Tuesday, August 14, 2018

Profil Lengkap Negara Suriah



SURIAH


Republik Arab Suriah (bahasa Arab: الجمهورية العربية السوريةal-jumhūriyyaħ al-ʕarabiyyaħ as-sūriyyaħ; bahasa Inggris: Syria), adalah negara yang terletak di Timur Tengah, dengan negara Turki di sebelah utara, Irak di Timur, Laut Tengah di barat dan Yordania di selatan. Suriah beribukotaDamaskus.

SEJARAH SURIAH

Suriah merupakan salah satu pusat peradaban paling tua di muka bumi. Penggalian oleh para arkeolog pada 1975 di Kota Ebla bagian utara Suriah menunjukkan, sebuah kerajaan Semit sempat berdiri dan menyebar dari Laut Merah ke Turki dan Mesopotamia pada 2500-2400SM.
Etnis Suriah diketahui merupakan etnis Semit dengan 90 persen terdiri atas warga Muslim, 74 persen Sunni dan 16 persen terdiri atas kelompok Muslim lainnya termasuk Alawi, Syiah dan Druze. Sementara 10 persen adalah warga Kristen.Pada 1920, sebuah kerajaan Arab dibawah kekuasaan Raja Faysal dari keluarga Hashimiah didirikan di Suriah. Tidak hanya menjadi raja Suriah namun Raja Faysal juga menjadi Raja di Irak. Kekuasaannya di Suriah berakhir seiring dengan kekalahan pasukannya melawan Prancis dalam pertempuran Maysalun.

Selama beberapa tahun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meletakkan Suriah di bawah mandat Prancis sebelum akhirnya Prancis terpuruk pada 1940. Kendali atas Suriah pun segera diambil Pemerintahan Vichy hingga Pemerintah Inggris dan Prancis kembali menjajah negara tersebut pada Juli 1941.Demikian ditulis State Sabtu (18/8/2012)
Namun penjajahan ini sendiri tidak berlangsung lama karena kelompok nasionalis Suriah mendesak agar Prancis segera menarik keluar pasukannya dari Suriah pada April 1946. Suriah pun ditinggalkan Prancis dalam kendali pemerintahan republik yang telah lebih dulu terbentuk ketika Prancis memegang mandat PBB atas negara itu.Kendati perkembangan ekonomi Suriah berlangsung pesat diikuti dengan deklarasi kemerdekaan pada 17 April 1946, namun pergolakan politik justru terjadi di Negara itu pada 1960-an.

Suriah dan Mesir diketahui sempat bersatu membentuk Republik Persatuan Arab, namun persatuan ini tidak berhasil sehingga memicu terjadinya kudeta militer pada 28 September 1961. Suriah pun akhirnya memisahkan diri dan bangkit kembali sebagai Negara Republik Suriah. Kabinet baru pun dibentuk di bawah baying-bayang partai ba’ath.
Kudeta militer kembali terjadi pada 13 November 1970 dimana Menteri Pertahanan Suriah saat itu Hafiz al-Asad menobatkan dirinya sebagai Perdana Menteri. Setelah 30 tahun berkuasa penuh atas Suriah pada 10 Juni 2000 Hafiz al-Assad pun dilaporkan tutup usia.
Pada masa ini perubahan konstitusi pun terjadi, dimana parlemen menghendaki usia minimun bagi presiden adalah 40-43 tahun. Perubahan ini memungkinkan putra Hafiz al-Assad, Bashar al-Assad untuk terpilih sebagai presiden dimana ia maju mencalonkan diri tanpa pesaing. Bashar al-Assad secara resmi dilantik pada 17 Juli 2000 untuk masa jabatan 7 tahun.

ADMINISTRASI

Pengungsi suriah menghadapi masalah administrasi, Konflik yang terjadi di Suriah telah mengakibatkan ribuan bahkan hingga ratusan ribu penduduk Suriah mengungsi ke sejumlah negara tetangga seperti Turki, Lebanon, dan Yordania. Tak sedikit diantara mereka adalah para ibu hamil.
Banyak orang tua yang menjadi pengungsi menghadapi beberapa tantangan karena mereka tidak bisa mencatatkan kelahiran anak-anak mereka. Sebagian besar pengungsi Suriah di Lebanon menolak untuk pergi ke Kedutaan Besar Suriah karena faktor keamanan,

DEMOGRAFI SURIAH

Penduduk Suriah menurut sensus tahun 1985 diperkirakan 10.267.000 orang. Pertumbuhan 3,4%, sehingga diperkirakan penduduk Suriah sekarang sekitar 18.154.092 orang. Di samping orang Arab, penduduk Suriah juga terdiri dari berbagai ras, seperti Kurdi, Turki, Armenia dan Druze. Bahasa yang dipahami oleh hampir seluruh orang Suriah adalah bahasa Arab. Bahasa Kurdi dipergunakan di perbatasan utara, Armenia di kota-kota, Turki di utara dan Aramaic (bahasa Jesus) di tiga desa, satunya di Malula, 56 kilometer dari Damaskus. Agama, Islam (86%) dengan mayoritas Sunni. Agama minoritas terdiri dari Kristen, Druze dan Yahudi.
Meskipun mungkin hanya 5% dari penduduk Suriah menyebut diri Kristen, sebenarnya hanya sekelompok kecil saja yang memiliki hubungan yang aktif dan dinamis dengan Kristus. Sayangnya, banyak sekali yang namanya saja orang-orang “Kristen” (KTP) dan mempunyai perilaku yang buruk sehingga bukan merupakan saksi Kristus yang baik. Gambaran Muslim tentang umat Kristen adalah bahwa mereka politheis (menyembah banyak dewa) yang suka mabuk-mabukan, bermoral rendah, dan pemakan babi (binatang yang menjijikkan dan haram bagi Muslim). Oleh karena itu, kalau ada warga mereka yang “masuk Kristen” hal itu dianggap sebagai suatu kompromi, sesuatu yang sangat memalukan dan dosa besar. Hanya ada sedikit orang Kristen Suriah yang secara aktif berusaha memberitakan tentang Kristus kepada para Muslim. Ada yang suka memakai cara “berdebat” tetapi jarang sekali berhasil.
Penduduk kebanyakan orang hidup di lembah Sungai Efrat dan di sepanjang dataran pantai , strip subur antara pegunungan pesisir dan padang pasir . Kepadatan penduduk secara keseluruhan di Suriah adalah sekitar 99 per km ² ( 258 per mil persegi ) . Menurut Survey Pengungsi Dunia 2008, yang diterbitkan oleh Komite AS untuk Pengungsi dan Imigran , Suriah host populasi pengungsi dan pencari suaka yang jumlahnya sekitar 1.852.300 . Sebagian besar penduduk ini dari Irak ( 1.300.000 ) , namun populasi yang cukup besar dari mantan Palestina ( 543.400 ) dan Somalia ( 5.200 ) juga tinggal di negara ini. Lebih dari 7 juta warga Suriah telah mengungsi , dan lebih dari 2,1 juta warga Suriah melarikan diri dari negaranya dan menjadi pengungsi sejak pecahnya perang sipil pada Maret 2011.

POLITIK DAN PEMERINTAHAN

Krisis politik Suriah yang terjadi antara pihak pemerintah pimpinan Presiden Bashar Al Assad dengan pihak oposisi dan pemberontak bersenjata telah melibatkan beberapa negara besar dan berpengaruh seperti Rusia, China dan Iran di satu sisi serta Amerika Serikat, Saudi Arabia, Turki, Inggris dan Perancis di sisi lain. Negara-negara tersebut mengambil sikap dan posisi politik yang berbeda terhadap Suriah sesuai dengan kepentingan politik nasional dan situasi geopolitik internasional yang dihadapi oleh masing-masing Negara.
China dan Iran memiliki kecenderungan sikap dan posisi politik pro terhadap rezim Presiden Bashar Al-Assad maka Saudi Arabia, Turki, Inggris, Perancis dan Amerika Serikat (AS) cenderung bersikap dan mengambil posisi politik kontra terhadap rezim ‘status quo’ dan otoriter tersebut.
Hal ini menyebabkan lima negara anggota tetap Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yakni AS, Inggris, Perancis, Rusia dan China, gagal mencapai kesepakatan konstruktif untuk menyelesaikan krisis politik dan kemanusiaan di Suriah. Bahkan Rusia selalu menggunakan hak vetonya untuk menggagalkan usulan draft resolusi DK PBB yang dinilai merugikan kepentingan rezim Assad di Suriah.   
 Kegagalan DK PBB dalam menemukan kata sepakat untuk menyelesaikan krisis Suriah telah menyebabkan konflik berlarut-larut dan korban jiwa yang terus bertambah di Suriah. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi manusia (HAM), sebuah organisasi pengawas HAM, menyatakan bahwa jumlah korban tewas sejak awal pemberontakan, Maret 2011, berjumlah 110.437 orang meliputi 40.146 orang warga sipil yang terdiri dari hampir 4.000 orang perempuandan lebih dari 5.800 anak-anak.

 Lembaga itu juga merilis laporan mengenai tewasnya 21.850 orang pejuang pemberontak, 27.654 tentara Suriah, 17.824 milisi pro rezim Assad dan 171 anggota Hizbullah, Syi’ah.Lebanon, serta 2.726 korban tewas tanpa identitas (31 Agustus 2013).
Sebagai salah satu anggota DK PBB Rusia memilih sikap dan posisi politik untuk menjaga status quo dan stabilitas politik Suriah karena kedua negara memiliki hubungan historis dan diplomatik yang sangat erat dan lama sejak masa Uni Soviet.
Rusia konsisten menentang keras intervensi militer asing dalam bentuk apa pun terhadap Suriah serta giat membangun opini internasional guna mendukung proses negosiasi dan perundingan damai sebagai satu-satunya solusi untuk mengakhiri krisis politik dan kemanusiaan di Suriah.

Pemerintah Rusia pun meragukan penggunaan senjata kimia oleh rezim Bashar Al Assad untuk menyerang pihak oposisi dan pemberontak Suriah; bahkan negeri ‘Beruang Merah’ itu justru menuding pihak pemberontaklah yang menggunakan senjata kimia ‘Gas Sarin’ terhadap tentara dan rakyat Suriah guna memancing intervensi militer negara-negara ‘Barat’.
Pemerintah AS menuduh Pemerintah Iraq di bawah rezim Saddam Husein memiliki Senjata Pemusnah Massal (Weapon Mass Destruction/WMD) dan menggunakannya untuk menye-rang kelompok oposisi dan separatis Kurdistan. Meskipun data tersebut dianggap oleh PBB sebagai data yang salah, namun AS tetap menggunakannya sebagai alasan pembenar untuk menyerang Irak pada 2003.

Adapun Pemerintah AS, Inggris, Turki dan Perancis berkeyakinan bahwa senjata kimia ‘Gas Sarin’ telah digunakan oleh Rezim Bashar Al Assad untuk menyerang pihak oposisi dan pasukan pemberontak anti pemerintah hingga menewaskan ribuan korban jiwa.
Sejak tahun 1972 Presiden Suriah, Hafez Al-Assad, telah menandatangani perjanjian pakta pertahanan keamanan dengan Uni Soviet, bahkan pemerintah Moskow telah mengirimkan bantuan senjata kepada Suriah senilai 135 juta US$ sepanjang era itu. Perjanjian ini kemudian diperpanjang selama 20 tahun terakhir melalui penandatangan pakta kerja sama lanjutan oleh Presiden Suriah, Hafez Al Assad, dan Sekretaris Jenderal (Sekjend) Uni Soviet, Leonid Brezhnev,pada tahun 1980.
Dengan demikian Pemerintah Rusia bermaksud mempertahankan aliansi politik tradisionalnya dengan Suriah sembari mengamankan fasilitas pangkalan militer luar negeri terakhirnya di Pelabuhan Tartous dengan cara mendukung terwujudnya status quo dan stabilitas politik Suriah di bawah rezim Presiden Bashar Al Assad.
Rusia juga bermaksud menjadi aktor politik internasional yang mampu mengimbangi dan menandingi peran ‘Polisi Dunia’ yang selama ini diperankan oleh AS, di kawasan Timur Tengah dengan cara membangun aliansi dan kerja sama strategis dalam bidang politik, ekonomi dan militer bersama-sama China dan Iran sebagai sekutu tradisionalnya.  

INDUSTRI DAN PERTANIAN SURIAH

Pertanian menempati posisi penting dalam perekonomian nasional, lima eksportir gandum dunia Arab. Dengan sebagian besar lahan pertanian irigasi, produksi gandum, jelai, kapas, anggur, zaitun, buah ara dan pir, plum dan buah-buahan lainnya. Ekspor kapas dan gandum, dan barley.

Industri minyak yang merupakan sumber atau nyawa utama bagi perekonomian Suriah,Sebagian besar sumur minyak Suriah berada di kawasan timur dan utara negara itu. Suriah, basis industri yang lemah, didominasi oleh ekonomi milik negara, hanya beberapa dekade sejarah industri modern. Ada industri dibagi menjadi industri ekstraktif, industri pengolahan dan industri utilitas. Industri ekstraktif minyak, gas alam, fosfat, marmer dan sebagainya. Industri pengolahan adalah tekstil, makanan, kulit, bahan kimia, semen, tembakau dan sebagainya. Suriah adalah ladang minyak tubing angkutan laut Irak Kirkuk Industri minyak Suriah merosot tajam karena perang saudara yang terus mendera. Media lokal memberitakan bahwa para pemberontak biasa mencuri minyak. Sekitar 8,5 miliar barel minyak, sekitar 40.000 barel setiap hari, dicuri pada akhir kuartal ketiga 2013.Kerudian materialnya mencapai USS 19,1 miliar.

Diperkirakana, lebih dari 20 sumur minyak dibakar dan 128 lainnya dicuri. Direktur jenderal pembangunan minyak, Ali Abbas mengatakan bahwa produksi minyak berat di Suriah telah sepenuhnya dihentikan pada bulan ketiga 2013 dan produksi minyak ringan tidak melebihi 15.000 barel per hari karena serangan berulang terhadap pipa minyak yang membentang dari Adas Tal di timur laut kota al- Hassakeh hingga ke kilang Homs di Suriah Tengah.
Produksi gas juga merosot dari 28 juta meter kubik menjadi 17 juta karena pemberontak telah sepenuhnya mengendalikan kilang gasa Deir el-Zour dan al-Jibsseh. Kedua kilang gas tersebut benar-benar berhenti produksi pada Desember 2012, sedangkan kilang al- Jibsseh beroperasi kembali pada Agustus dengan tidak lebih dari 50 persen dari kapasitas aslinya.
Sektor minyak telah menjadi industri pilar ekonomi Suriah sampai krisis domestik pecah, karena negara itu memproduksi sekitar 380.000 barel minyak dan mengekspor sekitar 130.000 barel per hari, merupakan 45 persen dari total ekspor Suriah. Pada 2010 ekspor minyak Suriah diperkirakan mencapai US$ 3 miliar, sementara pada 2013, Suriah diimpor minyak sebesar US$ 1,7 miliar.


TRANSPORTASI DAN EKONOMI SURIAH

Bandara yang ada di suriah seperti: Damascus International Airport, Aleppo International Airport,Deir ez-Zor Airport,Kamishly Airport, Palmyra,AlThaurah,Bassel Al Assad 
Airport Ekonomi suriah bertumpu pada sektor pertanian dan industri, angkatan kerjanya paling banyak diserap oleh sektor pertanian. Disamping padi-padian tanaman yang paling banyak dibudidayakan adalah sayur-sayuran, anggur, dan buah-buahan lainnya. Sebagian hasil pertanian dapat diekspor kendati nilainya kecil misalnya padi-padian dan tembakau.
Pemeliharaan ternak, terutama kambing dan domba merupakan salah satu mata pencaharian penting di gurun dan daerah stepa, tetapi usaha ini hanya berpotensi kecil untuk diekspor.
Di luar minyak hanya sedikit bahan mineral penting yang terdapat di syuriah diantaranya fosfat. Proyek industri modern suriah kebanyakan berada di sekitar Damascus, Haleb dan Homs. Industri terpenting adalah tekstil, gula, gelas, semen, pupuk, aspal, sabun dan bahan pangan.Industri pariwisata syuriah berkembang dengan objek wisata utama berupa tempat-tempat bersejarah dan reruntuhan bangunan tua. Neraca perdagangan luar negeri suriah tidak seimbang, dan negeri ini menderita defisit perdagangan, sehingga ekonominya sangat tergantung pada bantuan luar negeri.

Pergolakan politik yang terjadi di Suriah selama lebih dari satu tahun terakhir ini telah menyebabkan ketegangan politik internasional, terutama di wilayah Timur-Tengah, dan melemahnya perekonomian Suriah. Beberapa negara tetangga Suriah telah menarik duta besarnya dari negara Suriah dengan sejumlah alasan seperti situasi keamanan yang tidak kondusif, pergolakan politik berdarah, hingga tragedi kemanusiaan. Negara-negara sekutu tradisional Suriah sepertiIran, Rusia danChinapun telah turut aktif meminta pemerintah Suriah untuk menghentikan segala bentuk tindakan represif dan aksi-aksi kekerasan terhadap faksi-faksi oposisi Suriah.
Hubungan Suriah dengan Negara-Negara Arab Teluk (Gulf Countries Cooperation/ GCC) sedang mengalami keterpurukan dan tergolong paling parah saat ini, yang ditandai dengan penutupan kantor-kantor kedutaan Besar negara-negara anggota GCC di Damaskus. Kementerian Luar Negeri Saudi Arabia memutuskan untuk menutup kantor kedutaan besarnya di Damaskus serta memulangkan semua diplomat dan karyawan kedutaan dari ibu kotaSuriah itu. Hal serupa juga dilakukan oleh beberap negeara Arab Teluk lainnya seperti Uni Emirat Arab, Oman, Kuwait, dan Qatar, bahkan Bahrain telah lebih dulu melakukannya.
Aktivitas perdagangan internasional antara Suriah dengan negara-negara tetangganya seperti Turki, Jordania, dan Lebanon pun terhenti akibat situasi keamanan yang tidak kondusif, sehingga ekspor minyak Suriah yang sejak tahun 2005 memproduksi sekitar 425.000 barrel per hari juga praktis mengalami kemacetan. Dampak buruk lainnya akibat pergolakan politik yang terjadi di Suriah adalah terus merosotnya kurs lira (mata uang Suriah) terhadap dollar Amerika Serikat (AS), yakni ketika nilai 1 dollar AS mencapai 100 lira pada pekan ini sedangkan dua pekan yang lalu nilai 1 dollar AS mencapai 75 lira. Bahkan jika dibandingkan dengan tahun 2011, 1 dollar AS justru sama dengan sekitar 40 lira sehingga terjadi penurunan nilai yang cukup tajam dari mata uang Suriah terhadap mata uang dollar AS.

Turunnya nilai mata uang lira hingga lebih dari 50 persen, jika dibandingkan dengan tahun 2011, merupakan dampak dari sanksi-sanski ekonomi yang diberikan oleh Liga Arab, Uni Eropa, dan Amerika Serikat terhadap Suriah sehingga membuat perekonomian negara itu melemah. Dampak ekonomi lainnya adalah cadangan devisa Suriah yang menurun drastis dari sekitar 17 miliar dollar AS, perkiraan tengah tahun 2011, menjadi hanya setengah miliar dollar AS (pada tahun 2012), serta Inflasi yang terus meningkat sehingga barang-barang impor menjadi lebih mahal. Selain itu, sektor pariwisata Suriah juga mengalami kemunduran sehingga menyebabkan kerugian 1 miliar dollar AS, serta berhenti totalnya arus masuk investasi asing ke Suriah, terutama dari negara-negara Arab Teluk, yang telah merambah ke berbagai sektor
Pergolakan politik yang terjadi di Suriah selama satu tahun terakhir ini telah menyebabkan situasi keamanan yang tidak kondusif, pemberian sanksi ekonomi internasional, dan ketegangan hubungan diplomatik yang mengakibatkan perekonomian Suriah jatuh ke titik terendah dalam beberapa dekade terakhir ini. Hal ini ditandai dengan menurunnya kurs mata uang lira, meningkatnya inflasi, terhenti totalnya arus investasi asing, aktivitas perdagangan internasional (terutama minyak) yang terhenti, dan meningkatnya harga barang impor, serta sektor pariwisata yang mengalami kerugian.
Akibat perekonomian Suriah yang terus menerus terpuruk dan berada di titik nadir dalam beberapa dekade terakhir ini, rakyat Suriah dilanda kepanikan luar biasa yang ditandai dengan perilaku panic buying. Hal ini terlihat jelas dari ramai-ramainya warga Suriah menggunakan mata uang lira untuk membeli barang apa saja karena khawatir kurs lira semakin merosot sehingga daya beli lira pun ikut merosot tajam. Tingkat kemiskinan juga semakin meningkat dengan tidak dinaikkannya gaji pegawai negeri dan swasta untuk menghadapi kenaikan tingkat inflasi. Namun dengan situasi perekonomian yang mulai menampakkan tanda-tanda krisis itu,Presiden Bashar Al-Assad masih dapat bertahan di kursi kekuasaannya.


KERJA SAMA LUAR NEGERI

Sejak Bashar Assad terpilih sebagai presiden Suriah yang baru, kebijaksanaan dasar politik luar negerinya masih tetap mempertahankan pada faham nasionalisme yang progresif, anti imperalisme dan zionesme
serta diabadikan bagi kepentingan kebangkitan kembali bangsa Suriah khususnya dan bangsa-bangsa Arab umumnya yang bercita-cita menuju masyarakat modern yang menganut pola sosialis, bebas dari penguasaan Israel atas sebagian wilayah Arab.
Hubungan politik Indonesia – Suriah telah dimulai sejak pengakuan ”de jure” Suriah terhadap Republik Indonesia pada tanggal 2 Juli 1947. Hubungan diplomatik kedua negara dimulai tahun 1950. Indonesia menempatkan seorang Kuasa Usaha di Damascus tahun 1955. Pada saat  Suriah bergabung dengan Mesir dalam ” Republik Persatuan Arab tahun 1959, Perwakilan RI di Damascus dirubah menjadi Konsulat jenderal dan ketika RPA pecah tahun 1961, konsulat jenderal di Damascus kembali menjadi KBRI.

Antara kedua negara terdapat ” memorandum Saling pengertian mengenai pembentukan Konsultasi Bilateral” yang ditandatangani di jakarta tanggal 27 Juni 1997, guna mengkaji kembali seluruh aspek yang ada ddalam hubungan bilateral di bidang politik, ekonomi, perdaganagan, teknik, kebudayaan dan untuk melakukan pertukaran pandangan mengenai masalah-masalah internasional yang menjadi kepentingan berssama serta interaksi di area internasional.
Kerjasama di fora internasional antara kedua negara juga berkembang baik tercermin dari saling  memnita/memberi dukungan dalam pencalonan untuk menduduki posisi/jabatan pada organisasi-organisasi internasional. Di samping itu, hal ini juga didorong oleh peranan menonjol Suriah di PBB dan berbagai organisasi internasional atau regional lainnya, seperti dalam GNB, OKI dan Liga Arab. Dalam menyikapi masalah internasional seperti Irak, Suriah dalam kerangka Liga Arab mempunyai pandangan yang sama dengan Indonesia.

Hubungan bilateral kedua negara semakin ditingkatkan dengan kunjungan Menlu RI ke Suriah tanggal 4 – 5 Februari 2007. dalam kunjungan ini ditandatangani dua kesepakatan bidang ekonomi kedua  negara antara lain  Agreement on Economic, Scientific, and tecnical cooperation dan memorandum of  Understanding on the establishment of a Joitnt Commission for the econoic, Sientific, technical, and  Cultural Cooperation. Kedua pihak juga sepakat untuk meningkatkan pertukaran kunjungan pejabat di antara kedua negara. Dalam kaitan ini, Presiden Suriah bersedia unutk berkunjung ke Indonesia pada paruh kedua tahun 2007.
Terkait dengan peran aktif Indonesia di Timur Tengah, terungkap bahwa Pemerintah Suriah justru mengharapkan peran aktif Indonesia dalam penyelesaian konflik Timur Tengah.  Pemerintah Suriah menilai bahwa keanggotaan Indonesia di DK PBB merupakan kesempatan yang dapat dimanfaatkan Indonesia untuk berperan aktif di Timur tengah mengingat berbagai upaya yang dilakukan AS, Uni Eropa, dan beberapa negara Arab telah gagal dalam melakukan mediasi untuk meredakan ketegangan dan melanjutkan perundingan proses perdamaian di Timur  Tengah.

BUDAYA

Sejak Partai Baath berkuasa, kehidupan pers diatur sedemikian rupa agar selaras dengan model pers sosialis. Sebagian besar publikasi diterbitkan oleh organisasi-organisasi massa seperti organisasi politik, Agama, asosiasi profesi dan serikat pekerja sementara sebagian lagi diterbitkan oleh Lembaga pemerintah. Di Suriah tidak mungkin diterbitkan surat kabar atau majalah yang isinya tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah. . Seluruh media massa diawasi oleh pemerintah dan Partai Baath. Pers berfungsi sebagai alat propaganda pemerintah untuk membina dan membentuk opini publik ynang mendukung kebijakan-kebijakan pemerintah. Meskipun demikian sejak pemerintahan Presiden Assad telah banyak juga diberikan peluang kebebasan pers, ditandai dengan sering dikeluarkannya surat izin terbit untuk surtat kabar dan mnajalah swasta, khususnya harian atau majalah yang menitikberatkan pada masalah-masalah ekonomi, sosial masyarakat, seni budaya, olahraga dan lain-lain.

Pers Suriah masih memprioritaskan pemebriataan pada upaya pemecahan konflik di kawasan timur tengah, sementara isu-isu dalam negeri lebih dititikberatkan pada peliputan kegiatan dan kebijakan Presiden Assad, demikian pula kegiatan-kegiatan pemerintah dan Partai baath, Pers Suriah juga banyak mayoriti keberhasilan pembangunan yang dicapai Suriah di berbagaii bidang dan peranan penting  Suriah di dunia Arab dalam rangka mewujudkan persatuan dan solidaritas negara-negara Arab.

Dari sisi media cetak, harian berbahasa Arab ‘Al- Baath” merpakan harian paling terkemuka dan mendominasi pembentukan opini publik karena merupakan harian resmi Partai Sosialis Arab Baath Suriah. Di samping itu terdapat pula harian  nasional berbahasa Arab :Ats-Tsaurah” dan Tishreen” serta harian berbahasa Inggris ‘the Syria Times” Radio Suriah juga mengudara dengan gelombang pendek dan menengah dan dikelola oleh Direktorat jederal Radiao dan televisi. Selain menggunakan bahasa Arab, Siaran Radio Suriah juga menggunakan bahasa Perancis, rusia, Jerman, Spannyol, Ibrani dan Turki. Sementara itu sejak tahun 1996 Suriah telah memiliki tiga saluran televisi nasional dengan bahasa pengantar Arab, Inggris dan Perancis dan menggunakan jasa satelit Arabsat. Kantor berita resmi Surtiah yang bernama “Sana” juga dirikan sebagai kantor berita nasional
disamping untuk mengimbangi pemberitaan asing. Di Suriah juga terdapat banyak kantor berita asing dan Arab antara lain BBC, CNN, Al-Arabyya, Al-Jazeera dan lain-lain. Sejak tahun 2000, internet juga diperbolehkan meski sensor dan pengawasan yang ketat tetap diterpkan oleh pemerintah. Pemerintah Suriah juga melakukan pemblokkan terhadap situs-situs yang bertentangan dengan arah kebijakan pemerintah, diantanya adalah situs-situs Yahudi.

PENDIDIKAN

Di bidang pendidikan, pemerintah Suriah menetapkan “wajib belajar9 tahun” yang dimuai pada usia6 tahun sampai 15 tahun, yaitu untuk tingkat SD/SLP. Kemudian dilanjutkan pada tingkat SLTA sampaiusia 18 tahun. Pelajar SD sampai SLTA tidak dipungut bayaran. Buku-buku diberikan secara cuma-cuma oleh negara. Sedangkan di perguruan tinggi par mahasiswa diharuskan membayar uang sekolah per tahun dan uang buku yang cukup ringan.

PARIWISATA


Suriah memiliki dasar yang baik untuk pengembangan dan potensi pariwisata, pemerintah juga menekankan pentingnya besar untuk pengembangan pariwisata, terutama di awal abad ke-21, proses reformasi ekonomi di Suriah prioritas untuk pengembangan pariwisata dengan pengakuan dan dukungan pemerintah, sehingga akses ke pesatnya perkembangan pariwisata . Menurut angka yang dikeluarkan oleh Departemen Pariwisata Suriah, pendapatan pariwisata Suriah pada tahun 2004 mencapai $ 2,2 miliar dibandingkan dengan US $ 1,4 miliar pada tahun 2003, meningkat sebesar 57%, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Suriah sebesar 615.300.000, dibandingkan tahun 2003 meningkat sebesar 430 juta 40%. Dimana jumlah pengunjung dari sekitar negara-negara Arab pada tahun 2003 menjadi 154.000.000-2.350.000 pada tahun 2004, berkembang pesat, jumlah wisatawan di Eropa dan Amerika Serikat pada tahun 2003 menjadi 22.000.000-30.000.000 pada tahun 2004, meningkat juga lebih signifikan. Selain itu, peningkatan yang substansial dalam pengunjung, Suriah masing-masing hotel tinggal pengunjung dari tahun 2002 meningkat sebesar 43 persen, tingkat hunian hotel mencapai 66%.Sementara itu, pengembangan pariwisata Suriah masih memiliki potensi besar, jumlah pengunjung yang diharapkan pada tahun 2015 akan mencapai 12 juta orang setiap tahun, pertumbuhan pariwisata untuk meningkatkan posisi industri dalam perekonomian nasional, pemerintah telah mengambil berbagai langkah untuk mempromosikan industri pariwisata arah pembangunan, untuk memaksimalkan pengembangan dan penggunaan sumber daya pariwisata yang ada.Inisiatif utama meliputi

(A) secara aktif membentuk citra proyek, dan secara aktif mengundang media internasional dan ahli pariwisata internasional untuk mengunjungi Suriah, Suriah untuk mempublikasikan sumber daya pariwisata untuk menarik lebih banyak wisatawan asing. Dengan banyak negara juga menandatangani perjanjian kerjasama pariwisata.
(Dua) untuk secara aktif mempromosikan pembentukan agen-agen perjalanan, kantor pariwisata didirikan di negara-negara besar dalam rangka untuk mempromosikan pengembangan pariwisata, meningkatkan anggaran promosi pariwisata, masih aktif mempersiapkan pembentukan Dana Promosi Pariwisata. Di Internet dan meningkatkan Kementerian Suriah dari situs Pariwisata, termasuk perjalanan informasi database yang lengkap, yang diterbitkan dalam surat kabar asing dan asing reporter perjalanan profesional di Suriah setelah laporan tertulis dan perjalanan wisata. Delegasi untuk bepergian ke luar negeri untuk berpartisipasi aktif dalam pameran untuk memperkenalkan pariwisata Suriah.

(Tiga) secara aktif mendorong investasi asing dalam industri pariwisata. Pemerintah telah mengambil serangkaian langkah-langkah untuk mendorong investasi dalam industri pariwisata, proyek investasi pariwisata dalam pelaksanaan "sistem satu jendela" kebijakan, menyederhanakan prosedur, selama pembangunan fasilitas wisata dibebaskan dari semua pajak, tujuh tahun setelah dimulainya fasilitas wisata dibebaskan dari semua pajak, dari dulu 8 tahun mulai memungut pajak 50%, yang memungkinkan investor asing untuk memiliki tanah dan real estate yang diperlukan untuk berinvestasi dalam pembangunan fasilitas wisata, memperbaiki lingkungan pariwisata investasi proyek.

(Empat) untuk mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas pelayanan pariwisata, dan berusaha untuk meningkatkan kualitas layanan, meningkatkan pelatihan karyawan, meningkatkan tingkat hardware, Kementerian Pariwisata Suriah rencana untuk memperbarui fasilitas wisata yang ada, pemeliharaan, dalam rangka untuk menarik lebih banyak wisatawan. Sesuai rencana yang ada 36.000 tempat tidur (437 hotel) meningkat menjadi 2020 180 000 tempat tidur.

(Lima) untuk secara aktif mempromosikan keberagaman pariwisata konten. Suriah telah menjadi wisata religi sebagai prioritas, keragaman Islam dan situs Kristen ke pasar pariwisata. Rute wisata tradisional relatif sederhana, penurunan berbagai monumen berorientasi wisata sejarah, tempat-tempat musim panas dan musim panas resor tepi laut berbasis. Awal abad ke-21 tingkat Suriah pengembangan sumber daya pariwisata tidak cukup, Anda juga harus terus mengembangkan mendalam, pembentukan beberapa proyek wisata terpadu, dan secara bertahap mengurangi jenis tamasya belaka pariwisata. Untuk tujuan ini, pemerintah Suriah sedang mempertimbangkan menawarkan berbagai proyek pariwisata, seperti pariwisata dan festival belanja di musim gugur, Silk Festival budaya Road, konten ini kaya perjalanan. Penggunaan berbagai situs dan pemandangan alam Suriah, kaya penawaran produk pariwisata, mengembangkan cara-cara baru perjalanan, seperti pariwisata thalassotherapy, wisata alam, wisata kesehatan (pegunungan, air panas), gurun pariwisata (tenda gurun, perjalanan jip, kafilah), sungai Travel (Efrat), olahraga pariwisata (menembak, berkuda, golf, ski air dan sandboarding) dan sebagainya. Khususnya, untuk memperkuat konsep baru pariwisata budaya dalam upaya untuk pariwisata, pembangunan, dan budaya bersama, menyingkirkan wisata sejarah sederhana melalui gaya kehidupan sehari-hari dan adat istiadat, ritual dan rakyat warisan berwujud dan tidak berwujud lainnya sehari-hari, sehingga pengunjung dari masing-masing aspek pemahaman yang komprehensif tentang sejarah dan budaya yang kaya dari Suriah.

IKLIM DAN MUSIM

Suriah mengalami iklim laut tengah yang ekstrim dengan pengaruh gurun di bagian timur dan selatan. Musim hujan di negara ini berlansung dari september hingga mei, dan hujan lebat turun dari bulan desember hingga maret. Di pantai musim dingin sangat lembut dengan suhu siang 15-20 derjat. Pada musim dingin suhu di pedalaman lebih dingin sedangkan suhu di pegunungan dapat turun di bawah titik beku dan salju dapat turun dengan lebat. Di gurun sering juga turun salju.

Pada musim panas, suhu di pedalaman sering mencapai 40° C. Daerah pantai dan pegunungan lebih dingin, tetapi dimana-mana musim panas merupakan suatu masa kekeringan dan langit hampir tanpa awan.

FLORA DAN FAUNA

Gurun suriah tidak terlalu kering untuk kehidupan tumbuh-tumbuhan pada musim semi gurun itu tampak cerah dengan bunga-bunga liar yang bewarna-warni tapi ini tidak lama. Rumput-rumput juga tumbuh sedikit tetapi cukup untuk kambing, biri-biri dan unta. Suriah bagian barat ditumbuhi perdu yang pendek di sana sini dan hutannya ditumbuhi hutan ek, pinus, cedar, zaitun liar dan semacam cemara. Hutan lindung yang paling baik terdapat di peg.ansariah.
Gazele masih dapat ditemulan di gurun bersama dengan kelinci, rubah, dan binatang pengerat. Bagian pedalaman pegunungan sering di datangi kucing liar, serigala, babi liar, dan bahkan beruang. Unggas liar hidup di daerah rawa-rawa di sekitar danau tertentu. Di danau yang besar dan sungai terdapat ikan trout dan jenis-jenis ikan air tawar lainnya.

No comments:

Post a Comment

loading...