor pertanian dan industri, angkatan kerjanya paling banyak
diserap oleh sektor pertanian. Disamping padi-padian tanaman yang paling banyak
dibudidayakan adalah sayur-sayuran, anggur, dan buah-buahan lainnya. Sebagian
hasil pertanian dapat diekspor kendati nilainya kecil misalnya padi-padian dan
tembakau.
Pemeliharaan ternak, terutama kambing dan domba merupakan
salah satu mata pencaharian penting di gurun dan daerah stepa, tetapi usaha ini
hanya berpotensi kecil untuk diekspor.
Di luar minyak hanya sedikit bahan mineral penting yang
terdapat di syuriah diantaranya fosfat. Proyek industri modern suriah
kebanyakan berada di sekitar Damascus, Haleb dan Homs. Industri terpenting
adalah tekstil, gula, gelas, semen, pupuk, aspal, sabun dan bahan
pangan.Industri pariwisata syuriah berkembang dengan objek wisata utama berupa
tempat-tempat bersejarah dan reruntuhan bangunan tua. Neraca perdagangan luar
negeri suriah tidak seimbang, dan negeri ini menderita defisit perdagangan,
sehingga ekonominya sangat tergantung pada bantuan luar negeri.
Pergolakan politik yang terjadi di
Suriah selama lebih dari satu tahun terakhir ini telah menyebabkan ketegangan
politik internasional, terutama di wilayah Timur-Tengah, dan melemahnya
perekonomian Suriah. Beberapa negara tetangga Suriah telah menarik duta
besarnya dari negara Suriah dengan sejumlah alasan seperti situasi keamanan
yang tidak kondusif, pergolakan politik berdarah, hingga tragedi kemanusiaan.
Negara-negara sekutu tradisional Suriah sepertiIran, Rusia danChinapun telah
turut aktif meminta pemerintah Suriah untuk menghentikan segala bentuk tindakan
represif dan aksi-aksi kekerasan terhadap faksi-faksi oposisi Suriah.
Hubungan Suriah
dengan Negara-Negara Arab Teluk (Gulf Countries Cooperation/ GCC) sedang
mengalami keterpurukan dan tergolong paling parah saat ini, yang ditandai
dengan penutupan kantor-kantor kedutaan Besar negara-negara anggota GCC di
Damaskus. Kementerian Luar Negeri Saudi Arabia memutuskan untuk menutup kantor
kedutaan besarnya di Damaskus serta memulangkan semua diplomat dan karyawan
kedutaan dari ibu kotaSuriah itu. Hal serupa juga dilakukan oleh beberap
negeara Arab Teluk lainnya seperti Uni Emirat Arab, Oman, Kuwait, dan Qatar,
bahkan Bahrain telah lebih dulu melakukannya.
Aktivitas
perdagangan internasional antara Suriah dengan negara-negara tetangganya
seperti Turki, Jordania, dan Lebanon pun terhenti akibat situasi keamanan yang
tidak kondusif, sehingga ekspor minyak Suriah yang sejak tahun 2005 memproduksi
sekitar 425.000 barrel per hari juga praktis mengalami kemacetan. Dampak buruk
lainnya akibat pergolakan politik yang terjadi di Suriah adalah terus
merosotnya kurs lira (mata uang Suriah) terhadap dollar Amerika
Serikat (AS), yakni ketika nilai 1 dollar AS mencapai 100 lira pada pekan ini
sedangkan dua pekan yang lalu nilai 1 dollar AS mencapai 75 lira. Bahkan jika
dibandingkan dengan tahun 2011, 1 dollar AS justru sama dengan sekitar 40 lira
sehingga terjadi penurunan nilai yang cukup tajam dari mata uang Suriah
terhadap mata uang dollar AS.
Turunnya nilai
mata uang lira hingga lebih dari 50 persen, jika dibandingkan dengan tahun
2011, merupakan dampak dari sanksi-sanski ekonomi yang diberikan oleh Liga
Arab, Uni Eropa, dan Amerika Serikat terhadap Suriah sehingga membuat
perekonomian negara itu melemah. Dampak ekonomi lainnya adalah cadangan devisa
Suriah yang menurun drastis dari sekitar 17 miliar dollar AS, perkiraan tengah
tahun 2011, menjadi hanya setengah miliar dollar AS (pada tahun 2012), serta
Inflasi yang terus meningkat sehingga barang-barang impor menjadi lebih mahal.
Selain itu, sektor pariwisata Suriah juga mengalami kemunduran sehingga
menyebabkan kerugian 1 miliar dollar AS, serta berhenti totalnya arus masuk
investasi asing ke Suriah, terutama dari negara-negara Arab Teluk, yang telah
merambah ke berbagai sektor
Pergolakan
politik yang terjadi di Suriah selama satu tahun terakhir ini telah menyebabkan
situasi keamanan yang tidak kondusif, pemberian sanksi ekonomi internasional,
dan ketegangan hubungan diplomatik yang mengakibatkan perekonomian Suriah jatuh
ke titik terendah dalam beberapa dekade terakhir ini. Hal ini ditandai dengan
menurunnya kurs mata uang lira, meningkatnya inflasi, terhenti totalnya arus
investasi asing, aktivitas perdagangan internasional (terutama minyak) yang
terhenti, dan meningkatnya harga barang impor, serta sektor pariwisata yang
mengalami kerugian.
Akibat
perekonomian Suriah yang terus menerus terpuruk dan berada di titik nadir dalam
beberapa dekade terakhir ini, rakyat Suriah dilanda kepanikan luar biasa yang
ditandai dengan perilaku panic buying. Hal ini terlihat jelas dari
ramai-ramainya warga Suriah menggunakan mata uang lira untuk membeli barang apa
saja karena khawatir kurs lira semakin merosot sehingga daya beli lira pun ikut
merosot tajam. Tingkat kemiskinan juga semakin meningkat dengan tidak
dinaikkannya gaji pegawai negeri dan swasta untuk menghadapi kenaikan tingkat
inflasi. Namun dengan situasi perekonomian yang mulai menampakkan tanda-tanda
krisis itu,Presiden Bashar Al-Assad masih dapat bertahan di kursi kekuasaannya.
KERJA SAMA LUAR NEGERI
Sejak Bashar Assad terpilih sebagai presiden Suriah yang
baru, kebijaksanaan dasar politik luar negerinya masih tetap mempertahankan
pada faham nasionalisme yang progresif, anti imperalisme dan zionesme
serta diabadikan bagi kepentingan kebangkitan kembali
bangsa Suriah khususnya dan bangsa-bangsa Arab umumnya yang bercita-cita menuju
masyarakat modern yang menganut pola sosialis, bebas dari penguasaan Israel
atas sebagian wilayah Arab.
Hubungan politik Indonesia – Suriah telah dimulai sejak
pengakuan ”de jure” Suriah terhadap Republik Indonesia pada tanggal 2 Juli
1947. Hubungan diplomatik kedua negara dimulai tahun 1950. Indonesia
menempatkan seorang Kuasa Usaha di Damascus tahun 1955. Pada saat Suriah bergabung dengan Mesir dalam ”
Republik Persatuan Arab tahun 1959, Perwakilan RI di Damascus dirubah menjadi
Konsulat jenderal dan ketika RPA pecah tahun 1961, konsulat jenderal di
Damascus kembali menjadi KBRI.
Antara kedua negara terdapat ” memorandum Saling
pengertian mengenai pembentukan Konsultasi Bilateral” yang ditandatangani di
jakarta tanggal 27 Juni 1997, guna mengkaji kembali seluruh aspek yang ada
ddalam hubungan bilateral di bidang politik, ekonomi, perdaganagan, teknik,
kebudayaan dan untuk melakukan pertukaran pandangan mengenai masalah-masalah
internasional yang menjadi kepentingan berssama serta interaksi di area
internasional.
Kerjasama di fora internasional antara kedua negara juga
berkembang baik tercermin dari saling
memnita/memberi dukungan dalam pencalonan untuk menduduki posisi/jabatan
pada organisasi-organisasi internasional. Di samping itu, hal ini juga didorong
oleh peranan menonjol Suriah di PBB dan berbagai organisasi internasional atau
regional lainnya, seperti dalam GNB, OKI dan Liga Arab. Dalam menyikapi masalah
internasional seperti Irak, Suriah dalam kerangka Liga Arab mempunyai pandangan
yang sama dengan Indonesia.
Hubungan bilateral kedua negara semakin ditingkatkan
dengan kunjungan Menlu RI ke Suriah tanggal 4 – 5 Februari 2007. dalam kunjungan
ini ditandatangani dua kesepakatan bidang ekonomi kedua negara antara lain Agreement on Economic, Scientific, and
tecnical cooperation dan memorandum of
Understanding on the establishment of a Joitnt Commission for the
econoic, Sientific, technical, and
Cultural Cooperation. Kedua pihak juga sepakat untuk meningkatkan
pertukaran kunjungan pejabat di antara kedua negara. Dalam kaitan ini, Presiden
Suriah bersedia unutk berkunjung ke Indonesia pada paruh kedua tahun 2007.
Terkait dengan peran aktif Indonesia di Timur Tengah,
terungkap bahwa Pemerintah Suriah justru mengharapkan peran aktif Indonesia
dalam penyelesaian konflik Timur Tengah.
Pemerintah Suriah menilai bahwa keanggotaan Indonesia di DK PBB merupakan
kesempatan yang dapat dimanfaatkan Indonesia untuk berperan aktif di Timur
tengah mengingat berbagai upaya yang dilakukan AS, Uni Eropa, dan beberapa
negara Arab telah gagal dalam melakukan mediasi untuk meredakan ketegangan dan
melanjutkan perundingan proses perdamaian di Timur Tengah.
BUDAYA
Pertempuran telah merusak situs-situs
dan gedung-gedung bersejarah di seluruh negeri, dari Masjid Umayyad di Aleppo
sampai kastil Crac des Chevaliers yang dibangun pada abad ke
13.Sejak Partai Baath berkuasa, kehidupan pers diatur sedemikian rupa agar
selaras dengan model pers sosialis. Sebagian besar publikasi diterbitkan oleh
organisasi-organisasi massa seperti organisasi politik, Agama, asosiasi profesi
dan serikat pekerja sementara sebagian lagi diterbitkan oleh Lembaga
pemerintah. Di Suriah tidak mungkin diterbitkan surat kabar atau majalah yang
isinya tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah. . Seluruh media massa diawasi
oleh pemerintah dan Partai Baath. Pers berfungsi sebagai alat propaganda
pemerintah untuk membina dan membentuk opini publik ynang mendukung
kebijakan-kebijakan pemerintah. Meskipun demikian sejak pemerintahan Presiden
Assad telah banyak juga diberikan peluang kebebasan pers, ditandai dengan
sering dikeluarkannya surat izin terbit untuk surtat kabar dan mnajalah swasta,
khususnya harian atau majalah yang menitikberatkan pada masalah-masalah
ekonomi, sosial masyarakat, seni budaya, olahraga dan lain-lain.
Pers Suriah masih memprioritaskan pemebriataan pada upaya
pemecahan konflik di kawasan timur tengah, sementara isu-isu dalam negeri lebih
dititikberatkan pada peliputan kegiatan dan kebijakan Presiden Assad, demikian
pula kegiatan-kegiatan pemerintah dan Partai baath, Pers Suriah juga banyak
mayoriti keberhasilan pembangunan yang dicapai Suriah di berbagaii bidang dan
peranan penting Suriah di dunia Arab
dalam rangka mewujudkan persatuan dan solidaritas negara-negara Arab.
Dari sisi media cetak, harian berbahasa Arab ‘Al- Baath”
merpakan harian paling terkemuka dan mendominasi pembentukan opini publik
karena merupakan harian resmi Partai Sosialis Arab Baath Suriah. Di samping itu
terdapat pula harian nasional berbahasa
Arab :Ats-Tsaurah” dan Tishreen” serta harian berbahasa Inggris ‘the Syria
Times” Radio Suriah juga mengudara dengan gelombang pendek dan menengah dan
dikelola oleh Direktorat jederal Radiao dan televisi. Selain menggunakan bahasa
Arab, Siaran Radio Suriah juga menggunakan bahasa Perancis, rusia, Jerman,
Spannyol, Ibrani dan Turki. Sementara itu sejak tahun 1996 Suriah telah
memiliki tiga saluran televisi nasional dengan bahasa pengantar Arab, Inggris
dan Perancis dan menggunakan jasa satelit Arabsat. Kantor berita resmi Surtiah
yang bernama “Sana” juga dirikan sebagai kantor berita nasional
disamping untuk mengimbangi pemberitaan asing. Di Suriah
juga terdapat banyak kantor berita asing dan Arab antara lain BBC, CNN,
Al-Arabyya, Al-Jazeera dan lain-lain. Sejak tahun 2000, internet juga
diperbolehkan meski sensor dan pengawasan yang ketat tetap diterpkan oleh
pemerintah. Pemerintah Suriah juga melakukan pemblokkan terhadap situs-situs
yang bertentangan dengan arah kebijakan pemerintah, diantanya adalah
situs-situs Yahudi.
PENDIDIKAN
Di bidang pendidikan, pemerintah Suriah menetapkan “wajib belajar9 tahun” yang dimuai pada
usia6 tahun sampai 15 tahun, yaitu untuk tingkat SD/SLP. Kemudian dilanjutkan
pada tingkat SLTA sampaiusia 18 tahun. Pelajar SD sampai SLTA tidak dipungut
bayaran. Buku-buku diberikan secara cuma-cuma oleh negara. Sedangkan di
perguruan tinggi par mahasiswa diharuskan membayar uang sekolah per tahun dan
uang buku yang cukup ringan.
PARIWISATA
Suriah
memiliki dasar yang baik untuk pengembangan dan potensi pariwisata, pemerintah
juga menekankan pentingnya besar untuk pengembangan pariwisata, terutama di
awal abad ke-21, proses reformasi ekonomi di Suriah prioritas untuk
pengembangan pariwisata dengan pengakuan dan dukungan pemerintah, sehingga
akses ke pesatnya perkembangan pariwisata . Menurut angka yang dikeluarkan oleh
Departemen Pariwisata Suriah, pendapatan pariwisata Suriah pada tahun 2004 mencapai
$ 2,2 miliar dibandingkan dengan US $ 1,4 miliar pada tahun 2003, meningkat
sebesar 57%, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Suriah sebesar 615.300.000,
dibandingkan tahun 2003 meningkat sebesar 430 juta 40%. Dimana jumlah
pengunjung dari sekitar negara-negara Arab pada tahun 2003 menjadi
154.000.000-2.350.000 pada tahun 2004, berkembang pesat, jumlah wisatawan di
Eropa dan Amerika Serikat pada tahun 2003 menjadi 22.000.000-30.000.000 pada
tahun 2004, meningkat juga lebih signifikan. Selain itu, peningkatan yang
substansial dalam pengunjung, Suriah masing-masing hotel tinggal pengunjung
dari tahun 2002 meningkat sebesar 43 persen, tingkat hunian hotel mencapai 66%.Sementara
itu, pengembangan pariwisata Suriah masih memiliki potensi besar, jumlah
pengunjung yang diharapkan pada tahun 2015 akan mencapai 12 juta orang setiap
tahun, pertumbuhan pariwisata untuk meningkatkan posisi industri dalam
perekonomian nasional, pemerintah telah mengambil berbagai langkah untuk
mempromosikan industri pariwisata arah pembangunan, untuk memaksimalkan
pengembangan dan penggunaan sumber daya pariwisata yang ada.Inisiatif utama
meliputi
(A)
secara aktif membentuk citra proyek, dan secara aktif mengundang media
internasional dan ahli pariwisata internasional untuk mengunjungi Suriah,
Suriah untuk mempublikasikan sumber daya pariwisata untuk menarik lebih banyak
wisatawan asing. Dengan banyak negara juga menandatangani perjanjian kerjasama
pariwisata.
(Dua)
untuk secara aktif mempromosikan pembentukan agen-agen perjalanan, kantor
pariwisata didirikan di negara-negara besar dalam rangka untuk mempromosikan
pengembangan pariwisata, meningkatkan anggaran promosi pariwisata, masih aktif
mempersiapkan pembentukan Dana Promosi Pariwisata. Di Internet dan meningkatkan
Kementerian Suriah dari situs Pariwisata, termasuk perjalanan informasi
database yang lengkap, yang diterbitkan dalam surat kabar asing dan asing
reporter perjalanan profesional di Suriah setelah laporan tertulis dan
perjalanan wisata. Delegasi untuk bepergian ke luar negeri untuk berpartisipasi
aktif dalam pameran untuk memperkenalkan pariwisata Suriah.
(Tiga)
secara aktif mendorong investasi asing dalam industri pariwisata. Pemerintah
telah mengambil serangkaian langkah-langkah untuk mendorong investasi dalam
industri pariwisata, proyek investasi pariwisata dalam pelaksanaan "sistem
satu jendela" kebijakan, menyederhanakan prosedur, selama pembangunan
fasilitas wisata dibebaskan dari semua pajak, tujuh tahun setelah dimulainya
fasilitas wisata dibebaskan dari semua pajak, dari dulu 8 tahun mulai memungut
pajak 50%, yang memungkinkan investor asing untuk memiliki tanah dan real
estate yang diperlukan untuk berinvestasi dalam pembangunan fasilitas wisata, memperbaiki
lingkungan pariwisata investasi proyek.
(Empat)
untuk mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
pariwisata, dan berusaha untuk meningkatkan kualitas layanan, meningkatkan
pelatihan karyawan, meningkatkan tingkat hardware, Kementerian Pariwisata
Suriah rencana untuk memperbarui fasilitas wisata yang ada, pemeliharaan, dalam
rangka untuk menarik lebih banyak wisatawan. Sesuai rencana yang ada 36.000
tempat tidur (437 hotel) meningkat menjadi 2020 180 000 tempat tidur.
(Lima)
untuk secara aktif mempromosikan keberagaman pariwisata konten. Suriah telah
menjadi wisata religi sebagai prioritas, keragaman Islam dan situs Kristen ke
pasar pariwisata. Rute wisata tradisional relatif sederhana, penurunan berbagai
monumen berorientasi wisata sejarah, tempat-tempat musim panas dan musim panas
resor tepi laut berbasis. Awal abad ke-21 tingkat Suriah pengembangan sumber
daya pariwisata tidak cukup, Anda juga harus terus mengembangkan mendalam,
pembentukan beberapa proyek wisata terpadu, dan secara bertahap mengurangi
jenis tamasya belaka pariwisata. Untuk tujuan ini, pemerintah Suriah sedang
mempertimbangkan menawarkan berbagai proyek pariwisata, seperti pariwisata dan
festival belanja di musim gugur, Silk Festival budaya Road, konten ini kaya
perjalanan. Penggunaan berbagai situs dan pemandangan alam Suriah, kaya
penawaran produk pariwisata, mengembangkan cara-cara baru perjalanan, seperti
pariwisata thalassotherapy, wisata alam, wisata kesehatan (pegunungan, air
panas), gurun pariwisata (tenda gurun, perjalanan jip, kafilah), sungai Travel
(Efrat), olahraga pariwisata (menembak, berkuda, golf, ski air dan
sandboarding) dan sebagainya. Khususnya, untuk memperkuat konsep baru
pariwisata budaya dalam upaya untuk pariwisata, pembangunan, dan budaya
bersama, menyingkirkan wisata sejarah sederhana melalui gaya kehidupan
sehari-hari dan adat istiadat, ritual dan rakyat warisan berwujud dan tidak
berwujud lainnya sehari-hari, sehingga pengunjung dari masing-masing aspek
pemahaman yang komprehensif tentang sejarah dan budaya yang kaya dari Suriah.
IKLIM DAN MUSIM
Suriah mengalami iklim laut tengah yang ekstrim dengan
pengaruh gurun di bagian timur dan selatan. Musim hujan di negara ini
berlansung dari september hingga mei, dan hujan lebat turun dari bulan desember
hingga maret. Di pantai musim dingin sangat lembut dengan suhu siang 15-20
derjat. Pada musim dingin suhu di pedalaman lebih dingin sedangkan suhu di
pegunungan dapat turun di bawah titik beku dan salju dapat turun dengan lebat.
Di gurun sering juga turun salju.
Pada musim panas, suhu di pedalaman sering mencapai 40°
C. Daerah pantai dan pegunungan lebih dingin, tetapi dimana-mana musim panas
merupakan suatu masa kekeringan dan langit hampir tanpa awan.
FLORA DAN FAUNA
Gurun suriah tidak terlalu kering untuk kehidupan
tumbuh-tumbuhan pada musim semi gurun itu tampak cerah dengan bunga-bunga liar
yang bewarna-warni tapi ini tidak lama. Rumput-rumput juga tumbuh sedikit
tetapi cukup untuk kambing, biri-biri dan unta. Suriah bagian barat ditumbuhi
perdu yang pendek di sana sini dan hutannya ditumbuhi hutan ek, pinus, cedar,
zaitun liar dan semacam cemara. Hutan lindung yang paling baik terdapat di
peg.ansariah.
Gazele masih dapat ditemulan di gurun bersama dengan
kelinci, rubah, dan binatang pengerat. Bagian pedalaman pegunungan sering di
datangi kucing liar, serigala, babi liar, dan bahkan beruang. Unggas liar hidup
di daerah rawa-rawa di sekitar danau tertentu. Di danau yang besar dan sungai
terdapat ikan trout dan jenis-jenis ikan air tawar lainnya.
No comments:
Post a Comment